Enam Belas

56.9K 8.8K 2.1K
                                    

©motonoona

©motonoona

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Ada sesuatu yang menghimpit perutku. Juga, hembusan hangat yang menerpa leher. Merasakan gerakan di antara kaki, disertai dengan dengkuran lembut.

Kala kepala tertorehkan ke belakang, menemukan sosok Johnny dalam keadaan terpejam. Wajahnya tampak tenang, dengan sudut bibir yang sedikit terangkat.

Aku memalingkan wajah. Menekan kuat dada ini, mencoba meredam detak jantung yang sempat menggila.

Walau dia Kakak kandungku sendiri, tetap saja aku terkejut.

Lagi pula, tidak biasanya Johnny datang ke kamar dan memelukku seperti ini. Kebiasaan yang sudah lama hilang. Hanya dilakukan saat kami masih sama-sama berusia belasan. Ketika dia bermimpi buruk atau baru saja dimarahi oleh Mendiang Bunda, kamarku akan menjadi tujuan utamanya.

Mencari ketanangan lewat sebuah pelukan.

Sebenarnya, dia lebih manja dari pada aku.

Kulirik jam di atas nakas. Sudah pukul setengah lima pagi. Belum waktunya Kakakku bangun.

Bergerak sepelan mungkin, berhati-hati mengangkat tangan Johnny dari perut. Aku membalikkan badan, membuat posisi kami saling berhadapan.

Kurasakan Johnny bereaksi, tangannya lebih merangkul erat pinggang. Membawa semakin dekat dalam pelukan. Wajahnya dia benamkan diceruk leherku.

Kenapa aku merasa kami seperti pasangan suami istri dibanding Kakak dan Adik?

Melihat dari usia yang sudah sama-sama berkepala dua, interaksi ini terlalu berlebihan. Johnny memelukku layaknya dia sedang mendekap sang kekasih.

Tapi, kalau boleh jujur...aku menyukainya.

Bukan, bukan dalam artian menyukai dari sisi perempuan kepada pria. Aku menyukainya karena rindu. Sudah berapa lama sosok dihadapan tidak merengkuhku sehangat ini?

Aku merindukannya.

Merindukan bagaimana cara Johnny memperlakukan.

Merindukan bagaimana cara Johnny menuturkan setiap kalimat yang sulit untuk aku mengerti.

Merindukan bagaimana cara Johnny melindungiku dengan larangan-larangan anehnya yang terkesan mengekang.

Merindukan...aku hanya merindukan Seo Johnny.

Takdir, tolong jangan ganggu kami dulu. Aku ingin tetap seperti ini untuk beberapa saat.

Istri Paruh Waktu | Nakamoto YutaWhere stories live. Discover now