Part 5

555 134 10
                                    

Rama : Mira, maaf aku baru menghubungi kamu. Oia, untuk menu itu aku mau ikut yang bulanan ya. Menu-menunya menarik.

Mira memandangi ponselnya membaca kata demi kata dari Rama. Dikirim chat saja sudah senang. Padahal tidak ada kata-kata manis untuknya. Namun ada perasaan kesal karena Rama baru menghubunginya lagi. Entah sibuk apa, sehingga untuk chat saja sangat lama.

Mira : Oke, nanti setiap harinya. Kamu kasih tahu ada dimana ya. Untuk pengirimannya. Dan mulai besok akan dikirimnya.

Rama langsung meneleponnya. "Oke. Kamu lagi apa?"

"Tiduran."

"Nggak ada pesanan katering?"

"Nggaklah udah malem. Lagian kemaren aja. Sekarang istirahat. Kamu sendiri lagi apa?"

"Lagi.. eum.. di rumah." Terdengar suara anak kecil yang tertawa, begitu ramai.

"Lagi pada kumpul?"

"Iya," ucap Rama singkat. Suara-suara menjadi hening tidak seperti tadi. Ia pindah ke belakang rumah. "Besok kamu ada acara?"

"Nggak."

"Kita jalan mau?" ajaknya.

"Kemana?" tanya Mira.

"Kemana aja, terserah kamu." Rama tidak memberikan solusi kemana mereka akan pergi.

"Aku bingung,"

"Ke Puncak gimana?" tanya Rama.

Mira tidak langsung menjawabnya. Ia berpikir terlebih dahulu. Sudah lama tidak ke Puncak, terbayang udaranya yang dingin dan kebun teh yang luas. Mira ingin piknik juga. "Baiklah, tapi nggak nginep ya."

"Iya, nggak. Kita berangkat pagi jam 7, kamu bisa?"

"Bisa, tapi kamu nggak sibuk?"

"Nggak. Aku pengen libur dulu. Aku tunggu di tempat biasa ya."

"Baiklah, sampai ketemu besok."

"Ya udah, selamat tidur Mira."

"Kamu juga," balas Mira.

Mereka menutup sambungan teleponnya. Mira menatap langit-langit kamarnya. Hatinya kembali bergetar. Tangan Mira menempel di dadanya. Mungkin Rama, bukan orang baru tapi seseorang yang pernah singgah dihatinya. Sehingga jantungnya berdebar namun tidak begitu cepat. Ia tengah mengenali perasaannya dulu. Apa masih sama? Apa mungkin dirinya dan Rama bisa bersama setelah 5 tahun? Tapi ada sesuatu yang disembunyikan Rama.

"Rama.." desahnya.

***

Pukul 07.00 WIB Mira turun dari angkutan umum. Dan melihat Rama sudah ada di depan halte Giant. Ia berdiri di sebelah motor. Rama tersenyum saat melihatnya. Mira segera menghampiri. Ia memperhatikan sebuah motor besar yang disamping Rama.

"Motor?" ucap Mira seraya menatap Rama.

"Kita naek motor aja. Kamu tau sendirikan kalau pake mobil macetnya kayak apa. Aku udah siapin helm buat kamu kok." Rama membuka jok motornya dan mengeluarkan helm untuk Mira.

"Untung aku pake jaket. Kalau nggak bisa kedinginan nanti," keluhnya.

"Kan ada aku," timpal Rama.

Mira mendelik. "Dasar gombal!"

Rama tertawa, "kita berangkat sebelum panas nanti." Ia naik ke motor lalu di ikuti Mira. Motor itu langsung membaur dengan pengguna kendaraan lainnya. Mira memegangi ujung jaket Rama. Mungkin kalau mereka pasangan, Mira tidak ragu untuk memeluk Rama. Tapi untuk sekarang tidak ada hubungan lebih tepatnya belum jelas.

Memikatmu (GOOGLE PLAY BOOK)Where stories live. Discover now