one

41 3 4
                                    

1 januari 2019
Citra duduk di balkon kamar dengan secangkir kopi di tangannya matanya menatap langit menelusuri dan mengingat masa yang telah lalu
1 januari 1992 dimana kisah asmaranya di mulai.
Mari bersama-sama membuka lembaran kisah cinta antara dirga dan citra 27 tahun yang lalu.
.
.
.

Bogor itu indah hanya saja manusia masa kini yang mulai melupakan keindahan.
Berjalan berdampingan di jalan sekolah itu hal yang menyenangkan langit pagi dengan angin bersih kini menerpa kulit dengan eloknya.

Citra memasuki halaman sekolah sama dengan murid lainnya,SMA pancasakti merupakan SMA indah menurut warga bogor.

Hari pertamaku akan ku mulai dengan mengucapkan doa,sama seperti sebelumnya berpindah daerah tidak harus berpindah perilaku.

SMA Pancasakti,sekolahan di bogor dan menjadi sekolah baruku
Langkah riangku berjalan menuju kelas yang sudah di tunjuk oleh guru yang ku ketahui bernama
Bu rosmawati guru sejarah yang mengetahui tentang masa lalu indonesia.

"Hei Citra!"

Suara salah satu siswa meneriaki namaku lantas aku berbalik dan bingung siapa dia?

"Sebuah pertemuan pasti akan ada yang namanya perpisahan dan kita berada di zona pertama,aku ucapkan selamat bersekolah di hari pertama"

Lantas siswa laki-laki itu pergi,aneh satu kata yang ada di otakku saat ini.

**

Kring..kring..

"Citra kan?"

"Eh?iya"

"Ayo duduk denganku"

Aku hanya tersenyum lalu mengangguk setalah beberapa menit guru berkumis tebal pun masuk,karna ini ajaran baru jadi guru berkumis tebal itu memperkenalkan dirinya.

Kuketahui dia bernama bapak agus guru biologi di SMA pancasakti.
Pelajaranpun berlangsung.

"Permisi pak"

"Iya ada apa?"

"Saya mencari siswa bernama citra"

Dia mencariku?siapa dia aku tidak mengenalnya sama sekali. pria berambut kribo itu berjalan menuju bangku yang kududuki.

"Citra ini ada surat dari dirga"

Dan siapa lagi dirga?apa dunia ini begitu rumit?aneh,ya hanya kata itu yang ada di pikiranku.

"Ah..iya"

Pria berambut keribo itu berlalu dari kelas dan menghilang,aku hanya melihat surat itu yang sedikit memudar warna kertasnya.

"Jangan kaya si edul rambut udah gondrong malah bodoamat ayo lanjutkan lagi,baca halam 224 dan presentasikan di depan!"

Semua murid hanya terkikik setelah pak agus itu mengatakan 'edul' untuk pria berambut gondrong itu,aku menyimpan surat itu di laci dan berlanjut membaca buku.

"Cie..citra baru masuk langsung udah punya cie..."

"Apaan sih"

"Siapa namanya?"

"Nggak tau,kenal juga enggak"

Amanda hanya menggelengkan kepala lalu lanjut membaca halaman 224.
Pelajaran berlangsung dengan tenang pak agus sedang kembali ke kantor guru dia bilang.

'Sebentar anak-anak pak guru lupa tidak membawa pulpen dan jangan rindu berat, cukup dilan saja'

Tentu saja penuturan pak agus membuat seisi kelas tertawa termasuk diriku sendiri.
Dan apa tadi DILAN? Oo bukankah itu flm romantis tahun 1990 an? Flm itu sudah lama berakhir dan memiliki kelanjutan dengan judul 'Dilan 1991'.

Dan sekarang sudah 1992 sudah sedikit lama bukan?tapi bukan berarti gombalan dilan bisa terlupakan dengan mudah.

Emm....apa kisah hidupku akan sama seperti kisah cinta antara Dilan dan milea?
Pacaran penuh dengan cinta lantas tuhan tidak merestui mereka? Semoga saja tidak.

Aku hanya memejamkan mata dan mengatakan dalam hati.

'Ya..Tuhan berilah yang terbaik untukku kelak di masa depan'

"Citra"

Aku mendongak mendapati teman kelasku yang bernama dimas ardiata.

"Nasi goreng buatan ibuku,Ini untumu"

"Nggak papa emang?"

"Makasih dimas!!,kekantin yuk,dimas yuk gabung"

Bukan bukan aku yang menjawab melainkan amanda,benar-benar bocah itu.

.
.
.
.
.
.
.

Maaf pendek heheh jangan lupa vote yah,maaf juga kalo ada typo,minta pendapat kalian dong menurut kalian cerita ini gimana?:")

pesawat kertasWhere stories live. Discover now