Bagian 1. Cinta?

28 1 0
                                    

Kau layaknya kanvas, memberi celah untuk kuwarnai.
Mika_


Lonceng sekolah berbunyi, bel yang selalu dinantikan semua siswa. Pulanggggggg!!!

Hari yang begitu menyebalkan akhirnya berlalu. Saatnya berjalan menuju kemenangan. Rumahku tercinta, kamarku tersayang. Bukan hal bisa untuk hari ini, kejadian konyol selalu terjadi. Ingin ku berkata kasar.

Mika berjalan menuju parkiran untuk pulang mewujudkan cita cita terindahnya. Merebahkan badan, putar musik volume penuh. Teriak sana sini, bikin budeg tetangga sebelah. Makan minum di kamar, kenikmatan yang haqiqi. Sungguh indah dunianya.

Melewati lorong kelas adalah tempat horor bagi seorang Mika. Wajar saja, tengok kanan kiri gandengan. Tengok belakang pelukan. Tengok depan cubit cubitan. Apalah daya seorang jomblo berjalan sendiri melewati lorong horor tersebut.

"Ya ampun cyanku kamoe cantekss bingitss deh."
Suara menjijikan selalu terdengar di lorong.

"Ah sayang bisa aja dechh, jadi makin cinta nichh "

Suara menjijikan remaja alayers. Rasanya pengen muntah sampe ke ubun-ubun. Gilak. Jalan aja pake gandengan, berasa udah tua kali yak. Oh bapak Soekarno, bagaimana penerusmu ini. Generasi micin milenial.

Dari arah berlawanan, kini mata Mika hanya tertuju dengan seseorang. Seseorang yang amat sangat Mika kenali. Dan sungguh sangat sangat kenal. Langkah demi langkah terlewati. Kini tiba mereka saling bertatapan. Musuh abadiku.

Definisi sebel, bertemu dengan Leo lalu usil dan terus mengganggu hidup Mika. Mungkin kalo Leo mati hidup Mika lebih ngga tenang. Masih hidup aja gentayangan apalagi mati. Stop gak usah dibayangin. Mubazir.

"Ngapain lo liat liat? Gue cantik kan? Awas Lo naksir! " Sinis Mika

"Muka kek topeng monyet aja belagu. Dasar cewe paan sih lo."

"Eh kunyuk, gak intro Lo. Muka Lo kek babi ngepet tau ngga!"

"Mik?" Bisik Leo tiba-tiba

"Apaan?"

"Hari ini kamu tampil beda, kamu kaya boneka." Rayu alay si Leo.

"Dih, gue baper nih."

Pipi Mika yang mulai merah merona mendengar rayuan Leo. Detakan jantung mulai terasa, semakin berdebar hebat. Rasanya seperti mau copot.

"Iya serius, Lo kek boneka. BONEKA SANTET! hahahaha 😆"

"WTF Leo!!"

"Yah baper, dasar baperan lo. Gue PHP-in baru tau rasa."

Ejek leo yang masih tertawa jahat. Lebih jahat dari Mak lampir.

"Dasar cowok playboy, sana sini mau. Muka ganteng tapi receh."

"Akhirnya Lo ngakuin kalo gue emang ganteng."

"Amit amit deh. Gaguna battttttt!"

"Noh pipi Lo masih merah. Hahaha tapi beneran ko hari ini lo makin cantik aja. Gua aja sampe terpesona eak."

"Basi."

Kaki Leo melangkah menjauh dari Mika. Tubuh Mika masih terdiam ditempat yang sama. Menatap orang yang sama. Detakan jantung masih saja kian berdebar.

"Gue duluan dahh, hari ini lo cantikk!!!!!"  Teriak Leo dari kejauhan.

Untuk pertama kalinya hati yang beku membenci cinta, kini mulai leleh. Hangatnya mentari membuat suasana benar benar semakin hangat. Kali pertama Mika berdebar karna seorang lelaki. Mungkin dulu pernah, tapi rasa lalu telah hilang. Dan kini kembali merasakan. Celah bahagia bercampur emosi masih tercampur aduk di hati.

Bayang-bayang waktu lalu kini teringat lagi. Kenangan pahit. Rasa yang telah mati. Rasanya ingin membenci cinta selamanya. Tapi, mengapa dia berbeda. Apa yang kurasakan kini sama. Hanya saja bukan pada orang yang sama.

     

              _boneka santet-
           #happy reading.
    









The PigeonWhere stories live. Discover now