Stella - Bab 1

127K 2.5K 64
                                    

"Dasar anak haram."

"Kau tak pantas hidup di dunia ini."

"Asal usulnya saja sudah tidak jelas."

Stella kecil meringkuk sedih di pojokan sebuah ruangan, Stella tak sanggup lagi untuk terus menerus mendengar teman-temannya mencemoohkan takdir hidupnya. Stella kecil meringis dengan isakan yang terus mengalir dari kedua bola matanya, Stella tahu bahwa pekerjaan ibunya memang tak baik untuk ketentraman hidupnya.

"Ibu?" Panggil Stella kecil, dengan menggoyangkan tubuh ibunya.

"Ibu, tolong berhenti bekerja disana." Sambung Stella kecil dengan isakan yang semakin membanjiri kedua kelopak matanya.

"Ibu?" Stella membalikkan tubuh wanita itu, genangan darah menempel di pergelangan tangannya tetes demi tetes cairan merah itu terus membasahi lantai.

Stella kecil memundurkan seketika tubuhnya, kedua matanya melotot tak percaya sedangkan kedua tangannya membungkam hebat mulutnya yang terbuka lebar.

'Apa yang ibu lakukan?'

Batinnya bertanya-tanya. Tentang pemandangan yang tak seharusnya ia lihat. Stella membuka pintu rumah kontrakannya lebar-lebar ia berlari di sekeliling rumah, berteriak kesana kemari meminta pertolongan seseorang untuk membantu ibunya. Stella terus berlari menelusuri jalan gang sempit sampai ia menemukan beberapa kerumunan ibu-ibu yang asyik mengobrol di sebuah warung.

"Bu, Stella mohon bantu Stella." Stella berisak semakin keras sedangkan mereka tak menghiraukan kehadirannya bahkan mereka semakin asyik mengobrol.

Stella geram ia meraih salah satu pundak dari mereka. "Bu. Tolong bantu saya," pintanya dengan parau.

"Lepaskan tangan kotormu itu dari bajuku ... dasar anak haram!!" Seorang ibu tua menepis kasar sampai Stella jatuh terpelanting menabrak tembok.

"Hiks." Stella kembali menangis, ia mengelus pelan kepala bagian belakang.

"Pergi sana...."

Stella berlari secepat yang ia bisa, kedua lututnya ngilu efek gesekan saat gadis itu terjatuh. Air matanya semakin deras, Stella masuk kembali ke dalam rumah lalu memeluk tubuh ibunya sampai ia ikut terlelap.

"Tidaaakkk!!"

Stella segera membuka kedua matanya dengan sangat lebar, mimpi itu kembali hadir. Bagaimana orang-orang yang tidak memiliki hati nurani menelantarkan jasad ibunya, Stella masih ingat nama-nama bahkan raut wajah mereka yang dengan sengaja menghina dan mengucilkan keberadaannya.

"Hiks ... ibu," lirih Stella dengan memeluk sebuah bingkai berukuran kecil.

"Kenapa ibu meninggalkan Stella?"

"Stella sangat merindukan ibu."

Byuuuurrrrrrrr

Air dingin menyentuh kasar seluruh tubuhnya, belum sempat Stella menoleh ke belakang. Rambut panjangnya di tarik paksa dari arah belakang.

"Sakit ... hiks." Stella mengerang kesakitan, gadis itu berusaha untuk menahannya namun kekuatan seorang pria di belakangnya semakin menambah kekuatan tangannya.

"Om ... Stella mohon lepa--" Stella memohon dengan sangat lelah, Stella meraih kedua kaki pria tua di hadapannya dengan isakan yang semakin menghebat.

"Cari kerja sana!!" Bentak pria tua dengan seluruh rambutnya yang sudah memutih, ia meremas rambut Stella yang masih berada di dalam genggaman tangannya.

"Baik om, tapi Stella mohon lepaskan rambut Stella." Rintihnya kembali, Stella benar-benar merasakan sakit di bagian kepalanya.

"Om akan lepaskan, asal kau mencari uang sekarang sayang."

Dengan sekali dorongan seluruh rambut panjang Stella bebas dari jeratan mematikan, Jino merupakan om angkat Stella ia membantu membiayai kehidupannya selama Stella bersekolah. Perlakuannya sangat kasar, tak jarang Stella mendapatkan siksaan ketika ia melakukan kesalahan.

Stella merapikan diri dengan mata sayu Stella berpamitan kepada Jino untuk pergi keluar mencari kerjaan, tentu saja Jino mengizinkannya dengan senang hati, jika Stella bekerja ia tak perlu lagi bersusah payah untuk mencari uang, karena Stella yang akan menggantikan dirinya mencari uang.

"Ibu ... hiks." Stella berisak disepanjang langkah kakinya, gadis itu benar-benar merindukan sosok ibu kandungnya.


~ Repost ~


STELLA ( New Version )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang