2. Canggung? Ujung-ujungnya tetap saja bertengkar.

9.8K 601 325
                                    

RaLi Couple
#02.

⚠ : Vote sebelum baca! Typo terdeteksi? Langsung komen. Thank you~

Selamat Membaca ✋

Hari Selasa pagi, aku lagi-lagi harus berangkat awal. Yeah.. karena papa juga banyak kerjaan dan harus berangkat pagi. Aku melangkahkan kakiku menuju kelas. Sejenak aku menyadari satu hal.

Sekolahku indah.

Lihatlah! Gedung 3 lantai menjulang kokoh dengan warna dinding yang mengesankan, indah dipandang, tumbuhan asri dan berwarna-warni tumbuh lebat menambah sejuknya suasana, dan jangan lupakan warga sekolahnya. Aku bisa membayangkan bagaimana sekolahku berjalan sehari-hari. Para siswa berlalu lalang, lalu senyap karena KBM telah dimulai, kemudian semua berebut ke kantin saat istirahat, hm.. aku tersenyum membayangkannya. Masa-masa SMA yang indah.

"Anak gadis ga boleh ngelamun.. apalagi sampe senyum-senyum sendiri. Kasihan yang lihat. Ngeri." Bisik seseorang.
Suaranya seperti.. Argh, lagi-lagi dia.

Luntur sudah senyumku. Aku meliriknya jengkel.

"Kamu merusak suasana saja, Ali. Lagipula kenapa aku tidak boleh senyum-senyum sendiri, hah? Yang senyum kan aku... Bukan kamu, apalagi mereka. Kalau ngeri ya kenapa lihat senyumku?!" kataku cemberut.

Ali tertawa renyah, "Kamu tahu, Raib?"
"Tidak." Jawabku ketus. Malas menatapnya.

Ali terkekeh sebentar--Aduh, mengapa dia sering tersenyum-terkekeh-tertawa, sih..aku kan gakuatt jadinyaa (Boong,itu author:v)

"Kalau begitu akan kuberitahu." Ia berdehem sejenak, lalu membisikiku sesuatu-Astaga.. bisa-bisanya dia!!

"ALI..!!!!!" Wajahku merah padam. Sedangkan dia sudah berlari menghindariku dengan kamera di tangannya sambil tertawa lebar. Huh. Untung saja, sekolah masih sepi. Jadi, tidak ada yang melihat kami.

Mau tahu apa katanya?
'Raib tahu? Tadi aku memotretmu saat tersenyum. Mau tahu hasilnya? Kamu jelek sekalii..'

KALAU BEGINI, BAGAIMANA AKU TIDAK KESAL, HUH?!

***

Pukul 12 siang, Pak Gun mengakhiri pembelajaran. Bel tanda istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Teman sekelasku bersorak senang karena pusing akan segera berakhir. Sepertinya semua perut kompak keroncongan. Lihat! Hampir semua temanku pergi ke kantin.

Aku menyolek bahu Seli yang sedang membereskan meja-punyaku sudah, "Seli, mau ikut ke kantin? Ali yang traktir!" Seruku.

Seli mengangguk antusias, "Jarang-jarang lho, si Biangkerok itu mau menraktir kita. Hehe.. Kita harus makan banyak, Ra." Ujarnya. Aku mengangguk setuju.

Jujur saja, Ali tidak mengatakan hendak menraktir kami. Aku ingin mengerjainya. Hihihi.

"Tapi Seli.. Pastikan kamu makan dengan cepat ya.. Lalu kita tinggalkan Ali agar dia yang bayar, hehehe" Bisikku saat kami melangkah menuju meja Ali.

Seli terkejut sejenak, lalu mengangguk malas. Ia tahu sekarang, itu akal-akalanku saja untuk mengerjai Ali. "Tenang saja.. Aku punya rencana yang lebih brilian!" Kata Seli menyeringai.

"Heh, Tuan Rambut Berantakan.." Sapaku ketus. Aku masih kesal soal yang tadi. Tapi sepertinya dia tak mendengarku.

"Ali, ayo makan bakso! Kamu yang bay-

"Aku tidak mau," Sela Ali cepat. Tangan kanannya menopang dagu. Ali terlihat malas. Eh, dia kan memang pemalas, hihi.

"Hei, kenapa? Padahal perut kami sudah keroncongan, Ali. Raib tadi kehilangan uangnya.. Kamu tidak kasihan kepadanya??," Bujuk Seli mengada-ngada.

RaLi Couple ( RAIB dan ALI )Where stories live. Discover now