Chapter 3. Kutukan

8 4 0
                                    

-Flashback-

Kim Yohan's Pov

Aku mengunci diri di kamar gelapku dari pagi, memeluk kakiku dan membenamkan wajahku di lutut.

Tidak ada yang boleh melihatku seperti ini. Tidak ada yang boleh melihat aku dalam kondisi separah ini.

.
.

"Yohan," Ayahku mengetuk pintu kamarku, "Ayo keluar nak, apa yang kau lakukan di dalam dari pagi sampai malam begini?"

Jantungku tiba-tiba berdegup kencang. Aku langsung beralih ke pojok kamarku, menatap pintu kamar yang terus digedor oleh ayahku.

Aku tidak mengerti, bagaimana ini bisa terjadi padaku? Aku hanya bermain bersama temanku kemarin di dekat semak-semak, dan...

...makhluk ini menyerangku...

.
.
.
.

dan sekarang dia tinggal di dalamku.
.
.
.
.
.

"YOHAAN!" Ayah semakin menggedor-gedor pintu karena aku tidak memberi respon apapun padanya.

Bagaimana aku bisa menjawab? Aku tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun dengan makhluk macam gurita aneh ini bersarang di mulutku.

Aku hanya dapat menangis sendirian di pojok kamarku. Tanpa ada seorang pun yang dapat menolongku...

---
.
.
.
.

"Ya ampun... kenapa ini bisa terjadi?"

Ayahku menangisi kondisiku yang menyedihkan, yang membuatku merasa sangat bersalah. Sampai sejak ayahku mendobrak pintu kamar dengan paksa, aku masih belum berhenti menangis.

"Apa jangan-jangan kamu punya darah alien?"

Tidak mungkin! Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Ibu dan Ayah orang Korea murni. Bagaimana bisa aku punya darah alien gurita jelek ini?

"Ah tidak, aku tidak dapat melihat anakku dikirim ke daratan buangan (wasteland). Tidak bisa ku bayangkan apa yang akan mereka lakukan pada anak kesayanganku."

Aku bergidik ngeri mendengar kata "daratan buangan". Yang aku pernah dengar, tempat itu hanya diperuntukkan untuk menyiksa para alien hina yang masih hidup. Aku tidak bisa membayangkan diriku dikirim paksa ke sana, Tidak!

Gurita yang menyatu dengan mulutku itu terus menggeliat tidak jelas.

Inikah hidupku yang sekarang?

---

-Flashback End-

"Tolong?" Raja Hylian itu terheran, "Apa ada yang bisa kubantu lagi?"

Yohan hanya diam membisu. Matanya yang putus asa itu yang menatap mata biru cerah Alza.

Dongpyo yang melihat kejadian itu menghampiri Yohan, "Umm Hyung, sepertinya tidak baik menceritakan hal itu kepada orang asing bukan?" Ia berbicara dalam bahasa korea yang Yohan mengerti.

"Dongpyo..." Yohan memegangi kedua bahu Dongpyo, "Lelaki itu tau sesuatu tentang monster ini kan? Pasti ada yang bisa dia bantu. Kumohon Dongpyo, aku benar-benar putus asa..."

Melihat temannya yang memohon dengan sangat, anak muda itu menghampiri Alza dengan enggan.

"Bisakah kita bicara sebentar?" Ia berbisik karena hal yang akan ia utarakan agak bersifat rahasia.

"Tentu, ada apa?"

"Apa anda tahu soal makhluk yang bersarang di mulut Yohan?" Dongpyo melirik ke arah Yohan agar Alza tahu siapa yang sedang dibicarakannya.

Alza mengerutkan keningnya, "Apa yang sedang kau maksud, Nak?"

"Tadi di bus Anda bilang kalau Anda lah yang menciptakan makhluk itu, tapi dia kabur dari lab dan Anda mau membawanya pulang."

"Hah? Aku tidak merasa pernah mengatakan hal itu sedikit pun."

"Oh ya ampun," Dongpyo melirik Yohan sambil menggigit jari dengan cemas.

Dia kembali menatap Alza dengan muka memelas, "Ayolah tuan, kumohon cobalah ingat-ingat sedikit saja..."

"Maaf tapi, aku benar-benar tidak ingat apa-ap......" ekspresi Alza berubah dari yang asalnya kebingungan menjadi setenang air. Matanya berubah tajam dan menatap ke arah Yohan. Ia menyeringai jahat.

Seketika semua orang berhenti bergerak, seolah-olah waktu terjeda. Tapi anehnya, Alza dan Yohan tidak terpengaruh sama sekali, mereka dapat bergerak seperti biasa.

Alza berjalan ke arah Yohan masih dengan senyuman jahatnya itu. Tingginya yang hanya sepantar Dongpyo itu mengharuskannya untuk mendongak agar dapat melihat wajah pria korea yang tinggi itu.

"Kenalkan namaku Salman..." ujar Alza, yang sepertinya dirasuki orang lain saat ini.

"Aku adalah seorang ilmuan dari bumi yang sedang bereksperimen dengan dunia yang sekarang kau tinggali ini."

"Tentu, aku bebas mengontrol dunia ini sesuka hatiku, termasuk orang-orang di dalamnya..."

Yohan tidak mengerti bahasa inggris, tetapi anehnya ia dapat mengerti semua yang diucapkan oleh lelaki itu. Mungkin memang benar dia dapat mengontrol orang seperti yang dikatakannya.

"Soal monster di mulutmu itu, biarkan saja dulu. Malah menurutku dia bisa membawa keberuntungan."

Yohan terkejut mendengar perkataan lelaki itu. Bagaimana bisa makhluk mengerikan yang telah membuat hidupnya sejak kecil sengsara membawa keberuntungan?!

"Jadi, Akhi.... Sampai berjumpa lagi~" Salman memegang kepala Yohan dengan satu tangannya, dan dengan sekejap dunia Yohan telah berubah.

.
.
.
.
.

"Eh, rumah?"

Unconventional Healing Method | Produce X 101 * Kim YohanWhere stories live. Discover now