Part 6

666 143 19
                                    

Putra Ghani Leswandri melihat foto di meja kerjanya dengan tatapan marah. Meskipun kejadian itu sudah lama. Dihatinya masih sangat berbekas sampai detik ini. Bagaimana gadis itu menyakitinya dengan sangat dalam. Mereka telah berhubungan sejak dibangku SMA. Sampai mereka berusia berusia 25 tahun. Gita memutuskan hubungan mereka begitu saja. Putra menanyakan alasannya kenapa mereka harus berpisah dengan begitu cepat tanpa ada masalah sebelumnya. Gita hanya bilang jika mereka tidak cocok lagi bersama. Putra tidak terima diputuskan begitu saja. Ia berusaha untuk mempertahankan kembali hubungan mereka naasnya Gita menolak. Akhirnya Putra menyerah dan melepaskan gadis yang dicintainya. Tak lama terdengar berita bahwa Gita menikah dengan seseorang.

Dadanya memburu dengan cepat mengingat itu semua. Ia melempar foto Gita hingga frame tersebut hancur seketika. amarahnya memuncak jika mengenang pengkhianatan Gita padanya. Ia menyakini jika gadis itu telah bermain api dibelakangnya. Tidak mungkin Gita memutuskan menikah secepat itu dengan pria yang belum diketahuinya saat itu. Tapi kini Putra tahu siapa yang menjadi dalang, perusak hubungan yang telah mereka rajut selama bertahun-tahun. Kini Gita telah mempunyai seorang anak berusia 3 tahun. Pria itu telah mencari tahu dengan menyewa seseorang untuk mengetahui kehidupan Gita dan suaminya. Itulah sebabnya ia tidak ingin tinggal di Indonesia karena masa lalu yang menyakitkan. Ia akan mengenang kembali betapa sakitnya ditinggalkan, dikhianati dan dicampakan begitu saja oleh gadis yang bernama Gita Mutiara Dewi.

Ternyata luka dihatinya belum sembuh juga meskipun waktu begitu cepat berlalu. Mengatakan selamat tinggal itu mudah tapi meninggalkan perasaan yang dalam sangat sulit. Entah apa yang dipikirannya sekarang, Putra ingin membalas semua yang Gita lakukan padanya. Semuanya, termasuk menghancurkan rumah tangga Gita. Agar wanita itu merasakan hal yang sama.

"Kita lihat nanti Gita, apa kamu masih bisa tersenyum kembali setelah melihatku?" ucapnya dengan nada sinis. "Kamu pasti sudah melupakanku tapi aku, nggak. Aku masih merasakan sakit ini." Ia memegang dadanya. "Aku ingin kamu juga merasakannya." Putra pernah bermimpi mereka akan menikah dan hidup bahagia. Ia belum bisa memutuskan untuk cepat-cepat menikah karena sedang menata kariernya dulu. Pria itu tidak mau membuat Gita susah nantinya. Ia sangat ingin membahagiakan wanita yang di cintainya. Bukannya ia tidak percaya akan jodoh namun dirinya belum siap menerima jika Gita bukanlah jodohnya. Putra tidak bisa mencari gadis lain untuk dicintainya karena masih terjebak cinta masa lalunya yang dipenuhi dendam. Dan belum ada seorang gadis yang membuatnya jatuh cinta kembali.

Putra menelepon sekretarisnya untuk membereskan pecahan kaca yang berserakan di lantai. Minggu lalu ia telah memutuskan untuk pindah ke perusahaan yang berada di Indonesia. Sang ibu belum mengetahuinya. Ia sudah lelah jika dijodoh-jodohkan dengan anak teman ibunya. Terakhir ia ingin diperkenalkan dengan seseorang yang bernama Mira. Dalam hati bersyukur gadis itu pergi sebelum mereka bertemu. Putra selalu sinis terhadap gadis yang di jodohkan ibunya.

Ponselnya berdering, ia segera mengangkatnya setelah melihat siapa yang menelepon. "Iya hallo.. aku akan sampai sebentar lagi. Tunggulah," pintanya. Sekertarisnya datang, baru Putra pergi.

Ia akan menuju ke sebuah Mall dengan menggunakan mobil mahalnya. Putra sudah ada janji dengan adik kesayangannya. Setibanya disana langsung masuk ke dalam Mall. Saat ia akan naik eskalator dikejutkan dengan seorang anak yang ketinggalan ibunya. Sang ibu berteriak agar anak laki-laki itu tidak turun. Dengan sigap Putra berlari ke atas menahan agar anak itu tidak turun. Ia memegangi tangannya dan mengucapkan kata-kata agar si anak itu tenang karena akan menangis. Wanita itu segera naik kembali ke eskalator.

"Azriel, tadi kenapa kamu ngelapisin tangan Tante," ucapnya. Anak laki-laki itu langsung menubruk tubuhnya dan menangis karena ketakutan. Ia mengangkat kepalanya, "terimakasih udah menolong."

"Sama-sama," ucap Putra. "Sebaiknya anda harus berhati-hati kalau menjaga anak."

"Iya, aku lalai," akunya. "Mama kamu lama banget sih ke kamar mandinya Azriel. Pasti lagi ngeliat baju dulu." Ia mendumel tidak jelas. Dan melihat pria yang berdiri tidak jauh darinya. "Terimakasih sekali lagi, Mas." Putra hanya mengangguk dan berbalik melangkahkan kakinya untuk pergi.

Memikatmu (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang