Part 30

9.3K 927 323
                                    

6 months later










"Jeno~.. Jeno. Jeno. Jeno"

Yang merasa di panggil hanya diam, tidak bergerak sama sekali. Masih menikmati acara bola di depannya dengan beberapa makanan di depannya serta beberapa minuman soda di sampingnya.

Jeno, Mendadak tuli saat ini. tidak mendengar apapun yang di katakan Jaemin padanya.

"Jeno, sayang"

Tidak ingin menoleh tapi Jeno tidak bisa jika tidak menoleh, kepalanya seperti terkontrol sendiri saat Jaemin memeluk lehernya dari belakang.

"Kenapa Na?"

"Apa acara bolanya sudah selesai?"

"Belum sebentar lagi, kenapa?" tanya Jeno balik

Tidak menjawab, Jaemin mengambil ponselnya. Menunjukkan sesuatu pada Jeno. dan dengan itu Jeno langsung menatap Jaemin dengan wajah kesalnya.

"Na, kenapa aku di kasih liat siapa yang bakalan menang sih" cemberut Jeno

"Biar kamu tidak nonton bola, sekarang temani aku ayo"

"kemana?"

Jeno meletakkan toples makanan di meja, tangannya membelai kepala Jaemin yang ada di pundaknya.

"Aku ingin makan belut sambil liat kuda. Ayo"

Jeno berdiri dari duduknya. Memutar sofa dia mencium kening Jaemin sebelum melangkah ke kamarnya.

6 bulan terakhir ini Jaemin dan Jeno tinggal di rumah Jeno yang lain. Ini adalah rumah dimana Jeno mengajari Jayden menembak untuk pertema kalinya. Jeno tidak kembali kepada Jung, selama ini dia hanya bersama Jaemin. bahkan dia meninggalkan bisnis bawahnya. Dia juga tidak lagi mengambil peran di keluarga Jung, dan selama 6 bulan terakhir ini dia juga tidak mengunjungi keluarga Jung sekalipun

Jika dulu Jeno secara diam-diam pasti mencari tau apa yang dilakukan keluarganya, saat ini berbeda. Jeno saat ini hanya peduli dengan Jaemin dan calon anaknya.

Bahkan saat ini Jeno membangun bisnis lain di wilayah ini. walaupun belum besar dan masih di bilang masa percobaan. Bisnis Jeno kali ini lancar, tidak ada hambatan. Beruntung Jeno memiliki bakat untuk memulai sesuatu dengan tangannya sendiri. jadi tidak akan sulit untuknya memulai lagi dari awal. Apalagi Jaemin selalu mendukung apapun yang di inginkannya.

Jeno keluar dari kamarnya, memakaikan coat panjang pada Jaemin dan memakaikan topi pada Jaemin, Jeno mengandeng Jaemin keluar. Jaemin tersenyum, senang karena Jeno menuruti apapun yang dia inginkan

Masuk kedalam mobil Jeno melajukan mobilnya ke perternakan yang tidak jauh dari rumahnya.

"Kamu tidak sibuk hari ini?" tanya Jaemin

"Tidak, lagi pula ini akhir pekan. jadi aku milikmu"

Jeno memang mengontrol pekerjaannya sendiri, tetapi karena bulan depan Jaemin akan melahirkan dia sedikit mengurangi pekerjaannya. Dia ingin fokus ke Jaemin hingga anak mereka lahir.

Sebelum benar-benar sampai di perternakan, Jeno memarkirkan mobilnya di sebuah restauran. Membeli makanan yang di inginkan Jaemin.

"Ingin ikut apa disini?" tanya Jeno

"Lama tidak?"

"Hanya sebentar, tapi kalau pelayannya mengajakku mengobrol aku tidak yakin hanya sebentar" ucap Jeno sambil mengerling pada Jaemin

"Aku disini saja. Lagian jika ada yang menggodamu akan keliatan dari sini. Jadi aku bisa langsung turun dan menyeret suamiku ini ke mobil" ucap Jaemin sambil memajukan bibirnya

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang