Sebelas

47.5K 8.5K 3.1K
                                    

©motonoona


Aku belum tidur. Baru saja keluar kamar mandi dengan rambut basah. Menggunakan handuk untuk mengeringkan, aku meraih ponsel di atas meja.

Pukul 19.30

Waktu makan malam sudah lewat. Seperti yang lalu-lalu, aku dan Johnny makan terpisah. Dia di kantor kesayangannya, aku berdiam diri di rumah.

Tidak ada pesan dari Johnny, yang artinya, Kakakku itu sebentar lagi akan pulang. Sebuah kebiasaan, dia akan mengabari kalau harus menginap di luar.

Aku menaiki tangga, menuju kamarku di lantai dua. Ngomong-ngomong, aku memakai kamar mandi di kamar tamu. Tiba-tiba saja, air di kamarku tidak menyala.

Aku akan memanggil tukang esok.

Melewati kamar Johnny yang tak sepenuhnya tertutup, kemudian melirik ke dalam. Hanya menemukan kertas dan pakaian berserakan, aku tidak berani untuk mengambil tindakan.

Ingin hati membersihkan, namun, aku tidak tahu mana yang harus dibuang dan mana yang harus disimpan.

TING TONG!

Aku terperanjat. Suara bel yang nyaring langsung memenuhi penjuru rumah. Berpegangan pada pagar pembatas, nyaris terpeleset ke belakang.

Kenapa akhir-akhir ini jantungku lemah?

Mudah terkejut, bahkan pada suara pelan sekaligus. Ingatkan aku untuk mengganti benda itu juga. Bisa berpotensi serangan jantung pada usia muda kalau begini caranya.

Aku memutar kepala ke bawah, ke arah asal suara. Pintu utama.

TING TONG!

Ada tamu.

Siapa pun, dia pasti bukan Johnny.

Kakakku itu tidak akan membuang-buang waktunya udah sekedar menekan bel.

Berbalik, aku kembali menitih anak tangga satu persatu. Selesai mandi dan aku bolak-balik disini? Rasanya, seperti olahraga pagi.

Membukakan pintu, untuk menemukan sosok yang paling tidak ingin aku lihat saat ini.

Bukan, bukan Nakamoto Yuta.

Dia, Jung Jaehyun.

"Selamat malam, Grace."

Tersenyum lebar sampai garis matanya membentuk lengkungan bulan, memamerkan lesung pipinya yang dalam.

Aku terdiam. Masih sedikit tidak percaya dengan yang kulihat.

Dia disana.

Di teras rumahku.

Dia disana.

Dengan setelan santai berkunjung.

Dia disana.

Sosok terakhir yang kuharapkan.

Tersenyum miris, sesuatu dalam dadaku berdenyut perih.

"Johnny belum pulang?"

Istri Paruh Waktu | Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang