Di Hukum

8 1 0
                                    

Ilfa berangkat sekolah dengan penampilan yang sangat berbeda.

Dia merapihkan rambutnya dan melepas kacamatanya.

Kelas XI IPA2 mendadak sepi, saat jam pelajaran Pak Bambang guru matematika yang terkenal sangat killer.

"Nnadyah, bangun!!". Tegur pak Bambang sambil melemparkan spidol ke arah Nnadyah dan mendekatinya.

" Klau kamu hanya ingin tidur di sekolah, lebih baik tidak perlu berangkat!". Amuknya pada Nnadyah. Hannady hanya diam tak menjawab.

"Kenapa diam hah? Cepat keluar dari kelas dan bersihkan lapangan basket!". Titah nya pada Hannady.

" Bukan dia yang salah". Suara itu berhasil menghentikan langkah Hannady yang sedang melangkah keluar kelas, Hannady membalikkan badannya sambil mengernyitkan dahi.

"Kamu jangan coba coba membelanya, atau.. Kamu mau membersihkan lapangan basket juga??". Sinis pak Bambang pada Ilfa.

" Tapi tidur di kelas bukanlah suatu tindakan kriminal yang sangat berat". Elaknya.

"Ngerti apa kamu, sana kamu juga di hukum dengan dia!". Suruh pak Bambang sambil menunjuk ke arah Hannady yang masih bingung.

###

Lapangan basket(aula)

Ilfa membersihkan lapangan basket sendirian, sedangkan Hannady hanya tiduran di atas meja tenis yang ada di tengah tengah lapangan sambil memasang earphone-nya.

Ilfa berhenti dari kegiatan bersih bersihnya, dan pergi mendekati Hannady.
" Cantik". Lirih Ilfa sambil mempergatikan wajah Hannady yang terlelap sangat tenang.
Ilfa melambai lambaikan tangannya di depan muka Hannady, untuk memastikan apakah dia memang tertidur.

GUBRAKKK!!

Nnadyah mendorong bahu Ilfa hingga terjatuh, lalu bangkit dari posisi tidurnya dan duduk di atas meja tenis sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Ilfa bangun dari posisi duduknya tadi(ah tepatnya terduduk) dan berdiri di hadapan Hannady masih dengan muka kagetnya.

"Mundur!! Beri jarak 150m". Pinta Hannady pada Ilfa yang sedang menatapnya bingung.

" Kenapa?". Tanyanya sambil mengerutkan dahi.
"Lo nggak Ingat?" Hannady menggantungkan kalimatnya. "Dengan pria gila yang tiba tiba meluk gue di stasiun kemaren" Lanjutnya.

"Hehehe,, baiklah". Ilfa terkekeh sambil mengusap belakang lehernya.

" Kenapa lo ngebela gue dan nerima kalo lo di hukum seperti gue?". Tanya Hannady to the point, Ilfa hanya diam tak menjawab pertanyaan Hannady.
"Jawab!!". Bukannya menjawab Ilfa malah tersenyum ke arah Hannady tanpa beban.

BRAKK!! Suara pintu aula terbuka dan menampakkan mahluk yang sama sekali tak di harapkan kehadirannya.

" ILFAAAAA...".






######

Uwahhhh gimana para readers?? Ini cerita kempat lohhh,,
Jangan lupa vote dan komennya yaaa😊😊😊😍😍😘😘😘😘😘

someday17Where stories live. Discover now