[16]

221 49 6
                                    

( BGM : 5:32 PM by The Deli )

---

Jawabannya adalah Choi Seungcheol.

Soonyoung menemukan pria itu di tengah lapangan, sedang memberi arahan pada segerombolan anggota futsal. Dia tidak tiba-tiba mendekat lalu menyerbu guru olahraganya dengan pertanyaan, justru Soonyoung hanya berdiri di pinggir tanpa berkata apa-apa. Memendam keterkejutannya melihat rupa Seungcheol yang belum segagah di ingatannya.

Pria itu tampak lebih muda dengan penampilan yang lebih seperti mahasiswa magang ketimbang pelatih super disiplin. Terutama yang paling Soonyoung perhatikan adalah otot-otot Seungcheol—hal yang pada masanya membuat semua komponen laki-laki di sekolah iri—yang belum ada apa-apanya kala ini.

Perihal tubuh bagus, berarti Soonyoung masih punya harapan.

"Latihan yang benar!" Semua orang di lapangan hijau menyebar begitu peluit dibunyikan.

Seungcheol sebetulnya tidak berjalan ke arah Soonyoung, tapi karena mata mereka bertemu, dia jadi tertarik untuk menegur, "butuh sesuatu?"

Soonyoung menggeleng, "tidak," lalu membungkuk cepat saat Seungcheol memutuskan melangkah ke arahnya.

Pria dengan setelan olahraga merah itu memperhatikan name tag dan wajah Soonyoung bergantian, "hanya aku yang merasa begitu atau kau memang baru disini?"

Dokyeom, sebelum berpisah di koridor karena diseret Mingyu, terang-terangan mengatakan pada Soonyoung, "kalau benar ini '9 tahun yang lalu', mana mungkin Choi-ssaem mengenalimu. Kau bahkan harusnya masih murid sekolah dasar, Kwon." Dan dia tidak salah.

Seungcheol tidak mengenali Soonyoung. Atau jika diurut berdasarkan waktu, Seungcheol mungkin bukannya tidak, melainkan belum. Ingatan tentang Soonyoung di kepala Seungcheol harusnya memang belum ada.

Soonyoung mengusap tengkuk, terpaksa menjawab dengan kalimat yang mulai malas dia rapalkan, "aku memang anak baru."

"Selamat datang, kalau begitu. Siapa wali kelasmu?"

Soonyoung hampir menjawab dengan 'Hong Jisoo seonsaeng-nim' kalau saja dia tidak buru-buru menyadari bahwa kemungkinan wali kelas yang sebenarnya entah berada dimana saat ini. "Yoon Jeonghan seonsaeng-nim," jawabnya.

"Oh, Yoon Jeonghan, tahun kedua," Seungcheol mengangguk. "Tapi bukannya sebentar lagi dia dimutasi? Berarti wali kelasmu akan diganti kalau dia pergi di pertengahan semester."

Soonyoung mengerutkan alisnya, "dimutasi?"

"Ya, pegawai negeri dipindah-tugaskan itu hal biasa. Kudengar ada beberapa yang dimutasi juga selain dia."

"Bagaimana denganmu, ssaem?"

"Aku? Aku bahkan belum resmi jadi guru." Seungcheol tertawa kecil.

Mengenai seluruh murid yang tidak dikenal, Soonyoung tahu jawabannya sejak awal. Lee Dokyeom dan angkatannya jelas telah meninggalkan sekolah ketika Soonyoung diterima masuk, wajar jika dia tidak kenal siapa-siapa. Tapi meskipun murid lulus dan pergi, aturan yang berbeda berlaku pada guru-guru. Soonyoung harusnya menemukan guru-gurunya, tapi yang dapat dia kenali hanya Choi Seungcheol.

Barangkali, mutasi adalah alasan paling masuk akal mengapa Soonyoung tak mengenal Yoon Jeonghan dan kebanyakan guru yang mondar-mandir di tahun ini. Alasan kedua yang juga masuk akal adalah pensiun—Dokyeom yang mengatakannya saat kelas terakhir tadi. Posisi mereka pasti sudah digonta-ganti, menyebabkan siapapun yang mengajar Dokyeom belum tentu menjadi guru bagi Soonyoung di masa medatang.

𝗥𝘂𝗻 𝗧𝗼 𝗬𝗼𝘂 | sy x dkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang