CHAPTER 3

1.1K 56 0
                                    

SUN : HAE (FLASH BACK)

Di Istana Gyeongbokgung terlihat seorang anak laki-laki yang sepertinya sedang mempelajari sesuatu dengan bermalas-malasan.

"Ayolah tuan muda seriuslah belajar, jika ayahmu tahu, dia  pasti akan membunuhku nanti.." Pinta seorang guru yang nampak gusar melihat tingkah laku muridnya yang susah di atur.

"Shirreo!! (aku tidak mau)" Tolaknya. "Untuk apa aku belajar? Toh nantinya aku akan menjadi raja.." Jawabnya dengan angkuh.

Aaku tahu tuan muda tapi anda tetap harus belajar, anda tidak akan bisa menjadi seorang raja tanpa belajar..bagaimana mungkin anda akan mencari solusi jika hal seperti ini saja anda begitu malas melakukannya?" Bujuknya dengan sabar.

"Hya!! kau pikir kau ini siapa? berani-beraninya kau mengatakan kalau aku tidak akan bisa menjadi raja?" Omelnya dengan nada tinggi.

"Bukan..bukan begitu maksudku tuan muda," Guru itu merasa bersalah kepada anak kecil itu dengan menundukan kepalanya penuh penyesalan.

Bocah kecil itu tersenyum geli melihatnya. Sejenak ia pun mendapatkan ide agar bisa kabur dari tempat itu. "Tetap di situ dan jangan kemana-mana!! Arraseo!" Suruhnya. Ia pun segera berlari keluar dari ruangannya.

"Doryeonim!! Wangja!! oddineun-goya?! (kau mau kemana)" panggil sang guru dengan panik. "Oh ottokhe? ottokheyo? aigoo..aigoo..apa yang harus aku lakukan? Nakal sekali dirimu pangeran" Keluh sang guru nampak gelisah dan memukul-mukul kepalanya sendiri.

"Tuan In, dimana pangeran Jun Ki? apakah belajarnya sudah selesai?" Terdengar seseorang bertanya dari balik punggungnya.

Orang yang di panggil Tuan In pun terkejut mendengarnya. Ia pun membalikkan tubuhnya ke arah datangnya suara. "Joseong hamnida jungjeon mama (maafkan saya yang mulia ratu), pangeran..pangeran.." Ia menjawab dengan terbata-bata seraya menundukkan kepalanya.

"Ah benar-benar anak nakal satu ini! Apakah dia kabur lagi?" Tanyanya kesal.

"Benar mama," Akunya.

"Anak ini, sampai kapan ia akan bertingkah seperti ini? Cari pangeran sampai ketemu!!" Perintahnya dengan nada kesal kepada gungyeo-nya (dayang istana).

"Ye jungjeon mama..saya akan melaksanakan perintah anda.." Mereka pun berhambur keluar untuk mencari Jun Ki.

Anak kecil yang bernama Jun Ki berlari-lari keluar dari daejeon (pavilium istana). Seperti biasa Jun Ki kecil pergi ke arah taman belakang istana. Dia sangat senang sekali duduk di pohon ume. Karena di sana ia bisa merasa terbebas dari hal-hal yang menurutnya itu adalah hal yang sangat konyol. Ia lebih suka belajar pedang atau panah daripada harus belajar membaca, itu membuatnya jenuh.

"Politik? Politikus? Hya!! Apakah tikus juga akan berperan sebagai pejabat? Dasar pelajaran yang aneh, apa tikus juga bisa jadi raja?" Ia menaiki punggung pohon itu dan tiduran di atasnya dengan memandangi matahari yang menyilaukan. "Baiklah, jika memang tikus-tikus istana itu ada lihat saja ketika aku dewasa nanti aku akan menangkapnya satu persatu," Janjinya.

Jun Ki adalah salah satu putra dari Raja Geongjo dan Ratu Seonji sebelum putra sulungnya Lee Yong Ji yang kini usianya masih 16 tahun sudah di beri gelar menjadi putra mahkota dan putri bungsunya Lee Jung Ah yang berusia 9 tahun. Saat ini Jun Ki masih bergelar pangeran karena ia masih memiliki kakak yang akan menjadi raja terlebih dahulu. Ia sendiri masih berumur 13 tahun. Ia di kenal sebagai anak yang palig nakal dan jahil di antara yang lainnya. Namun sebenarnya ia adalah  anak yang penurut hanya saja mungkin karena ia merasa kesepian jadi ia selalu berulah.

Sun & Star JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang