3

12.5K 1.1K 242
                                    

Warning! Mature 21+!

Dominoes

By: littlesunhyuck
.
.
.

"Mark—"

"Fuck—jangan menjepitku sekuat itu sayang."

Kemeja putih itu telah dilepas kancingnya; menampilkan bahu sang submissive yang telah dilukis dengan bercak-bercak kemerahan—hasil karya sang dominan. Celana seragam hitam miliknya sudah tanggal, entah sudah terlempar kemana.

Berbanding terbalik dengan tampilan berantakan milik Haechan, pakaian Mark masih lengkap—terlihat sedikit kusut karena si lelaki manis yang sedari tadi meremasnya sebagai bentuk pelampiasan.

"Astaga—Mark!" netra coklat itu menutup erat ketika kenjantanan Mark terus menumbuk titik terdalamnya—membuat precum dari kejantanan miliknya semakin mengalir deras.

Mark tersenyum miring, kepalanya ia rendahkan kearah leher pria satunya; berbisik dengan suara yang rendah serta sensual, "Oh, look sugar, yours eat my dick so well."

Dan hal tersebut direspon dengan jepitan yang semakin kuat; membuat Mark memejamkan matanya dan mengadahkan kepalanya.

Si lelaki manis terus menerus mengeluarkan alunan melodi yang semakin membuat Mark mempercepat gerakannya; membuat meja di bawah mereka berderit keras—mengisi kesunyian ruang kelas yang sudah tak terpakai tersebut.

Mark mempercepat gerakan miliknya, berusaha menjemput puncaknya yang telah dekat—dan akhirnya putih memenuhi pandangan miliknya. Sang dominan menggeram rendah ketika merasakan lubang Haechan yang bereaksi dan meremas miliknya semakin erat.

Selesai mengeluarkan benihnya secara keseluruhan, lelaki dengan surai hitam tersebut segera mencabut kejantanan miliknya dan segera merapikan penampilan. Sedangkan Haechan masih berbaring diatas meja tersebut—terlalu lemas untuk bangkit.

Kedua netra coklat itu masih tertutup, ia tidak peduli dengan kehadiran Mark—toh biasanya lelaki tersebut selalu meninggalkannya begitu saja ketika mereka selesai make out.

Ia masih menunggu suara debuman pintu terdengar di telinganya; pertanda bahwa Mark telah pergi meninggalkannya—tapi hal tersebut tidak pernah terjadi.

Suara itu kini terganti dengan tangan kekar yang menariknya lembut—membantunya untuk duduk dan menghadap pria satunya.

Tak cukup sampai situ, tiba-tiba saja ia dikejutkan ketika Mark mengeluarkan sapu tangan dari kantung celananya; kemudian mengelap sisa-sisa kegiatan mereka yang menempel di tubuh Haechan.

"Mark?" panggil Haechan sembari membiarkan lelaki Kanada tersebut mengancingkan seragamnya.

"Yes, Sugar?" sahutnya; beralih menatap netra coklat yang menatapnya penuh tanda tanya.

Haechan kemudian membuang pandangannya dan menggeleng pelan. Bibirnya berbisik pelan, "Tidak jadi."

Hembusan nafas terdengar di telinganya, sebelum akhirnya dua telapak tangan besar milik Mark menangkup wajahnya; mengangkatnya hingga kini ia berhadapan dengan wajah tampan tersebut.

Asal kalian tahu saja, wajah Mark benar-benar sempurna. Tulang pipinya memberikan efek tegas ditambah dengan alis yang tebal. Tapi diantara itu semua, ada satu hal yang menjadi kelemahan Haechan.

Tatapannya.

Tatapan matanya tajam dan tegas, menguarkan aura mendominasi yang bisa membuat siapa saja menuruti keinginannya; sangat disayangkan karena tertutupi oleh kacamata bulat yang selalu ia kenakan.

Dominoes. [MarkHyuck]Where stories live. Discover now