bonus 4

1.1K 95 1
                                    

BONUS 4

0000000000000000000000

Kyuhyun masih menunggu Hera hingga selesai membaca surat yang dia bawa dari sekolah. Gurunya memberikan surat itu agar diberikannya pada sang eomma. Dia ingin tahu apa isi surat tersebut, meski sedikit banyak dia mengerti kenapa ada surat yang ditujukan pada walinya menjelang ujian akhir sekolah. Apalagi jika bukan mengenai tunggakan uang sekolah. Beginilah jika berada di sekolah swasta.

Sepertinya tebakan Kyuhyun tidak salah, melihat bagaimana perubahan wajah Hera setelah membaca surat tersebut. Kertas putih itu dilipat dan dimasukkan kembali ke dalam amplopnya. Hera menarik senyum kecil, terlihat dipaksakan. "Kyunie, masih disini, eoh? Pergilah, ganti seragammu, bersih-bersih lalu turun untuk makan." kata Hera mengusirnya halus.

Kyuhyun tidak langsung melakukan apa yang diperintahkan ibunya. Dia masih sibuk memperhatikan gurat gelisah di wajah sang ibu. "Eomma, Kyunie tidak bisa ikut ujian?"

"Jangan khawatir, sayang. Eomma janji Kyunie akan bisa ikut ujian. Sekarang pergilah."

Kyuhyun mengangguk kecil. Beranjak dari tempatnya, melangkah menuju tangga untuk naik ke atas.

Hera meremas pelan amplop ditangannya. Dia sedang tidak memiliki uang sekarang. Dan suaminya? Sejak hari dimana dia menegur suaminya yang tidak membayar uang sekolah untuk Kyuhyun, lelaki itu bersungguh-sungguh tidak ingin mengeluarkan sepeser uangnya untuk biaya Kyuhyun. Hera yng melakukan semuanya. Dia membuat kue atau apapun agar bisa dijual untuk membiayai sekolah Kyuhyun. Dia juga mengambil pekerjaan apapun demi Kyuhyun.

0o0o0o00

Kyuhyun sedang mengganti pakaiannya saat pintu kamarnya bersama Henry dibuka Young Woon. Yang tidak menyenangkan adalah saat appanya segera mengunci pintu di belakangnya. Kemudian disusul dengan suara Hera yang memanggil dari luar.

Kyuhyun mundur spontan saat Young Woon melangkah lebar menghampirinya. Belum keheranannya terjawab, sang ayah menyentaknya dengan kasar. Kyuhyun meringis merasakan cengkeraman yang begitu keras di lengannya. "Sakit appa." cicitnya berharap dilepaskan.

Tanpa melepas cengkeramannya, Young Woon menangkap rahang bocah yang dirundung ketakutan. "Sakit, ha? Peduli apa aku dengan itu!" marah sang ayah murka. "Berapa kali harus kubilang untuk tidak menyusahkan istriku! Kau butuh uang? Kau ingin sekolah? Gunakan otakmu bocah sialan! Apa aku terlihat sudi memberikanmu hak atas hartaku! Kau parasit di rumah ini! Tidak akan kubiarkan kau melunjak lebih dari ini!"

Kyuhyun sudah menangis. Bentakan beserta cacian itu meluncur di depan wajahnya. Lebih lagi ekspresi sang ayah yang menakutkan. Kali ini dia merasa akan mendapat lebih dari cacian seperti itu.

"Mianhe appa." ucap Kyuhyun memohon. Lengannya mulai kebas mendapat tekanan yang kuat. Begitu juga rahangnya yang linu. Masih didengarnya suara Hera yang memohon di luar. Dia ingin sekali berlari kesana, membuka pintu dan bersembunyi di belakang Hera.

"Maaf? Enak sekali kau minta maaf, hah!" Young Woon mendorong Kyuhyun. Bocah malang itu jatuh terlentang di lantai. Belum lepas rasa kagetnya karena terdorong jatuh, rasa sakit langsung dirasakannya di badan sebelah kiri menerima tendangan. Kyuhyun mengaduh. Dia beringsut mundur saat tendangan kedua dilayangkan Young Woon.

"Mianhe appa. Ampun." Kyuhyun mengiba. Dia teramat takut sekarang melihat Young Woon yang semakin murka, nampak olehnya sang ayah menggertakkan gigi. Bernafsu untuk memberinya banyak kesakitan.

PLAK

PLAK

Kyuhyun menangis semakin keras. Kedua pipinya terasa panas oleh tamparan tangan besar Young Woon. "Bocah sialan! Sampai kapan kau terus menyiksaku seperti ini!" Young Woon menendang kembali. Kyuhyun tidak bisa menghindar lagi. Dia sudah tersudut. Dia hanya bisa meringkuk memohon ampun dan berharap tendangan bertubi Young Woon segera berakhir.

Let Me LiveWhere stories live. Discover now