Sepanjang jalan Bimo tak henti-hentinya bersenandung lagu Sheila On 7 sambil terkadang menggoyangkan kepalanya. Hati Bimo sedang gembira saat ini, sebentar lagi ia akan bertemu dengan Rani, kekasihnya yang sudah ia rindu.

Sebenarnya awal pertemuan mereka merupakan sebuah ketidaksengajaan. Waktu itu Bimo sedang mencari lowongan kerja free-lance, mencoba peruntungannya ke sebuah audisi terbuka untuk mencari talenta berbakat di kompleks Tennis Indoor, Senayan. Dengan modal percaya diri yang tinggi ia pun mendaftar di ajang itu.

"Halo, ikut audisi juga?" Sapa Bimo pada seorang gadis yang sedang duduk sendiri.

Gadis itu menatap heran pada Bimo, "I-Iya nih, tinggal nunggu dipanggil. Lama banget sih!"

"Aku Bimo, nama kamu siapa?" Kali ini Bimo mengulurkan tangannya mengajak bersalaman.

"Maharani, panggil aja, Rani!" Jawabnya sambil membalas uluran tangan Bimo.

"Kalo gitu. Panggil aja aku Bimo!"

"Lah, emang nama kamu Bimo kan?" Rani tertawa geli. Baru kali ini dia bertemu dengan lelaki yang bisa membuatnya tertawa.

"Iya juga yah!. Oh iya, Ran. Kamu dapat nomer berapa emang?"

"Lima puluh dua nih. Emang, kamu ngedaftar audisi buat siapa?"

"Ya buat aku sendiri lah, Ran. Aku kan juga mau terkenal!"

Rani tertawa lagi, kali ini lebih lepas. Keringatnya menetes dari keningnya yang mulus. Air matanya tanpa sadar menetes karena tawanya yang terlihat sangat geli. Rambutnya yang hitam berombak terlihat menari-nari tertiup angin. Seolah ada efek angin berhembus saat gadis itu tertawa.

"Yeee, kok malah tertawa sih, Ran?" Protes Bimo.

"Abis, kamu lucu, Bim. Kamu tau enggak ini audisi apa?"

Bimo terdiam, ia membolak-balik kartu nomer urut peserta audisi yang dipegangnya. Lalu menggeleng pelan, memberi tanda kalau ia tidak tau.

"Ini kan. audisi JKT48. Khusus buat cewek, Bim!"

Lelaki bertubuh tambun itu kaget bukan main, dengan penasaran ia berjalan menuju meja pendaftaran, lalu melihat papan bertuliskan "Audisi JKT48". Tentunya dengan tatapan diikuti senyum hampir tertawa dari para panitia acara dan peserta lainnya.

"Iya, bener, Ran. Kamu kok enggak bilang sih? Kan aku jadi malu!" Kata Bimo ketika kembali ke tempat Rani berada.

"Hehehe, maaf. Kukira bukan buat kamu, Bim!"

Ada raut kecewa di wajah Bimo, ia pun memutuskan untuk pulang tapi ditahan oleh Rani.

"Jangan pulang, Bim. Temenin aku di sini. Aku senang kok kenal sama kamu, habisnya kamu lucu sih," Kata Rani, dengan senyumnya yang mengembang dan menunjukkan sedikit gingsul di giginya yang menambah manis wajahnya.

Sebulan setelah kejadian itu, Bimo memutuskan untuk menjadikan Rani lebih dari hanya sekedar teman. Mereka pun resmi menjadi sepasang kekasih, meskipun pada akhirnya Rani gagal menjadi personel JKT48.

Motor yang dikendarai oleh Bimo tiba-tiba melambat, ada paku menembus bannya, sehingga membuatnya harus berhenti dan menuntun motornya mencari tukang tambal ban yang jaraknya lumayan jauh dari tempatnya berada.

Setelah urusan ban selesai, Bimo kembali meneruskan perjalanannya. Untung hanya satu lubang, dan tidak terlalu besar bocornya, sehingga tidak perlu waktu lama untuk menambal ban motornya.

(Songfict) Lagu Tentang KitaWhere stories live. Discover now