Destiny [hyunmin]

05. You like him?

Ini gada yang mau misah apa ya? Jisung mana Jisung? kasihan gw sama yang lagi masang Fake smile itu, pasti lagi kepanasan.

ENJOY!!

Hyunjin berdiri sambil melipat kedua tangannya didepan dada, sedangkan Seungmin juga minho duduk dimeja makan saling berhadapan.

"Kalian berdua udah ganggu tidur gw. Bahkan buat gaduh yang bisa aja merenggut nyawa." Yang diajak bicara membisu.

Dihela nafasnya sabar, Hyunjin kembali berucap. "Gw mau tanya sama lo Minho, kenapa lo masuk kerumah gw?"

Yang ditanya melirik "Laper."

Seungmin menganga tak percaya mendengar jawaban laki-laki didepanya. "Kalo laper ya kerumah makan, Ngapain kesini? Udah kayak kucing aja lo masuk ke dapur orang gak permisi!" Protesnya.

Minho menatap tajam. "Gak usah bawa-bawa kucing!"

"Lah emang kenapa!? Kucing kan suka nya nyuri makanan, Sama kayak lo!" Seungmin nunjuk Minho.

"Kucing ya kucing! gw ya gw! gak usah sama-samain gw sama kucing!"

"Dih kok lo sensi sih!"

Minho berdiri buat ngajak Seungmin baku hantam. Tapi terhenti karna mendengar gebrakan meja yang begitu keras, Hyunjin marah ternyata.

"Gausah kayak bocah bisa gak!?" Hyunjin bersuara. menurutnya pertengkaran Minho dan Seungmin tidak berbobot sama sekali.

"Dan buat lo, Kim. Kalo lemparan lo tepat sasaran mengenai Minho. Lo mau tanggung jawab?" Hyunjin berganti menatap Seungmin.

"Bukan salah gw lah! orang dia aja masuk udah kayak maling, coba permisi dulu kan gw gak bakal suudzon." Seungmin mencari pembelaan.

"Lah kenapa gw harus permisi? Gw punya kunci cadangan rumah ini." Jawab minho santai.

"Ya tapi lo bisa izin dulu sama yang punya!" Seungmin menyela.

"Terus lo punya hak ngomong gitu?" Seungmin di skakmat oleh jawaban Minho. Iya juga, Kenapa Seungmin harus semarah itu? ini bahkan rumah Hyunjin bukan rumahnya.

Seungmin menatap Hyunjin yang juga sedang menatap ke arahnya. "Yaudah lakuin semua yang lo mau." Setelah berucap itu, Seungmin beranjak pergi.

"Dih, Siapa sih dia? kok ada dirumah lo? Pake marah-marahin gw lagi." Tanya Minho. Hyunjin masih diam.

"Gw ketemu dia dipinggir jalan, dia maksa gw buat ngasih tumpangan."