Part 15

7.4K 869 381
                                    







Pantulan sinar matahari membuat Jaemin tergangu hingga dia membuka mata pelan, menyipitkan mata Jaemin tersenyum saat melihat Jeno di sampingnya. Tangannya menyingkirkan lengan Jeno yang ada di dadanya.

Mencoba untuk bangun, dia mengingat ucapan Yeeun tadi malam tentang tempat ini. berjalan pelan tanpa kursi roda Jaemin membuka pintu penghubung kamarnya dan balkon.

Mata Jaemin membola dengan apa yang ada di depannya. Tak percaya dengan semua ini, Jaemin berjalan untuk semakin keluar kamar. Berdiri di pembatas balkon, mata Jaemin menyurusi tempat ini.

Yang Jaemin lihat hanyalah gunung, pohon dan rumput. Ah satu lagi, Jaemin bisa melihat sebuah perumahan yang sangat kecil jauh disana.

"Apa ini masih di korea?" ucap Jaemin

Terkejut dengan adanya lengan yang tiba-tiba memeluknya dari belakang Jaemin sontak menoleh, menemukan Jeno yang tersenyum padanya.

"Tentu saja kita masih di korea, kamu pikir kita dimana?" balas Jeno

"Kita dimana Jeno?"

"Di bumi" tawa Jeno ringan

"Apa kamu ingin aku membuangmu dari sini kebawah" ucap Jaemin

"Kita ada di pinggir kota Na, ini tempat kita yang baru. Tidak terlalu jauh untuk ke kota. Dan disini kita aman"

Jeno menggesekkan hidungnya di ceruk leher Jaemin, mencium wangi Jaemin yang selalu dia suka. Dan Jaemin hanya membiarkan Jeno melakukan hal itu, tanpa ada niat darinya untuk menghentikan kekasihnya itu.

Berbalik untuk menghadap kearah Jeno, kini tangan Jaemin mengalung di bahu Jeno.

"Jeno aku minta hadiah"

"Hadiah apa?"

Jaemin mengerucukan bibirnya, "Tadi malam kan aku menang balapan denganmu"

Jeno tersenyum simpul pada Jaemin, menahan untuk tidak tertawa melihat wajah Jaemin saat ini.

"Tadi malam aku bilang apa?" tanya Jeno

Jaemin mengingat-ingat apa yang di ucapkan Jeno," Ingin balapan siapa yang sampai rumah duluan. Yang memang harus memberi hadiah pada yang kalah.." ucapan Jaemin melemah saat menyadari sesuatu yang salah.

Sedangkan Jeno hanya tersenyum penuh kemenangan saat ini,

"Jadi mana hadiahku" ucap Jeno

Jaemin mendorong kasar Jeno, wajahnya terlihat begitu kesal saat ini. betapa bodohnya dia di kerjai oleh Jeno, dan sialnya dia tidak sadar akan hal itu

"Kamu curang Jeno"

"Bagaimana bisa curang, kamu sendiri yang menyetujuinya" balasnya

"Lalu aku harus memberimu apa?"

"Hmm, apa ya?"

Jeno seperti sedang berfikir, dan Jaemin dengan santainya menunggu apa yang akan Jeno katakan padanya.

"Apa kamu mencintaiku Na?"

"Apa aku menjawab, kamu tau sendiri jawabannya"

"Jawab saja" tangan Jeno menurunkan tangan Jaemin dari bahunya, membawa jemari Jaemin untuk di genggamnya

"Aku mencintamu Jeno"

"Apa kamu mau hidup denganku?"

"Tentu saja, aku akan hidup denganmu dan selalu bersamamu"

"Kalau begitu maukah kamu tinggal disini selamanya bersamaku?"

Jaemin menunduk, melihat tangannya yang di genggam tangan Jeno. Mulutnya terbuka sedikit saat melihat apa yang Jeno berikan padanya.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang