Dia tak masuk, hanya berdiri diluar. Memejamkan matanya.
Aku juga ingin berdoa,

"Semoga tahun ini, aku dapat menemukan kembali kebahagiaanku" kataku sambil memejamkan mata

Aku benar-benar ingin menebus semuanya.

Ku buka mataku, matanya menatapku heran.

Wae?
Apa dia mengenalku?

Aku tak boleh gugup. Aku cuma bersikap biasa dan tersenyum ke arahnya.

Kulihat dia membalas senyumku. Dan mengambil ancang-ancang untuk pergi lagi.

"Tunggu" aku memang gila.
Apa yang ku lakukan?? Tangan ku reflek menahannya.

Kulihat dia menatapku.

Ayoo lah berpikir bodoh.

"Kau....." kataku sedikit berhati-hati

"Kau ingin minum teh denganku. Aku sedikit kesepian"

Bodoh bodoh
Minum teh dimalam hari? Kurasa otakku sudah rusak.

"Ne?" Jawabnya kaget.
Wajar saja dia kaget siapa yang tak heran jika seseorang yang tak kau kenal tiba-tiba mengajakmu untuk minum teh bersama.

Bodooohhh bodohh

"Ah maafkan aku" aku melepas gengaman ku "aku cuma butuh teman" jawabku menunduk mengindari tatapannya

"Kau ingin minum teh dimana?" Aku kaget sekaligus senang dengan pertanyaannya. Dia tersenyum menanti jawabanku

~~~~○○○○○~~~~

Nayeon POV

Aku tak bisa memaafkan diriku sendiri.

Bodoh

Apa yang harus kulakukan. Kaki dan tangan ku gemetar. Air mataku jatuh begitu saja.

Orang-orang disekitaran segera berlarian melihat tempat kejadian. Aku cuma bisa melihat dari celah-celah kaki kerumunan, aspal itu sudah mengalir darah segar.

Aku menyeret kakiku, bahkan aku tak sanggup menapakan kakiku

"Gwenchana?" Tanya seorang wanita yang menangkapku hampir jatuh

"Tolong" isakku

"Tolong bawaku kesana" aku terlalu lemah berjalan dengan kaki ini. Wanita muda itu memapahku, membawaku ke pusat keramaian

Aku melihat mobil yang menabrak sudah rusak parah,

Darah dimana-mana

Aku terduduk lemas, aku tak peduli orang-orang menatapku. Aku hanya bisa menangis

"Ya telp ambulance cepat" suaranya memberiku harapan

Aku merangkak bagai anak kecil yang baru berjalan.

Dia benar-benar bodoh

"Bodoh..... bodoh.." kataku menghampiri tubuhnya dan memukul tubuhnya.

"Hai tenang lah sayang, aku tak apa-apa" dia berusaha menenangkanku

"Nay, kita harus membawanya kerumah sakit" jelasnya.
Aku melihat apa maksud dari ucapannya.

Jadi darah yang berserakan ini, darah dari pria yang membawa motor ugal-ugalan tadi.

Bodohnya aku.

Aku sudah hampir pingsan, mengira mobil itu menabraknya. Setidaknya aku sedikit lega, bahwa pria ini yang di tabrak.

Regret ✔Where stories live. Discover now