Prolog

7.9K 475 84
                                    

"Ada yang menghilang hanya agar tahu rasanya dicari, ada juga yang menghilang untuk terbiasa tak bersama lagi."
▪️▪️▪️




Bantingan keras kembali terdengar membuat semua orang terlonjak kaget. Hanya delikan mata yang gadis itu dapatkan saat ini. Kini, ia hanya menampilkan deretan gigi putihnya seraya merasa bersalah dan mulut kecilnya mengatakan sorry tanpa bersuara.

Yang lain hanya menggelengkan kepala. Bagaimana tidak? Sejak tadi dara di hadapan mereka terus saja mengoceh dan mengumpat, bukan seseorang melainkan keadaan.

Chou Tzuyu.

Ia hanya tersenyum sambil kembali meraih ponsel yang tadi ia taruh--ah bukan, ia lempar secara tak sengaja ke atas meja kaca, wajahnya merona dan kembali mentralkan napas, menatap kembali deretan kata yang berjejer rapi di permukaan benda bercase rose gold tersebut.

Salah rasanya melarang gila pada orang yang sedang jatuh cinta. Mustahil dan sia-sia, dan itu pula yang kini sedang dipahami oleh tiga gadis lain di hadapannya--Solbin, Doyeon dan Yoojung--sahabatnya.

Tzuyu kembali menjerit, membuat tiga gadis lain menatap risih sekitar karena dikira membawa orang kurang waras ke sebuah Kafe ternama. Dengan cepat Doyeon menutup mulut Tzuyu, namun gadis itu malah terus bergumam dengan mulutnya yang terutup.

Mereka mendesah karena tahu kegilaan Tzuyu akan bertambah setelah ini.

Ya, aku gila, dan itu karena dia. Ucap Tzuyu membatin merasa menang.

🌸🌸🌸

Tzuyu masih saja tak melepas senyumannya. Ia kembali melihat barang-barang cantik dari balik lemari kaca yang terpajang rapi. Di sisi lain, tiga temannya tak jauh berbeda, bahkan sudah tak terhitung berapa banyak yang mereka bawa, selagi masih bisa, mereka akan terus menunjuk barang yang mereka inginkan.

Suara dering ponsel kembali terdengar. Tzuyu yang sedang fokus menatap cincin berlian di hadapannya teralih menatap satu temannya yang kesulitan untuk merogoh ponsel dalam sling bag miliknya. Tak mau ambil pusing, Tzuyu kembali menatap cincinnya dan tersenyum.

"Baiklah, aku mau yang ini," tunjuk Tzuyu membuat wanita di hadapannya mengangguk.

"Woah, seperti biasa, pilihan yang bagus Tzuyu," puji sang gadis yang baru saja menutup panggilan teleponnya.

Tzuyu hanya tersenyum dan kembali mengedarkan mata.

"Kau tidak membeli banyak hari ini?" tanya gadis lain yang mengikat rambutnya menjadi satu. Tzuyu mendesah sebelum akhirnya menggeleng.

"Aku sudah hilang minat, tidak ada model baru yang belum aku miliki di rumah," jawab Tzuyu membuat tiga temannya saling menatap.

"Lalu?" tanya mereka hampir bersamaan.

Tzuyu kembali tersenyum dan tersipu.

"Aku ingin membeli sesuatu untuk dikenakan malam ini,"

"Untuk bertemu dengannya?" Tzuyu hanya mengangguk.

"Tapi kau--"

"Ya, ya. Dia bilang ingin melihat sosok wanita sederhana," jawab Tzuyu cepat sebelum mereka kembali bertanya.

"Begitukah? Lalu, apa Tzuyu kita bisa melakukan itu?" tanya Solbin sambil memberi tatapan menantang, Tzuyu terkekeh melihat dua sahabat lainnya mengangguk.

"Tentu saja," jawabnya mengambil paper bag kecil berisi cincin berlian tadi.

"Serius?"

"Tentu saja tidak,"

▪️▪️🍃▪️▪️

Assalamu'alaikum...

Holaaaa,, ketemu lagi di cerita yang baru. Ampun, bingung mau nulis apa di Prolog ini, wkwkwk.

Kali ini Syifa pengen coba bawa cerita yang lebih santai, gak penuh drama dan terlalu diada-ada🤭🤭

Entah, Syifa gak bisa jamin, mudah2an kalian gak hilang minat baca cerita Syifa, karena makin sini, rasanya cerita Syifa makin gak bisa dibenahi.

Kritik dan saran ditunggu.

Terimakasih💜💜

Eadrainn [COMPLETED]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora