Our Forbidden Relation

Start from the beginning
                                    

Itu semua karena kesibukannya dalam menangani masalah cabang perusahaannya di China hingga membuatnya harus terbang dan mengurusi masalah yang ada disana selama seminggu, meninggalkan kantornya di Korea dan juga baby-nya tersebut.

"Aku juga sangat sangat sangat merindukanmu, baby. Tapi aku masih belum sepenuhnya percaya. Ini bukan karena rindu padaku saja kan kau bisa sampai clingy begini. Ada apa? Ada yang mengganggu pikiranmu?" ujar Jungkook. Bukan satu dua hari saja ia mengenal Taehyung. Sudah bertahun-tahun mereka saling mengenal hingga ia tak bodoh sampai tak tau bagaimana kebiasaannya tersebut.

"Mama Park ingin bertemu denganku, nanti." ujar Taehyung lirih. Meski begitu, cukup membuat Jungkook terdiam.

"Hahh sepertinya beliau serius ingin menjodohkanku dengan putrinya. Tapi-"

"Apa kau menyukai Chaeyoung?" potong Jungkook buat Taehyung mendongakkan kepalanya hingga membuat keduanya saling bertatapan.

"Mana mungkin aku menyukainya!" balas Taehyung dengan raut wajah yang terlihat agak kesal.

"Tak ada yang tau kan? Bisa saja perasaanmu berubah padanya karena kau mulai terbiasa bersamanya. Kau kan-"

"Jadi kau berpikiran begitu?" potong Taehyung yang langsung berdiri dari duduknya, berhadapan dengan Jungkook dengan wajah memerah, kesal. Sungguh, perkataan Jungkook tersebut cukup menyinggung perasaannya.

"Tae-"

"Oh aku tau. Kau memang sudah menyerah kan dengan hubungan kita ini? Ya aku juga tak tau sih bisa disebut apa memang hubungan kita ini kalau kau saja mungkin sudah bosan menjadikan aku jalangmu, kan?" ujar Kim Taehyung dengan penuh emosi, wajahnya bahkan sampai terlihat memerah sekali karena mulai menangis.

"Kim Taehyung jaga bicaramu!" balas Jungkook tak kalah kesalnya.

"Kenapa? Aku.. Benar? Baiklah aku mengerti-"

"Kau yang tidak mengerti Tae!" potong Jungkook lalu kembali menarik kuat tangan Taehyung hingga membuat pria itu jatuh membentur meja kerjanya. Taehyung mulai meringis saat pinggang kanannya tak sengaja terbentur dengan pinggir meja dengan cukup kuat.

"Maaf.." ujar Jungkook lirih bersamaan dengan derai airmata yang semakin banyak mengalir dari pelupuk mata Taehyung. Ia hanya merasa sakit, bukan karena benturan itu, tapi lebih kepada hatinya.

Jungkook mendudukkan tubuh Taehyung di atas meja kerjanya. Beruntung beberapa dokumen penting sudah ia singkirkan lebih dulu dari atas meja kerjanya. Pelan, Jungkook mulai menyibak sedikit kemeja putih yang dikenakan oleh Taehyung tersebut. Ia hanya ingin memastikan jika Taehyung-nya tak terluka parah.

"Apa ini.. Sakit?" ujar Jungkook seraya mencoba untuk mengelus pinggang kanan Taehyung yang terbentur tadi.

Jungkook hanya bisa menghela nafas dan merasa bersalah saat mendapati memar kebiruan di pinggang ramping Taehyung-nya. Ia jadi merasa bersalah dan kembali mengelus pelan memar tersebut hingga tak sadar jika elusan itu dapat memberikan sebuah afeksi yang berlebihan di tubuh Taehyung.

Taehyung mengeratkan genggaman kedua tangannya di kedua sisi tubuhnya. Ia bahkan mencoba untuk mengatupkan dan mengigit bibir bawahnya kuat-kuat saat merasakan elusan yang mulai menjelma menjadi lebih intim. Jungkook sendiri sadar akan apa yang ia perbuat dan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Terlebih sudah seminggu ini ia bertahan untuk merindu pada Taehyung-nya.

Jungkook semakin merapatkan tubuhnya hingga membuat Taehyung kepayahan untuk mengatur nafas. Sungguh, aroma Jungkook begitu menggodanya terlebih saat kedua lengan kekar itu mulai mengukung tubuhnya, membuat Taehyung menjadi susah untuk bergerak.

CLOSER_Where stories live. Discover now