CHAPTER 48

78 6 0
                                    

PREGNANT : CHUNGMANHAN

"Jeoha, tidakkah terlalu berlebihan menusuk Min Seo dengan belati itu?" Tanya Hu Gok cemas. Tak pernah terpikirkan olehnya kalau putra mahkota akan melakukan hal seperti itu.

"Min Seo bukanlah orang yang gampang di pengaruhi, dia memiliki pendirian yang teguh. Jika dia melakukan sesuatu dia pasti akan setia pada apa yang di lakukannya meskipun nyawa taruhannya. Ku pikir tidak ada cara lain untuk membawanya kembali karena dia sudah melakukan sesuatu di luar batas kesabaranku, aku mencurigai sesuatu yang di sembunyikannya, aku yakin mereka akan kembali dengan sendirinya" Ujar Jun Ki sembari menatap datar belati beracunnya itu.

***

Seorang tabib desa memeriksa keadaan Min Seo yang terluka parah. Kini ia tengah tak sadarkan diri. Mukanya begitu pucat. Min Yeong yang berada di sisinya pun menangis penuh kecemasan. "Bagaimana tuan? Apakah keadaan kakakku baik-baik saja?"

Tabib itu pun meletakkan jarum akupunturnya. Terlihat raut wajah yang sepertinya akan mengabarkan sesuatu yang buruk kepadanya. "Maafkan saya nona, sebenarnya tusukkannya tidak terlalu dalam, seharusnya dia bisa segera sembuh, hanya saja..." Nampaknya ia ragu untuk mengatakannya.

"Ada apa tuan? Apakah ada sesuatu?" Tanya Min Yeong yang semakin penasaran.

"Belati itu beracun," Lanjutnya.

"Apa? Beracun?" Tanya Min Yeong mengulang apa yang baru saja ia dengar. Ia pun menatap wajah kakaknya itu sedih.

"Benar nona. Jika tidak segera di keluarkan di khawatirkan...nyawanya tak tertolong" Ujarnya lagi. "Karena racun itu cukup berbahaya."

"Apakah anda punya penawarnya?" Tanya Ji Eun yang juga merasa cemas mendengarnya.

"Maaf tuan, untuk membuat penawarnya kami membutuhkan waktu selama enam bulan karena bahannya yang langka dan cara pembuatannya yang lama. Apakah anda tahu siapa penusuk tuan ini?" Tanya tabib itu kemudian.

Min Yeong hanya diam tak bergeming, nampaknya ia begitu terpukul mendengarnya hingga tak mampu menjawab.

"Oh" Ji Eun pun mewakilinya.

"Seharusnya dia memiliki penawarnya" Ujar sang tabib.

"Berapa lama temanku ini bisa bertahan?" Tanya Ji Eun meminta kepastian.

"Kurang dari tujuh hari, jika dalam waktu itu tidak segera diberikan penawarnya, maka kemungkinan tidak ada harapan lagi untuk membuatnya hidup"

Tubuh Min Yeong terasa lemas seketika hampir saja ia jatuh ke bawah beruntung Ji Eun langsung menangkapnya. "Kenapa semua orang harus celaka gara-gara aku?" Ujarnya menyalahkan dirinya sendiri.

***

"Haruskah kau melakukannya?" Tanya Ji Eun khawatir.

"Apakah ada cara lain lagi untuk membuat kakakku sadar?" Tanya Min Yeong.

"Jika memang harus mengambilnya ke istana, aku yang akan menggantikanmu untuk mengambilnya" Tawarnya.

"Tidak perlu Ji Eun-ssi, percuma saja dia hanya menginginkanku. Dia sengaja melakukannya agar aku kembali ke istana jadi kau tak perlu mengorbakan dirimu sendiri hanya untukku, sudah cukup ayah dan kakakku yang menjadi korbannya kau tak perlu melakukannya" Tolaknya.

"Tapi jika kakakmu tau dia akan kecewa padamu," Katanya lagi mencoba menahannya agar tak pergi ke istana.

"Aku melakukan ini semua karena aku khawatir dengannya, aku tak ingin dia meninggalkanku"

"Apakah semata-mata hanya demi kakakmu? Atau kau juga ingin melihatnya?" Ji Eun pun memegang tangannya. "Setidaknya tidakkah kau juga memikirkan diriku Min Yeong yang mengkhawatirkanmu? Aku tak ingin kau menderita lagi jika kau kembali ke istana"

Sun & Star JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang