Setelah kepergian Madam Young, kini tersisa Jisoo menemani Taeyong yang masih betah mengurung diri di dalam selimut. Diam-diam dia mengintip dari samping, mencari tahu apakah si bos tengah tertidur atau pura-pura saja.

“Lima langkah ke belakang!” Suaranya kembali terdengar menyebalkan memberi perintah, membuatnya tersentak kaget, namun langsung mengambil lima langkah ke belakang.

Taeyong menurunkan selimut sampai ke dada. Matanya melotot galak diikuti gerakan tangan mengusir, menyuruhnya supaya berdiri jauh, atau tepatnya berdiri di depan pintu.

“Diam di situ! Jangan menganggu saya!” ujarnya mutlak. Jisoo mendesah pendek, mengiyakan saja, karena sedang malas berdebat. Tenaganya terkuras setelah aksi bar-barnya di restaurant.

Taeyong duduk bersandar. Sudut matanya berputar mencari kemudian disusul tangannya menggeledah lemari dekat ranjang. Jisoo yang menonton ikut mencarikan tapi dia bingung apa yang dicari.

“Pa—”

Diam!”

Oke, dia diam saja ketimbang kena semprotan. Biarin saja si bos sibuk mencari—entah apa itu yang dicari nanti juga mengemis minta dicarikan.

“Ponsel saya ke mana?” Tuhkan.

Jisoo mengacungkan ponsel yang dia bawa atas perintah Madam Young.

“Kemarikan!”

Dengan polos, ia menyodorkan ponsel dari jaraknya, membuat Taeyong melotot tajam padanya.

“Bapak minta, ‘kan? Ini sudah saya kasih,” ucapnya dengan santai.

“Kemarikan ponsel saya, Kim.”

“Kim Jisoo. Nama saya Kim Jisoo,” ujarnya mengoreksi panggilan.

Taeyong tidak peduli. “Terserah mulut saya memanggil!”

“Berarti sama! Terserah saya memberinya atau tidak. Lagian Madam bilang Pak Taeyong—”

“Saya bukan Bapak kamu!” Untuk alasan ini Taeyong paling tidak suka dipanggil Pak atau Bapak. Dia lebih menyukai jika dipanggil Boss Lee.

“Secara biologis Pak Taeyong memang bukan Bapak saya, tapi secara kedudukan Bapak itu panutan saya jadi, wajar saya panggil Pak.”

“Berisik kamu!”

“Atau Pak Taeyong mau saya panggil Daddy?” candanya terkekeh geli membayangkan dirinya memanggil Taeyong ‘daddy pasti awkward sekali.

Kali ini Taeyong tidak bisa menahan diri. Dia meremas seprai rumah sakit kuat-kuat, menahan isi kepala yang siap meledak mengeluarkan lava panas. “Kemari kamu, Kim Jisoo!” Dia menggeram kesal.

Jisoo mendongak. “Saya ... ke mana, Pak?”

“Cepat kemari!”

Jisoo kali ini menurut. Dia melangkah cepat mendekat, berdiri di tepi ranjang sambil menunggu perintah si boss. Dalam hati ia tengah berdebat dengan sisi ketidakwarasannya. Sifat liarnya mulai memuja-muja ketampanan sosok Lee Taeyong jika dilihat dari jarak sedekat ini. Bahkan dia rela menahan napas saking terpesona oleh ketampanan tak manusiawi si boss. Terlebih bibir si boss sangat mengoda, Jisoo tanpa sadar menjilat bibirnya menahan napas dan terang-terangan mengamati bibir tipis kiss-able si boss.

Daddy in your mouth!”

“Aw! Sakit, Pak!”

Hei! Sejak kapan ponsel di tangannya pindah tangan?

“Keluar kamu dari ruangan saya!” Sebelum itu terealisasikan, pintu berdecit menginstrupsi mereka dan sosok perempuan cantik muncul di balik pintu. Jisoo segera mundur cepat ke belakang, menggulum senyum menyambut kedatangannya. Saking cantiknya, Jisoo sampai oleng. Andai dia seorang lelaki, pasti akan jatuh cinta pandang pertama.

[2] Ugly Kim | taesoo [✔]Where stories live. Discover now