Dengan perlahan-lahan Baekhyun membaringkan tubuh Luhan di sofa kecil miliknya. Tidak peduli juga akan kegiatan Chanyeol di dapur rumahnya. Toh rumah ini seperti rumah kedua Chanyeol, jadi vampire itu tidak perlu sungkan hanya untuk masuk dan menggeledah seluruh penjuru rumahnya.
Kali ini Baekhyun duduk di lantai dan menghadap ke arah Luhan yang masih belum sadar. Tangannya dengan pelan mengobati luka di leher milik lelaki bermata rusa itu. Baekhyun tidak cukup bodoh, hingga tidak tau bahwa luka di leher Luhan juga sama dengan miliknya. Ya hanya saja miliknya sedikit tersamarkan dengan kissmark milik Chanyeol.
"Itu milik Sehun, tidak usah berfikir macam-macam.." Chanyeol melewati Baekhyun begitu saja dan beralih masuk ke kamar milik lelaki mungil-nya itu.
Baekhyun hanya mengangguk kecil dan kembali pada kegiatan awalnya. Sedikit meringis kala ia membayangkan bagaimana rasa sakitnya. Tentu saja itu pasti kali pertama Luhan merasakannya.
Baekhyun sedikit meniup luka milik Luhan sebelum memasangkan perban di sana.
"Baiklah selesai.." ia bergumam pelan, kemudian mulai membereskan peralatan p3k miliknya.
"Jalang sialan!" Tapi suara itu menghentikan gerakan Baekhyun untuk membereskan peralatan p3knya.
"Luhan-ssi!!" Baekhyun cukup terkejut, kala mata miliknya berseborok dengan mata indah seperti rusa milik Luhan.
"MENJAUH DARIKU!!" lelaki itu tiba-tiba saja membentak Baekhyun. Dan Baekhyun pun dengan cepat segera berdiri dari posisi duduknya.
"Ck! Sialan!.." Luhan mengumpat dan mendudukkan dirinya di sofa lusuh milik Baekhyun. Sebelum mengernyit dan memandang jijik ke seluruh ruangan tempatnya di tempatkan.
Sebenarnya tidak separah itu, hanya saja apa pun yang ada pada Baekhyun, Luhan memang tidak menyukainya. Bahkan rumah kecil milik Baekhyun. Luhan dapat melihat hanya terdapat sebuah sofa panjang yang ia duduki dengan sebuah TV berukuran sedang di hadapannya serta sebuah meja kayu berbentuk bulat dengan sebuah bunga mawar putih di dalam vas kecil berbahan kaca itu.
Mata Luhan kembali memutar, memperhatikan rumah Baekhyun yang bercat coklat dengan di dominasi tumbuhan-tumbuhan hidup di sudut-sudut ruangannya. Luhan juga dapat melihat secara langsung keberadaan dapur yang hanya di beri sekat sebuah pot kayu panjang berukuran cukup besar berbentuk persegi panjang yang berisi bunga-bunga kecil berwarna putih yang mengeluarkan aroma sangat wangi juga menenangkan.
Luhan tidak akan bertanya meski pun sangat penasaran dengan bunga itu. Selain sebuah dapur, Luhan juga dapat melihat sebuah pintu di sebrang sofanya. Pintu itu berwarna coklat pudar yang cukup berbeda dari dindingnya dengan tirai-tirai yang terbuat dari kerang-kerang kecil. Okey Luhan akui bahwa rumah kecil Baekhyun cukup nyaman untuk ditinggali.
"Apa yang kau lihat jalang.." Luhan melirik sinis ke arah Baekhyun yang masih berdiri di tempatnya tadi.
Baekhyun menggeleng dan mengalihkan tatapannya dari Luhan.
"Kenapa? Hah! Kau penasaran dengan lukaku?? Em? Kau akan iri jika tau dari siapa aku mendapatkannya.." Luhan berujar dengan nada menyombongkan miliknya.
"Tentu saja ini bukan seperti tanda-tanda milikmu yang berasal dari lelaki-lelaki hidung belang di luar sana.." Luhan tersenyum angkuh "ini dari Oh Sehun, perlu ku ulang? Oh Sehun.."
Baekhyun hanya menatap saja, bingung ingin menanggapi seperti apa perkataan Luhan itu. Jujur saja, jika ia berani maka ia akan menertawai Luhan yang begitu menyombong hanya karena tanda itu.
"Luhan.."
Tubuh Luhan menegang, dan dengan cepat menoleh ke arah belakang dan ia mendapati Sehun berdiri di depan jendela panjang di belakang sofa yang ia duduki.
YOU ARE READING
Empty '~~chanbaek
FanfictionSenyumku, cintaku, hatiku, darahku, bahkan tubuhku adalah milikmu.. Dan meninggalkan kekosongan Yaoi
