Special Chapter 1

Mulai dari awal
                                    

"Aku merindukanmu Na" ucapnya sambil menciumi kepala Jaemin

"Kamu baru ke kantor tadi siang Jeno, dan kita baru berpisah tidak lebih dari 6 jam." Ucap Jaemin sambil terkekeh pelan.

"Tapi aku benar-benar merindukanmu"

Melepaskan pelukannya, Jeno membelai wajah cantik Jaemin. ibu jarinya merasakan pipi Jaemin yang semakin berisi.

Jeno menunduk sedikit untuk menyatukan kedua bibir mereka. Dan saat Jeno mulai menggerakkan bibirnya Jaemin hanya bisa menurut, dia juga membalas apa yang di lakukan Jeno padanya. menjatuhkan tas yang tadi dia bawa, Jeno mulai mencium Jaemin dengan tergesa.

Bahkan kini tangan Jeno menarik Jaemin agar lebih dekat dengannya. Seperti tau apa yang di inginkan suaminya itu, Jaemin mengalungkan tangannya. Dia juga menarik Jeno untuk memperdalam ciumannya.

Ciuman Jeno mulai tergesa saat Jaemin mulai membuka mulutnya, membiarkan Jeno membelit lidahnya. Rasanya Jaemin hampir kehilangan kendali dengan apa yang Jeno lakukan padanya. ciuman Jeno seperti candu baginya. Begitu memabukkan. Jika sudah seperti ini Jaemin bahkan tidak menginginkan Jeno untuk menghentikan kegiatannya. Dia malah ingin lebih dari Jeno.

Tapi dia masih ingat dengan apa yang Jiwon siapkan untuk Jeno, dan dengan itu Jaemin berusaha menarik diri dari Jeno. tapi sepertinya usaha Jaemin sia-sia, saat ciumannya terlepas Jeno malah mulai menciumi sisi lehernya.

"Jeno hentikan" ucap Jaemin

Jeno melepaskan diri, wajahnya terlihat tidak suka karena keinginannya tidak bisa di teruskan.

"Kenapa?" ucapnya lucu,

"Jangan sekarang" balas Jaemin

Mengabaikan wajah kesal Jeno, tangan Jaemin kini melepas dasi dan juga jas Jeno. Membuka beberapa kancing kemeja Jeno agar setidaknya Jeno merasa lega

"Tapi aku maunya sekarang Na"

Mengambil tas Jeno yang ada di lantai, kini wajah Jaemin terlihat kesal. Dan Jeno hanya bisa diam saat melihat bagaimana ekspresi istrinya yang seperti itu.

Berdehem pelan, Jeno mencoba untuk tidak terlalu memperburuk suasana.

"Dimana Jiwon?"

"Sedang berendam di atas" ucap Jaemin acuh

Jeno yang tidak ingin membuat Jaemin semakin kesal memilih untuk naik ke lantai 2 terlebih dahulu, meninggalkan Jaemin yang sekarang sedang tersenyum melihat bagaimana tingkah Jeno saat ini.

"Baru ada Jiwon saja Papamu sudah seperti itu, bagaimana jika nanti kamu lahir" lirih Jaemin sambil mengelus perutnya yang semakin membuncit.


Jaemin menyusul Jeno, mengikutinya ke kamarnya. Tanpa di beritaupun Jeno juga sudah paham dimana Jiwon berendam.

Jaemin menggelengkan kepala saat melihat baju yang tadi di kenakan Jeno kini sudah memenuhi lantai kamarnya.

Rasanya Jaemin ingin berteriak memarahi Jeno tapi ya sudahlah, memang sudah biasanya seperti itu. Berteriakpun juga sama saja, itu seperti sudah menjadi kebiasaan Jeno saat ini. melepas baju dan membuangnya asal.

Memunguti baju dengan sabar, kini Jaemin mulai menyiapkan baju ganti Jeno dan Jiwon. Setelahnya dia bisa menyiapkan makan untuk mereka berdua.

Jika Jaemin menyiapkan makan, kini Jeno malah bermain busa dengan Jiwon. Memenuhi bathup ini dengan sabun dan membuat banyak gelembung. Bahkan tubuh Jiwon kini penuh dengan busa. Hanya wajahnya saja yang tidak ada busa karena Jeno yang membersihkannya. Jiwon akan menangis tidak suka jika nanti matanya kena sabun.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang