Extra

360 33 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Lorong koridor kini tampak sepi, tentu saja jam pelajaran sudah berlangsung 30 menit yang lalu. Hanya bunyi heels yang terdengar di lorong koridor.

Satu tangan yang memegang sebuah penggaris, matanya menoleh ke arah kelas yang sedang melangsungkan pelajaran dan terkadang menoleh ke arah lapangan yang berada tepat di halaman, kelas lain sedang melanjutkan olahraga di pandu sang guru.

Heera, gadis yang kini menyandang status sebagai guru kedisiplinan di sekolah menengahnya dulu. Sudah 3 tahun Heera bekerja, Heera bahkan hafal dengan murid - murid yang memang sering membandel.

Tangannya meraih knop pintu gudang dan membukanya. Ia melipat lengannya di dada ketika melihat 3 murid yang membolos.

"Ikut dengan Ibu!"

Suara lembut dan tegasnya membuat ketiga murid tadi langsung berdiri tegap dan mengikuti langkah Heera.

Pandangannya yang tegas mampu membuat ketiga murid tadi menunduk.

"Kenapa kalian membolos?"

Tak ada yang menjawab, "Ibu bertanya pada kalian."

"Pak Yeonhwa tidak masuk kelas, jadi kami bolos bu."

Heera menghela nafasnya, "Jika Pak Yeonhwa tidak masuk kelas, kalian bisa diam di kelas atau ke perpus bukan? Tidak bolos begini."

Tak ada yang menjawab, "Kalian tahu konsekuensinya bukan?"

Ketiganya mengangguk, "Iya bu."

"Membersihkan lapangan indor? Atau membantu pak Yesung di perpustakaan?"

Ketiganya saling menoleh, "Kami akan membantu pak Yesung, bu."

Heera mengangguk, "Baiklah. Kalian langsung ke perpus. Ingat! Bantu pak Yesung!"

Ketiganya tersenyum lalu permisi dari ruangan kedisiplinan. Heera tersenyum lalu meraih ponsel yang berada di saku jas kanannya. Sebuah notifikasi dari tunangannya.



Changminebin❤

Aku akan pulang hari ini. Jadi siapkan makanan yang enak karna aku akan langsung ke apartment mu nanti.
Love😚

9.45


Tangannya memasukkan ponselnya kembali lalu melihat jemari kanan manis yang terselip sebuah cincin pertungan mereka 6 bulan lalu.

Tangannya memasukkan ponselnya kembali lalu melihat jemari kanan manis yang terselip sebuah cincin pertungan mereka 6 bulan lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








------@------









Changbin meneteng sebuah paper bag berisi hadiah untuk tunangannya. Tangannya memencet passcode apartment Heera.

Sepi

Changbin mengernyit bingung, dimana kiranya keberadaan tunangannya. Tangannya meletakkan paper bag tadi di meja. Lalu melangkah ke arah dapur.

Makanan sudah tersaji di atas meja makan, Chabgbin tebak Heera sedang di kamarnya. Changbin memilih duduk dan menunggu Heera.

Tangannya memainkan cicin yang tersemat di jemari manis kanannya. Cincin pertunangannya, Changbin tersenyum mengingat pengikatan mereka dulu.

Changbin agak terkejut ketika sebuah tangan melingkar di lehernya serta sebuah ciuman mendarat di pipi kirinya. Aroma ini Changbin kenal, aroma yang memabukkan Changbin selama ini.

Changbin bangkit dari duduknya, menatap gadis yang berada tepat di hadapannya. Gadis yang tingginya hanya seleher Changbin.

Changbin menarik Heera kedalam dekapannya. Sungguh aroma ini sangat Changbin rindukan, baginya ini sebuah candu.

5 hari tak bertemu membuat Changbin merasa sangat rindu dengan gadis yang ada di depannya kini.

"Aku merindukan mu."

"Aku juga, sangat merindukanmu."

Changbin mendaratkan sebuah ciuman si bibir Heera, melumatmya sebentar lalu melepasnya dan kembali memeluk Heera.


Heera melonggarkan pelukannya menatap Changbin yang lebih tinggi darinya. Tangan kanannya terangkat mengelus surai hitam Changbin, lalu menarik oelan kepala Changbin dan mendaratkan sebuah kecupan di dahi Changbin.

"Aku yakin kau belum makan. Jadi mari kita makan dulu, sesi temu kangennya nanti saja."

Changbin tersenyum lalu melepas pelukannya, menarik kursi untuk Heera lalu Ia duduk tepat di samping Heera.

Mereka menikmati makan malam dengan percakapan ringan yang di penuhi keluhan Changbin yang tak bisa bertemu Heera karna harus pergi ke luar kota untuk bisnisnya. Malam ini, malam untuk melepas rindu bagi Heera dan Changbin mengingat 5 hari mereka sudah tak bertemu.



Di bawah selimut yang sama, tangan Changbin yang memeluk pinggang Heera. Mereka sama sama bersandar di ranjang. Menceritakan hal - hal yang 5 hari ini mereka lewati. Heera dengan cerita murid - muridnya dan Changbin dengan cerita bisnisnya dan tentu saja, rencana pernikahan mereka yang akan mereka langsungkan beberapa bulan lagi.


Tak ada yang tahu kemana, kapan, ke siapa perasaan itu akan berlabuh. Jika bukan karna keyakinan yang Changbin perlihatkan padanya, Heera dan Changbin mungkin kini hanya berstatus sekedar kenal. Heera berterimakasi pada Changbin yang membuatnya percaya dan yakin dan begitupun Changbin berterimakasi pada Heera, karna mau memberi Changbin kesempatan.

Younger  || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang