HIDING

2 0 0
                                    

Sisi lemah dari seseorang adalah menyembunyikan monster yang telah hidup didalam seseorang itu.

Monster itu adalah penyakitnya sendiri. Depresi, OCD yang selalu menghantui kehidupannya, sewaktu waktu akan timbul dimana pun dan kapan pun. Mungkin neraka berada didalam seseorang tersebut. Cambukan, rasa sakit, panas, seakan akan telah memutilasi bagian tubuhnya sendiri, ataupun tengah mengiris kulitnya dengan jarak yang tipis lalu dilumuri cairan asam.

Perasaan terasingi oleh orang lain yang menjadi kenyataan, pertentangan akan memilih impian atau realita yang membuat isi kepala akan pecah pada saat tertentu yang akan membuat diriku mati.

Disaat umurku yang muda ini aku sudah mengidap penyakit socialphobia dimana anak remaja tengah bermain dilapangan lalu tertawa bersama dengan teman teman lainnya. Aku hanyalah dirumah karena tekanan batin yang aku miliki.

Pikiranku tercampur aduk dengan semua omongan orang lain. Pikiranku telah tercemar.

Kadang aku merasakan takut dengan diriku sendiri, mengapa aku terlahir seperti ini. Mengapa aku harus seperti ini? Mengapa aku seperti monster yang akan menghancurka hidup orang maupun dunia ini?

Kebencian dengan diriku sendiri yang membuatku bersyukur karena dirimu telah hidup diduniku karenah telah menguasai diriku yang sebenarnya.

Aku telah mati. Aku yang membunuhnya tanpa rasa bersalah maupun kasihan.

Aku telah membunuh semua yang aku sukai maupun aku cintai, dan hal lain dalam keseharian ku. Aku telah membunuhnya dengan sempurna, tanpa ada celah sedikitpun.

Kedupanku adalah pada kunjungan pertamaku dengan psikater. Aku ditemani oleh orang tua ku yang duduk tepat disampingku. Kami bersama mendengarkan seksama konsultasi hari ini. Orang tuaku berkata bahwa mereka tidak tau apa yang terjadi dengan diriku, tidak tau apa yang aku pikirkan. Mereka tidak tau siapa diriku

Bahkan aku pun tidak tau siapa diruku, apa yang aku inginkan?. Teman temanku, ataukah kalian tau siapa diriku sebenernya? Bantulah aku untuk mengetahui siapa diriku.

Dokter bertanya kepadaku, namun aku dengan menjawab bahwa aku tidak peduli apapun yang dokter inginkan ataupun dokter tanya kepadaku. Lidah dan bibirku hanya mengatakan I don't give a fuck.

Semua kata kata kasar yang diucapkan itu hanyalah topeng ataupun perisai untuk melindungi sisi lemahku. Aku tidak ingin orang lain tau sisi lemahku, bahwa penampilanku yang seperti ini memiliki sisi lemah dan rapuh.

Pada hari pertama konsultasi, aku berharap aku dapat dihilangkan dengan sekejap, aku tidak mau hidup didunia ini.

Ingatan kembali namin dengan samar samar, aku tengah tampil disebuah pertunjukan. Aku lari kedalam toilet yang hanya aku seorang diri disana karena aku takut dengan orang lain yang ada diluar sana.

KonklusiWhere stories live. Discover now