Hamba Allah

29 0 0
                                    

2014
Tahun pertama adalah awal aku mengenalmu. Sedikit tau aku tentang mu saat itu. Teman kelas. Seorang atlet renang dan satu pujian yang entah mengapa aku masih ingat. Disela-sela rak buku ia berucap
" kamu orangnya grapyak ya fi!"
"Grapyak itu apa?"
"Yaa kayak kamu"
"...??"
Seorang wanita mana yang dipuji tidak bangga? Bahkan cara ucapannya mengingatkanku pada ibuku. Bahkan sepulang sekolah aku bertanya pada ibuku arti "grapyak". Sungguh sampai sekarangpun aku masih ragu apa itu "grapyak" dan apakah benar aku orangnya "grapyak"

2015
Tahun kedua aku hampir tak tau tentangmu. Mungkin saat itu aku sangat fokus dengan studiku dan diriku sendiri.

2016
Tahun terakhir, aku merasa takdir mulai mengizinkan ku mengenalmu. Ini bermula tatkala guru waliku menyuruhku pindah dari bangku depan ke paling belakang. Tepat di belakangmu. Sungguh saat itu buat aku frustasi karena aku tak suka duduk belakang karena sangat ramai so mengganggu konsentrasi. Apalagi aku pendek. :'(

Kebencian ku duduk di belakang, ku coba untuk cari tau alasan guru itu. Muncul hipotesa awal atas pertanyaan itu. Hipotesanya adalah agar aku dan teman sebangku bisa membantu teman-temanku dibelakang untuk memahami pelajaran terutama kamu. Hipotesa itulah yang buatku menerima takdir dan menyemangati ku untuk membantu sesama.Mulai saat itu perlahan aku mulai memperhatikanmu. Adakah masalah dengan mu sampai guruku itu memindahkanku dan rekanku kebelakang?

Tahun terakhir yang menjadi kenangan yang sulit terlupa. Cukup banyak memori yang aku ingat tentang mu.   Meskipun aku hanya memperhatikan mu dan sangat sedikit berbicara dengan mu, perlahan aku tau bahwa sikapmu yang sok bodoh itu kamu itu orang yang suka sekali membaca. Membaca apapun yang kamu dapat. Kecuali buku pelajaran. Sikapmu yang liar ternyata kau rajin ibadah more than me. Sangat sayang pada ibumu, bahkan rela kuliah di area kotamu demi tak mau jauh dengan ibu. Suka sekali menggambar. Gambar mu cukup bagus, bahkan saat teman bangkuku mulai menggambar anime kamu ikutan menggambar, memperhatikannya menggambar, dan memuji-mujinya. Kau sebut dia dewa. Hahah bahkan sangking polosnya aku, aku mengira kamu suka dia karena  sikapmu dan caramu berbicara terutama soal menggambar itu sangat beda. So excited. Aku tau kamu orangnya suka merendahkan diri sendiri, tak PD. Menganggap bahwa dirimu yang paling bodoh dan hancur. Tapi aku yakin kamu tidak seperti itu. Kamu bisa dan punya kemauan untuk mengubahnya meskipun harus di dorong dulu. Kenapa aku bisa bicara soal ini karena kamu seorang atlet. Atlet dididik untuk pantang menyerah. Saat kau mengerjakan TA prodistik, aku tau kau tak begitu mahir dan masih bingung, tapi kamu berani datang ke aku dan meminta bantuan. Bahkan kamu rela mengerjakan TA mu sampai malam di rumah padahal rumah kita cukup jauh. Kamu mencoba menuruti saran saranku. Mencoba memahami isi TA mu. Saat presentasi itu tiba, kau bisa melakukannya. Ada perubahan yang terjadi padamu. Meski sedikit gagal, tapi sungguh kau hebat. Berani mencoba. Sebenarnya aku ingin memberikan kenang-kenangan magnet kulkas yang aku buat sendiri sebagai apresiasi ku padamu yang sudah berjuang demi TA. Tapi aku gagal menyelesaikan. Aku tidak PD dan hampir saja file itu hilang. :'(. Tapi yaa sudah lah, lebih baik kamu tak tau daripada kau berpikir yang tidak-tidak. Aku juga tak ingin dianggap menjadi orang ketiga antara kamu dengan mantanmu yang sulit kau lupakan itu. Bahkan sampai sekarangpun.

Satu memori lagi yang membuatku tak habis pikir dengan mu.
Saat itu aku ingin membantumu untuk menjelaskan seperti apa dirimu itu.. lalu aku buat suatu permainan teka-teki tujuan lainku agar aku tau kemampuan berpikirmu dan biar tidak meanstream. Aku persiapkan semua teka-teki itu. Dan kamu menyanggupi itu. Di luar dugaan kamu sangat excited mencari jawaban teka-teki itu Bahkan sampai rela berbohong ke guru fisika pergi ke perpustakaan untuk pinjam buku padahal untuk mencari clue selanjutnya. Subhanallah... Itu lucu. Tak berhenti ia tersenyum saat kelas itu. Sampai istirahat pun ia  mencoba terus mencari jawaban setiap clue yang diberikan. Sampai pelajaran  matematika pun begitu. Awalnya aku Ndak mau kasih tau clue cara jawabnya... Tapi karena kasihan akhirnya aku kasih sedikit cara menjawab. Hmmm poor me. Tapiiiii, mungkin karena terlalu banyak teka-teki akhirnya kamu menyerah, padahal tinggal satu pijakan lagi kamu akan tau apa yang akan aku ucapakan tentang penilainku terhadapmu.. Sayang sekali...

Karena  permainan itu cukup lama aku persiapkan, sampai akhirnya aku lupa sendiri apa yang ingin aku upakan dalam teka-teki itu. sebenernya sekarang aku lupa apa yang aku tulis. Yang aku inget aku menulis bahwa kamu orang yang jujur dan menepati janji. Jarang ada laki-laki yang bisa menepati janji seperti mu.

2019
Dua tahun lebih aku tak berjumpa atau berbicara denganmu. Sekarang  aku tak tau siapa dirimu. Tiba-tiba tanpa disengaja kau merubah hidupku. Hanya dengan kata-katamu. Menyadarkan ku. Membangunkan ku untuk kembali menjadi diriku yang dulu. Menjawab pertanyaan-pertanyaan ku, Menolongku saat ku mulai tenggelam jika kamu tau. Membuatku dekat dengan Tuhan kembali. Tapi terkadang kau membuatku jatuh lagi. Melemahkan ku Atas kekuatan mimpi yang aku miliki. Mimpi yang aku bangun mulai dari kecil hingga kini. Begitu kuatnya mimpi itu bagiku. Jika kau tau. Tapi kata-katamu Membuatku pesimis,sungguh aku tak tau harus bagaimana. Ingin marah tapi tak bisa karena sisi lain kau membuka pikiranku untuk hidup realitas bukan hanya mimpi.

Sebenernya kamu siapa?
Tidakkah kau tau, kau menyakitiku?
Haruskah kau menghancurkan istana mimpiku?
Apa yang harus aku lakukan untukmu?
Aku ingin marah, menamparmu, memukulimu dan menangis di hadapanmu.
Bolehkah aku melakukan itu?
Kau sungguh teman yang baik.
Sungguh semoga Allah senantiasa menjagamu saat kau terpuruk dan bahagia

DIAWhere stories live. Discover now