Gue sama kak Doyoung keluar dari lift.

Gue sama Mark saling melambaikan tangan sebelum pintu lift ketutup.

"Eh?"

Gue agak kaget waktu tau di lantai ini cuma ada 2 kamar.

Buset, yang lain kemana dah??

Kak Doyoung mulai jalan ke salah satu kamar, dan gue ngikutin dia di belakang.

Kak Doyoung masukin password, terus masuk. Dan gue ikut masuk.

Dan waktu gue liat apart nya. Seperti yang gue duga, apart nya bagus, bersih.

"Kakak tinggal sendiri ya?"

"Iyalah"

"Kopernya taro mana??"

"Taro aja dikamar"

"Kamar nya dimana?"

"Cari ndiri"

"Napa sih, hih!"

Gue liat-liat apart nya kak Doyoung, sambil nyari dimana kamarnya.

Dan sampai akhirnya gue menyadari sesuatu.

"Kak kamarnya cuma satu?" gue duduk di sebelah kak Doyoung yang lagi nonton tv.

"Iyalah, kan kakak tinggal sendiri"

"Terus nanti aku tidur dimana??"

"Dimana ajalah, di lante juga boleh"

"Serius nih!"

"Udah mandi dulu aja sana, bawel banget!"

"Gamau mandi, males. Tadi siang udah"

"Kalo gak bersih katanya suami nya bakal brewokan lho"

"Itu kalo males nyapu! Lagian toh, kakak yang bakal jadi suami aku!"

"E-eh? Hah?"

"Apa?"

"Y-yaudah, makanya sana cepet mandi biar kakak gak brewokan!"

"Ih, kenapa sih!" gue berdiri dari sofa terus pergi ke kamar, ngambil pakaian dan peralatan mandi yang udah di siapin sama mama gue, terus mandi.

((0,0))

"Kak gak mandi?"

"Bentar"

Gue mendengus, terus duduk di samping kak Doyoung.

Terus tiba-tiba dia malah tiduran di paha gue.

Keinget kak Kun.

"Mandi kak" Gue mainin rambut nya kak Doyoung. Halus.

"Sabar napa"

"Bodo kak bodo"

Padahal tadi maksa-maksa gue buat mandi. Giliran disuruh mandi aja males. Ngeselin.

"Kaaaak, kaki ku pegel nihhh"

"Bodo"

"Sukanya ngatain aku gak idaman, padahal sendiri nya nggak"

"Idaman lah. Ganteng iya, pinter iya, tinggi iya, manis iya, imut iya, suaranya bagus iya. Kurang apa coba?"

"Kurang ndengerin omongan orang lain"

"Ih kakak gak gitu ya"

"Ya makanya cepet mandi! Ntar keburu malem! Ini paha aku juga pegel tau!!!"

"Iya, sayang. Ish, bawel banget" kak Doyoung duduk terus nyubit hidung gue terus pergi mandi.

"Kayak sendiri nya nggak, hih!"

((0,0))

"Kamu bisa masak??" kak Doyoung ngampiri gue yang lagi masak.

"Bisa lah, idaman kan?"

"Masak telor ceplok ae bangga" ucap kak Doyoung waktu liat apa yang gue masak.

"Ya, habis nya di dapur gak ada apa-apa! Kak Doyoung kebanyakan makan mie instan sih!"

"Kok tau?"

"Tuh" gue nunjuk ke tong sampah yang banyak bungkus mie sedap nya.

Padahal lebih enak indomie.

"Males masak. Kakak juga gatau bahannya apa aja" tiba-tiba kak Doyoung meluk gue dari belakang.

Ya ampun, kak Doy.. Gue jadi gak konsen masak nih!!

"Y-yaudah besok belanja"

"Hmmm"

"Makan mie banyak-banyak itu gak baik tau. Harus nya tanya sama tante Jen gitu kan bisa"

"Dia sibuk, kakak gak mau ganggu"

"Yaa, tapi kan ngeluangin waktu sedikit buat kakak kan gak masalah"

"Eumm, Jess..—"

"Kalo kakak sakit gimana?? Nanti tante Jennie malah tampan repot"

"Jess!!"

"Apasih..? Kenapa?"

"Itu.. Telor nya gosong.."

"HAH?!" gue melotot.

"ASTAGA?! KAK DOYOUNG SIH!!" gue matiin kompor dan natap telor ceplok gue yang ancur.

"Salah mulu" ucap kak Doyoung sambil ngelus dada.

~TBC.

Dijodohin • Kim DoyoungWhere stories live. Discover now