Soora ikut meletakkan tasnya di sofa. "Sama ayah aja"

"Oke. Kalian mandi dulu, belum mandi kan?"

Soora segera mematuhi ucapan Kyungsoo. Ia langsung mandi setelah Kyungsoo memberinya handuk. Setelah Soora mandi giliran Daehan yang dimandikan oleh Kyungsoo—sekalian Kyungsoo ikut mandi juga. Namun mereka tak berlama-lama di kamar mandi karena Daehan baru sembuh dari pilek, apalagi sudah malam.

Setelah mereka semua selesai mandi—termasuk Chanyeol yang sudah punya beberapa helai baju di apartemen Kyungsoo—mereka semua duduk di meja makan.

"Makan apa kita enaknya?" tanya Kyungsoo.

"Ayah masak nasi goreng aja biar gampang" usul Soora. Daehan mengangguk mendengar usulan kakaknya.

"Yah aku ngikut aja" sahut Chanyeol.

"Oke, nasi goreng segera meluncur" kata Kyungsoo sambil menurunkan Daehan dari pangkuannya. Ia membiarkan Daehan duduk sendiri di kursi sementara ia melesat ke dapur untuk memasak nasi goreng kesukaan anak-anaknya.

Lima belas menit kemudian empat piring nasi goreng telah tersaji diatas meja makan bersama dengan empat gelas cokelat hangat—Chanyeol yang membuatnya karena udara malam ini agak dingin.

"Jalmokgetsseumnida" ujar Soora sopan.

"Jalmokgetsseumnida" timpal Chanyeol dan Kyungsoo.

"Daehan bisa makan sendiri?" tanya Kyungsoo sambil memasangkan selembar tisu di kausnya supaya kausnya tidak kotor terkena makanan. Daehan mengangguk lalu menyendokkan nasinya. Agak berantakan, tapi setidaknya dia bisa.

"Oke" Kyungsoo mengangguk lalu memakan nasi gorengnya.

Beberapa belas menit kemudian mereka telah selesai makan meski beberapa butir nasi milik Daehan berceceran di sekitar mangkuknya. Chanyeol mengambil seluruh mangkuk dan alat makan yang kotor dan seperti biasa mencuci semuanya sendiri. Sementara itu Kyungsoo membersihkan butiran-butiran nasi yang tercecer di meja, setelah itu ia membuang semua sampah makanan.

———

"Sudah jam sembilan, ayo tidur-tidur!" seru Kyungsoo sambil mengangkat Daehan dan melempar-lempar tubuhnya di udara. "Ayo kakak Soora" ujarnya sambil berjalan ke kamar. Soora mengekor. "Chanyeol aku menidurkan anak-anak dulu sebentar ya"

"Iyaa" jawab Chanyeol sambil meneguk sprite dingin. Matanya terfokus pada layar tv di depannya, sementara tangannya memegang setoples kacang. Chanyeol dapat mendengar keributan dari kamar Kyungsoo. Anak-anak itu terus berceloteh, yang ditanggapi dengan antusias oleh sang ayah. Ia terkekeh kecil mendengarnya. Namun beberapa menit kemudian kamar menjadi hening. Anak-anak itu pasti sudah tidur.

Setelah sepuluh menit Kyungsoo keluar dari kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya di sofa, tepat di samping Chanyeol.

"Anak-anak sudah tidur? Cepat juga" komentar Chanyeol.

"Iya" kata Kyungsoo singkat sambil menuangkan sprite dingin ke gelas, lalu meneguknya.

"Aku benar-benar melihat sisi dirimu yang benar-benar berbeda hari ini" kata Chanyeol.

"Maksudmu?" tanya Kyungsoo tak paham.

"Kamu benar-benar penyabar sekali ditempeli anak-anak. Dan juga saat menyuapi Daehan. Aku benar-benar gemas melihat dia makan lama sekali. Tapi kamu bahkan gak berkomentar apapun, apalagi mengomel" ujarnya.

Kyungsoo tertawa kecil, lalu mengambil kacang dari toples yang dipegang Chanyeol. "Aku gak bisa bertemu mereka setiap hari karena jadwalku sangat padat dan aku gak serumah dengan mereka. Andai aku serumah dengan mereka, meski jadwalku padat tapi pasti aku tetap bisa bertemu mereka setiap hari. Tapi karena gak serumah, susah untuk bertemu mereka sering-sering. Aku hanya bisa bertemu mereka saat waktuku benar-benar luang. Apalagi jalanan Seoul sangat macet, kamu kan tau sendiri. Itu sebabnya aku gak pernah mau marah-marah atau mengomel pada mereka. Kalau mereka berbuat salah, aku selalu memberitahu pelan-pelan, bukan marah-marah. Aku tidak pernah bisa marah meskipun kesabaranku menipis karena tingkah ajaib mereka."

"Kamu hebat" puji Chanyeol.

Kyungsoo tersenyum kecil lalu meneguk spritenya lagi. "Kamu tau, sejak Soora lahir Jihan gak pernah mengurus anaknya sendiri. Dulu sewaktu dia masih menjadi istriku, akulah yang mengurus Soora. Jika aku kerja, babysitter yang mengurusnya. Setelah kami bercerai pun, aku selalu menyempatkan datang ke rumahnya untuk menengok dan mengurus Soora. Jihan itu gila kerja, dia berangkat pagi buta dan pulang tengah malam. Aku hampir gak pernah bertemu Jihan jika aku ke rumahnya. Jarang sekali aku bertemu dia. Sebenarnya Jihan peduli pada anak-anak, tapi hanya sedikit. Untungnya anak-anakku mandiri dan pengertian, mereka gak pernah tanya kenapa ibunya gak begitu peduli pada mereka. Begitu pula dengan Daehan, sejak dia lahir hanya aku dan babysitter yang mengurusnya. Itu juga sebab kenapa aku gak bisa marah pada mereka berdua" lanjutnya.

"Jihan itu gila atau bagaimana?!" ujar Chanyeol tak percaya.

Kyungsoo tertawa kecil. "Entahlah, aku juga tak paham jalan pikirannya. Tapi untungnya, dia masih mau mengandung anak-anakku meski setelah lahir tidak dia urus. Jika wanita lain yang berada di posisi Jihan, kupikir belum tentu wanita itu mau mengandung anak orang diluar pernikahan, iya kan? Tapi Jihan tetap mempertahankan anak kami. Yah untuk yang satu itu kuakui dia cukup waras" kata Kyungsoo.

"Untunglah kalau dia masih punya sisi baik" ujar Chanyeol sebal. Kyungsoo tertawa.

"Huwaaaa.... ayaaah....!" terdengar tangisan Daehan dari kamar.

"Daehan tidur!" terdengar juga seruan Soora setelahnya. Kyungsoo dan Chanyeol tertawa kecil.

"Kenapa lagi dia itu" gumam Kyungsoo sambil beranjak dari sofa. Chanyeol mengekori adik sepupunya ke kamar.

Father: dksWhere stories live. Discover now