สิบสี่

7.9K 1.1K 211
                                    


Taehyung sesekali melirik ke arah Yoongi di sela-sela ia menyuap sarapan ke dalam mulut. Seingatnya, ia semalam tertidur di meja makan karena menunggu Yoongi. Tapi begitu tadi pagi ia terbangun, dirinya sudah berada di atas ranjang. Ragu-ragu, Taehyung ingin menanyakan perihal tersebut pada Yoongi.

"Hyung...," panggil Taehyung lirih.

"Bisa temani kami jalan-jalan?"

"H-huh?" Taehyung berkedip bingung menatap Yoongi yang kini memandangnya penuh atensi. "Aku ingin mengajak Yeonjun jalan-jalan ke taman,"

"A-ah, tentu." Taehyung tersenyum tipis sebelum kembali menghabiskan sarapan paginya. Ia urungkan niatannya untuk bertanya, menundanya sebentar untuk mencari waktu yang tepat.

...

Begitu keluar pagar rumah hendak lari pagi, Hoseok terkejut bukan main. Jungkook sudah berdiri di sana, melambaikan tangan dengan cengiran bodoh.

"Good Morning~" sapa Jungkook ceria. Hoseok mendengus sebelum perlahan mulai berlari, di susul Jungkook yang berlari mundur. "Hei, setidaknya balas sapaanku. Sombong sekali."

"Kenapa kau kembali?" tanya Hoseok tanpa minat. Sementara Jungkook masih terus berlari mundur hanya untuk tetap memandang pemuda bermarga Jung itu lebih lama.

"Sejauh-jauhnya aku pergi, aku pasti kembali Seok-ie." Hoseo tersenyum sinis, mengabaikan Jungkook dan lebih memilih kembali berlari dengan tempo sedikit lebih cepat. Jungkook berhenti, menghela nafas jengah dan mengacak-acak surainya frustasi sebelum kembali mengejar Hoseok.

"Seharusnya kau sambut aku," ucap Jungkook begitu menyamai langkah lari Jung Hoseok.

"Untuk apa? Kepulanganmu tidak aku harapkan," balas Hoseok dengan nada sinis yang kentara. Jungkok berdecak gemas, "Jangan marah. Kau membuatku frustasi, tahu?"

"Untuk apa? Aku tidak dalam posisi untuk bisa melakukan hal tersebut padamu."

"Hoseok-ah...," Jungkook bingung harus bagai mana lagi menjelaskan. Karena memang pada dasarnya kesalahpahaman ini terjadi cukup lama. Dan Jungkook maupun Hoseok sama-sama tahu, membahasnya tak akan berakhir dengan cukup baik. Namun tak membahasnya pun akan sama saja, Jungkook tak ingin Hoseok terus menerus salah paham terhadapnya.

Hoseok berhenti, memilih mendudukkan diri di sebuah bangku taman. Pagi ini taman cukup ramai. Jungkook meninggalkan Hoseok sebentar untuk membeli air mineral.

"Apa aku masih punya kesempatan?" Jungkook menyodorkan sebotol air mineral yang diterima Hoseok.

Hoseok mendecih, meneguk air itu hingga tersisa setengah sebelum di rebut oleh Jungkook. "Kau dulu bahkan marah aku meminum dari botol yang sama denganmu," Hoseok mendengus. Teringat setiap kali dirinya meminum air dari botol Jungkook, pemuda itu akan meneriakinya.

Jungkook melirik ke arah Hoseok sembari meneguk air hingga tandas, "Kau tahu jawabannya."

"Apa??"

"Aku membencimu," Hoseok meremat pinggiran bangku begitu rasa sesak menyeruak di dadanya. Ternyata rasa sakit itu masih ada, walau dua tahun ini ia berusaha mengenyahkannya.

"Yah kau memang pantas melakukannya,"

"Memang." Potong Jungkook. Ia mendesah lelah, berkacak pinggang dihadapan Hoseok yang tertunduk memandangi rerumputan. "Aku membencimu sampai mau mati rasanya. Kau mengabaikanku, tidak menganggap serius semua yang kulakukan untukmu. Kau menganggapku omong kosong karena begitu menyukaimu, aku membencimu." Jungkook menghela nafas, membuang wajah.

"Tapi, sekuat apapun aku membencimu. Nyatanya, hatiku tidak berubah sama sekali, aku masih saja mencintai mahkluk bodoh sepertimu." Pada akhirnya Jungkook berlutut di depan Hoseok, menangkup wajah pemuda itu dengan kedua tangannya. Tersenyum tipis dengan dua ibu jari yang mengusap airmata di wajah Hoseok.

"Dan rinduku sama besar dengan cintaku, Seok-ie." Jungkook mengecup lama kening Hoseok. Merambat turun ke kelopak mata Hoseok bergantian, menggesekkan kedua hidung sebelum berakhir mengecup bibir Hoseok. "Katakan kalau kau juga merindukan aku," pinta Jungkook begitu ciuman keduanya terlepas.

"Kookie...,"

"Hmm,"

"Belikan aku ponsel baru," lalu Hoseok terkekeh karena mendapati wajah Jungkook yang seketika mencebik kesal.

"Salah siapa kau membuangnya ke tong sampah,"

"Salahmu," tunjuk Hoseok dengan telunjuk yang menoel hidung mancung Jungkook. "Salahmu karena membuatku rindu setengah mati."

Jungkook tersenyum lebar sebelum merengkuh tubuh Hoseok ke dalam dekapan.

"Eghm, hyung, kita pindah dan cari tempat duduk lain saja," Taehyung berdehem dan mengajak Yoongi pergi dari melihat pemandangan Jungkook yang tengah memeluk Hoseok di tempat umum.

Niat keduanya ingin mencari bangku di tempat yang belum ramai pengunjung taman, namun yang di dapat adalah opera sabun pagi hari.

Yoongi termenung, "Bukankah dia temanmu yang datang tempo hari?" tanya Yoongi ragu. Taehyung memastikan Yeonjun aman di tempat teduh sebelum mendudukkan diri di bangku kosong.

"Iya. Itu Jungkook dan kekasihnya, Jung Hoseok. Hyung kenal kan? Aku pernah mengenalkannya dulu," Yoongi mengangguk. Ia ingat Hoseok yang Taehyung maksud.

"Mereka, pacaran?"

Taehyung terkekeh canggung, "Maaf ya hyung. Yoongi hyung pasti risih melihat mereka tadi." Mengingat Yoongi yang belum menjadi kaum pelangi, membuat Taehyung sedikitnya merasa tak enak hati. Ingatkan dirinya setelah ini untuk memarahi kedua sahabat karibnya yang bermesraan di tempat umum.

"Aku tidak," Taehyung menoleh, mendapati Yoongi yang kini sudah duduk di sampingnya. "Bukankah kau dan aku, juga melakukan hal yang sama?"

"Huh?"

Cup

"Eh?!?" Taehyung mematung setelah Yoongi mendaratkan ciuman di pipi secara kilat. Tangannya merambat naik mengusap pipi kirinya. Jantung Taehyung berdentum kencang dan menggila.

Yoongi tersenyum tipis. Ia sendiri juga merasa heran kenapa tiba-tiba mencium Taehyung, setelah melihat dan juga mendengar bahwa pemuda bernama Jungkook tadi nyatanya sudah memiliki kekasih.

Yoongi mendekatkan wajahnya ke wajah Taehyung, yang sontak membuat Taehyung membulatkan kedua bola matanya terkejut.

Senyum Yoongi terulas leluasa sebelum berucap, "Tae, ayo mencobanya."













14

Turun Ranjang [YoonTae]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang