9

15.3K 1.6K 159
                                    

Hari minggu; hari yang direncanakan telah tiba. Penghuni kediaman Uchiha tampak bersiap dan berkumpul di ruang keluarga, termasuk seorang bayi gembul nan lucu dan menggemaskan dalam pelukan pengasuhnya. Si bayi kelihatan sangat bersemangat, beberapa kali dia terdengar menjerit sembari bercanda dengan si pengasuhㅡyang tentu ini menjadi pemandangan menarik bagi seorang pemuda bersurai raven yang duduk di sofaㅡmeski wajahnya tetap datar.

Pun ada yang berbeda dari si pengasuh pagi ini. Si pengasuh alias Uzumaki Naruto tampil lebih freshㅡah, bukan berarti selama ini si pirang tidak tampil fresh, hanya saja hari ini Naruto mengenakan pakaian yang dibelikan oleh Sasuke kemarin sehingga ia tampak berbeda. Lebih rapih, begitu.

Ah, baru mereka saja yang telah selesai berkemas.

"Araa ... Uzumaki-san, kau terlihat manis sekali!" Suara si putra sulung Uchiha terdengar ketika memasuki ruang keluarga. Mereka sedang menunggu pasangan Uchiha senior yang tengah bersiap.

Si pirang sontak menoleh pada pria tinggi bersurai raven yang terkuncirㅡyang menumpukan kedua tangan di sandaran sofa sembari memandang Naruto dengan senyum main-mainㅡdisertai titik-titik merah menyebar di sekitar pipi. "I-iya ... Aku ini lelaki, Itachi-san."

"Lalu?" Itachi mengubah raut mukanya seakan heran, "Sekarang banyak lelaki cantik dan kau manis. Aku sedang memujimu, Uzumaki-san~" lagi senyum itu terbit di bibir si putra sulung. Di kediaman Uchiha hanya Itachi saja yang memanggil Naruto dengan nama depannya. Biar beda sendiri, begitu.

Naruto tidak menyahut. Tidak tahu mesti membalas apa. Dia fokus pada si bayi dalam gendongannya yang menarik-narik biji kancing di dada. Beruntung tarikan si bayi gembul nan semok itu tidak kuat. Itachi berganti tempat, kini duduk di sofa di sebelah sofa yang di duduki oleh adiknya.

"Kalian sudah siap?"

Yang ditunggu tiba; sang kepala keluarga serta pasangannya. Itachi dan Sasuke bersamaan bangkit dari sofa. Oh, tidak lupa perlengkapan perjalanan si bayi dalam sebuah tas di tangan kanan si bungsu Uchiha. Oh, mesti sigap dong sebagai seorang ayah!

Naruto mengangguk atas pertanyaan Fugaku tadi.

Sang kepala keluarga mengajak mereka berangkat. Sang Nyonya menyempatkan diri berbicara dengan asisten rumah tangga yang ditinggalkan. Menyampaikan beberapa pesan kemudian berpamitan.

Mereka berangkat menggunakan satu kendaraan. Sang kepala keluarga duduk di kursi kemudi, disusul si sulung yang duduk di sebelah. Di belakang sang Nyonya Uchiha masuk lalu meminta Naruto yang menggendong Menma untuk mengikutinya. Bermaksud mengatur si pirang di tengah lalu di ujung Sasuke.

"Tunggu dulu," si raven muda menghentikan langkah si pirang, "Aku di belakang saja." Melonggarkan kursi kemudian masuk ke kursi paling belakang dan meletak tas yang ia bawa di sebelahnya.

Setelah Sasuke masuk, Naruto terakhir yang masuk ke dalam mobil. Duduk berdampingan dengan sang Nyonya Uchiha yang meminta si bayiㅡyang langsung ia serahkan. Namun si bayi menolak bersama neneknya dan merengek meminta dikembalikan pada ibunya, sehingga mau tak mau Mikoto memberikan lagi si bayi pada Naruto.

Naruto jadi merasa tidak enak. Dia menunduk pada sang Nyonya Uchiha yanh dibalas anggukan.

"Sepertinya Menma dekat sekali denganmu." Terdengar seperti keluhan dari sang Nyonya Uchiha.

Si bayi di pangkuan Naruto tampak nyaman, duduk tenang sembari matanya menatap keluar jendela. Melihat pemandangan. Naruto segera menggeleng ketika mendengar ucapan Mikoto, "Mu-mungkin dia sedang nyaman bersamaku, Nyonya."

Mikoto mengangguk, tanpa membalas. Memilih bersandar di sandaran dan memandang dari celah kursi di depannya ke jalanan yang mereka lewati. Sedang para pendengar lainnya tak ada yang membuka suara. Fugaku tidak menunjukkan reaksi apapun di wajah, cuma sempat memerhatikan dua orang di belakangnya dari cermin di atap mobil. Itachi tidak minat nimbrung dan si bungsu Uchiha yang sejak awal memejamkan mata merasa tidak perlu ikut campur.

Heart [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang