Special Chapter 1

Start from the beginning
                                    

"Hari ini apa yang Wonnie lakukan? Tidak membuat Mama kelelahan kan?" tanya Jeno

"Meniup balon Pa sambil duduk." Ucap Jiwon lucu

"Untuk apa balonnya?"

"Untuk Papa, Mama bilang ingin memberi Papa kejutan. Tapi Wonnie dilarang bilang sama Papa"

Jeno ingin tertawa terbahak saat ini, tapi dia urungkan. Tidak ingin membuat suasana kacau nantinya.

"Kenapa Mama melarang Wonnie memberi tau Papa?"

"Kan sekarang ulang tahun Papa. Nanti jadi tidak selples dong" ucap Jiwon dengan bersusah payah mengeja kata 'surprise'

Jeno menganggukkan kepala, tangannya mulai menggosok tubuh Jiwon. Tangan Jiwon sudah mulai pucat saat ini, mungkin karena terlalu lama berendam. Jadi untuk mengantisipasi supaya tidak sakit, Jeno menguras bathup dan mulai memandikan anaknya itu.

Lagipula Jeno juga tidak ingin Jaemin berteriak karena mereka berdua terlalu lama di kamar mandi.

Selesai mandi bersama Jiwon, Jeno kembali tersenyum saat melihat baju yang ada di atas ranjang.

"Ini masih jam segini dan kamu membuatku memakai piyama yang sama dengan Jiwon. Astaga, apa habis makan kita akan tidur lebih cepat" ucap Jeno


Saat turun bersama Jiwon, Jeno langsung melangkah kedapur. Menemukan Jaemin yang ternyata juga memakai piyama yang sama dengan dirinya dan Jiwon. Jaemin masih sibuk menata makanan, mengabaikan Jeno dan Jiwon yang mendekati mereka.

"Butuh bantuan?" tanya Jeno

"Tidak sudah selesai kok, ayo makan" senyum Jaemin saat Jeno tiba-tiba mencium pipinya.

"Ist," ucap Jaemin sambil mendorong pelan Jeno

"Fetish ku sepertinya saat ini adalah wajahmu Na"

"Perasaan dari dulu deh, kamu selalu menciumku dimanapun dan kapanpun" cibir Jaemin

"Benarkah?" ucap Jeno

Jeno mengangkat Jiwon untuk duduk di kursi makannya, setelahnya dia juga duduk dan membiarkan Jaemin menyediakan makanan dipiringnya.

"Terimakasih" ucap Jeno

"Jiwon makan sendiri ya, atau mau disuapi?" tanya Jaemin

"Makan sendiri Ma"

"Anak pintar" ucap Jeno sambil membelai kepala anaknya itu

Mereka makan dengan tenang, tak ada yang berbicara hanya sesekali Jeno dan Jaemin membenarkan cara makan Jiwon yang masih terbilang acak-acakan.

Dengan sabar dan telaten mereka berdua membantu anak pertama mereka untuk lebih mandiri. Setidaknya saat Jiwon nanti memiliki adik, dia sudah bisa melakukan beberapa hal sendiri. jadi Jeno tidak terlalu khawatir Jaemin akan kelelahan nantinya.

Mereka selesai makan, Jaemin membereskan meja dan Jeno membersihkan Jiwon lagi. Setelahnya dia membantu Jaemin mencuci piring dan lain-lainnya. Hal sederhana yang selalu mereka lakukan setiap selesai makan.

Sekarang waktu menunjukkan pukul 20;00. Mereka bertiga sedang menikmati acara di televisi, ya walaupun yang menikmati hanya Jeno dan Jaemin, Jiwon sedang asyik bermain di karpet bawah. Membiarkan kedua orang tuanya berpelukan di sofa atasnya.

"Na, apa yang kalian lakukan hari ini?" tanya Jeno

"Hanya bermain saja"

"Kamu tidak kelelahan kan hari ini?"

Tangan Jeno yang tadinya mengenggam tangan Jaemin kini beralih mengelus perut Jaemin. kadang Jeno menunduk untuk memberikan ciuman di perut Jaemin. dan melihat bagaimana Jeno memperlakukannya seperti ini, Jaemin merasa dia adalah orang paling beruntung didunia karena telah memiliki Jeno sebagai pasangan hidupnya.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Where stories live. Discover now