Kenapa Hidup Banyak Masalah?

18 2 0
                                    

Banyak yang kerap menyalahkan keadaan ketika sedang tidak baik, segala lelah dan amarah disatukan untuk dicurahkan pada apa yang sedang dirasakannya. Keluhan demi keluhan terlontar dan menyambangi kepala-kepala yang semakin brutal. Bahkan kerap kali menyalahkan diri sendiri atas keburukan dan beban yang menimpanya, seolah tak ada bala bantuan yang sesuai harapan, juga tak mudah menemukan kebaikan di hati mereka yang kita mintakan tolong, bukan. Banyak yang membuat pernyataan bahwa dunia ini kejam, jahat dan juga tidak mudah. Pernahkah kalian coba bersyukur atas hidup yang masih diberi sempat bernapas, berbicara juga melihat? semudah itu kita lupa akan hal-hal kecil hingga rasa suntuk lebih banyak mendiami diri.

Ketika semesta sedang tak berpihak, ingin rasanya membunuh kehidupan sendiri. Tentang kebutuhan yang tak terpenuhi, kenyataan yang tak selaras dengan harapan juga masih banyak lagi. Mungkin kita  terlalu mengabaikan apa yang telah kita miliki dan dapatkan. Untuk bisa melihat dan menikmati pun kita membutuhkan kesadaran untuk kemudian kita bisa memeluk diri sediri. Menyakiti dan menyalahkan diri  itu tidak akan ada habisnya, sebelum kita sadar bahwa kita ini berharga bagi dunia. Kita diciptakan tanpa ada seorang lain pun yang bisa menyerupainya, bahkan hanya senyuman pun tidak mampu digandakan oleh orang lain. Kita adalah ciptaan terbaik  semesta, lantas masih mau kamu sia-siakan dirimu sendiri?. 

Hidup bukan perkara senang, bahagia, kemudian damai seolah tanpa perlu peluh. Tidak seperti itu nyatanya, bukan. Untuk bisa mencapai segala mimpi  perlu usaha di mana kita pasti akan menemukan berbagai tekanan dari orang-orang yang tak pernah mempercayai mimpi kita, terkadang ditindas sebab ada yang tak menyukainya. Burung yang hendak bisa terbang pun harus mampu mengatasi kencangnya angin dan tekanan udara di atas sana, barulah dia mampu menemukan titik keseimbangan baginya untuk kemudain terbang. Kita perlu proses untuk bisa tumbuh dan mampu berdiri tegak di atas kaki kita sendiri. Jatuh bukan alasan untuk melumpuhkan kaki dan tidak bergerak kemudian, bangkitlah dan tunjukkan kekuatanmu sebagai nama yang kamu miliki. 

Menangislah kala kau ingin menangis dan sedang lelah, semesta memang kerap menguji kita untuk bisa lulus dan mengahdapi ujian yang baru. Semesta pula memberikan kesempatan bagi kita untuk menangis, bukan, hanya saja gengsi terkadang membatasi air mata yang sudah tak mampu terbendung. Menangislah seperlunya dan secukupnya, selepas itu usap air mata dan berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tangisan demi tangisan itu yang akan menjadi kekuatan baru bagimu. 

Untuk menjadi manusia, perasaan tentu bermain besar sebagaimana kita berbeda dengan tumbuhan dan benda mati lainnya. Berdiri sendiri bukan berarti tak membutuhkan bantuan, kamu boleh meminta tolong kepada orang-orang yang bisa kamu percaya akan apa yang sedang kamu kejar. Meski bagi sebagian orang berbagi itu sulit, berusahalah percaya untuk bisa dipercaya. Tidak menyenangkan,bukan ketika kita kesulitan dan tak memiliki tempat untuk bisa mendengar kita?. Hidup adalah perihal timbal balik, untuk meminta kamu harus memberi, untuk dimaafkan kamu harus memaafkan terlebih dahulu, begitu juga dengan hal lainnya. 

Seperti pepatah, apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai. Jadi, jangan pernah patah untuk tumbuh dan bangkitlah untuk mencapai apa yang kamu taruh di atas sana. Kejarlah mimpi dan harapan yang kamu miliki. Sebab semuanya tak akan berbohong dengan usaha yang sudah kamu jalani. Berdamailah dengan dirimu dahulu, untuk bisa bekerjasama dan berjalan bersama, menyeimbangkan diri dari berbagai tekanan yang ada di sekitar jalan untuk meraih mimpi. Percayalah pada mimpi, dan wujudkan satu persatu untuk bisa kamu kejar dan wujudkan mimpimu. 

Selamat membaikkan diri dan bernilah melangkah maju untuk dirimu sendiri, sayang


Perdebatan SemestaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon