Chapter 1: Papa's Plan

Start from the beginning
                                    

 

Aku tidak mendengarkan perkataan papa dan sibuk mencari tempat parkir yang kosong. Setelah parkir, aku menurunkan bagasi milik papa turun dan membantunya menggeret tas koper besar itu menuju dalam bandara. Aku berhenti di depan tempat security check point. Papa juga berhenti. Papa memelukku.

 

“Ati-ati ya jalan pulangnya.” Kata papa.

 

“Iya pa. Papa ati-ati juga di pesawat.” Kataku.

 

“Inget loh kamu besok harus ketemu sama cowok kenalan papa itu.” Kata Papa.

 

“Iya-iya.” Kaktaku dengan nada malas. Papa selalu menyuruhku untuk cepat-cepat menikah. Karena itu dia selalu memperkenalkanku dengan seorang laki-laki tiap minggunya. Aku sampai bosan karena harus sering bertemu dengan berbagai macam laki-laki.

 

“Jangan pura-pura gembel kayak kemaren lagi loh.” Kata papa memperingati. Aku memang tidak suka dijodohkan oleh papa. Karena itu, aku selalu berbuat onar saat bertemu dengan laki-laki pilihan papa. Aku pernah memakai baju kotor dan lusuh saat bertemu dengan laki-laki pilihan papa. Waktu itu, aku juga sengaja tidak mencuci rambutku selama seminggu dan tidak mandi pagi itu. Aku tertawa saat laki-laki itu hanya bertahan duduk denganku selama satu jam sampai akhirnya dia menyerah dan meninggalkanku. Sialnya dia melapor pada mamanya sehingga aku dimarahi papa saat pulang waktu itu.

 

“Iya-iya. Kemaren kan cuman buat ngetes doang. Siapa tau dia mau sama aku cuman karena harta doang.” Kataku beralasan. Padahal aku sengaja berbuat usil agar papa berhenti menjodoh-jodohkanku. Lagipula kenapa sih papa sibuk sekali mencarikan pasangan untukku? Perasaan aku belum setua itu.

 

“Jangan dandan kayak anak kuper juga.” Kata papa lagi. Aku memang pernah berdandan seperti anak kuper yang berkacamata, bertompel dan kehilangan gigi depanku dengan bantuan teman baikku yang adalah seorang make-up artist. Perjodohan waktu itu juga gagal. Saat papa mendengar cerita laki-laki itu, aku dimarahi papa lagi. Tentu saja aku tidak kapok karena aku memang belum ingin berpasangan.

 

“Iya-iya. Itu kan juga biar dia ngga liat aku dari penampilan doang” Kataku lagi-lagi mencari alasan.

 

“Kamu sih aneh-aneh terus setiap papa jodohin. Papa ngga mau kamu berpenampilan atau berkelakuan aneh lagi di depan mereka.” Kata papa memerintahkan.

 

“Lagian papa sih pake acara ngenal-ngenalin aku segala.” Kataku kesal.

 

“Kan biar kamu cepet nikah. Inget umur loh.” Kata papa.

 

“Apa-apaan sih papa. Aku kan baru umur dua lima. Belom tua-tua amat kali.” Kataku protes. Setahuku juga banyak orang asing yang menikah saat umur mereka lebuh tua. Lihat saja artis-artis korea. Kim jong kook saja belum menikah walaupun umurnya sudah hampir empat puluh.

 

“Belom tua emang, tapi kalo kamu jomblo terus, bisa-bisa beneran jadi perawan tua.” Kata papa memperingati.

PixieWhere stories live. Discover now