"Jeno pulang Ma" lirihnya di samping telinga Taeyong

"Iya, Mama tau kamu akan pulang" balasnya

Taeyong menangis sedari tadi, hanya dia tidak mengeluarkan suara. Airmatanya mengalir begitu saja. Bahkan dia tidak tau bagaimana cara mengungkapkan rasa bahagianya saat ini. dia hanya terus memeluk Jeno dan mengusap anak keduanya itu. Sama sekali tidak ada niatan darinya untuk melepaskan pelukan Jeno.


~~



Mata Taeyong tidak lepas dari Jeno, dia duduk dengan begitu tampan dengan Jaemin di sampingnya. Mereka kini duduk di ruang tengah. Lengkap tanpa terkecuali, ya karena memang ini adalah akhir pekan.

"Jadi dia.." tanya Jaehyun sambil melihat anak kecil yang sedari tadi memajukan bibirnya, dia duduk di pangkuan Jeno tapi tangannya mengenggam tangan Jaemin. kebiasaan Jiwon adalah dia akan diam ketika ada di lingkungan baru. Tapi setelah beberapa saat dia kan terbiasa jika ada yang mengajaknya bermain atau mengobrol

"Dia Jiwon"

Jaemin mengambil Jiwon dari pangkuan Jeno, mendudukkan anaknya itu di antara dirinya dan juga Jeno. Jiwon melihat wajah Jaemin dengan berkaca-kaca tanda jika dia tidak suka di pisahkan dengan Jeno, tapi dengan membelai kepala Jiwon dengan lembut dan tersenyum Jaemin sedikit menunduk.

"Wonie, sapa mereka. Jangan seperti itu, tidak sopan Oke"

Jiwon menoleh pada Jeno, melihat ayahnya tersenyum Jiwon turun dari sofa di bantu Jaemin. dia berdiri tegak di depan Taeyong dan yang lainnya.

Dia menunduk malu-malu, matanya menatap lantai dengan bibir mengerucu kedepan.

"Hai, namaku Jung Jiwon" lirihnya

Membungkuk sedikit, Jaemin dan Jeno saling memandang kagum. Begitu juga dengan Taeyong dan Jaehyun yang gemas dengan tingkah cucu kedua mereka. Bahkan David dan Jayden sedari tadi tidak berkedip melihat kelakuan menggemaskan Jiwon.

Melihat dia jadi pusat perhatian, Jiwon langsung naik kepangkuan Jeno dan menenggelamkan dirinya di balik jaket Jeno. sontak saja semua tertawa dengan tingkahnya.

"Dia sangat berbeda dengan Jeno kecil, jika Jeno kecil suka malu-maluin tapi dia tidak" ucap Mark

"Yak, mana bisa seperti itu" balas Jeno

Mark tersenyum pada Jeno, begitupun dengan Jeno. walaupun mereka tidak berpelukan seperti apa yang dilakukan Taeyong padanya. tapi tatapan mata dari keduanya sudah bisa mewakili semua yang mereka ingin katakan. Jeno juga tau jika Mark mungkin sudah menerimanya, dan Mark juga tau jika Jeno mungkin sudah memaafkannya. Tatapan mereka berdua kini terlihat seperti mereka remaja, tidak ada dendam ataupun amarah.

Melihat itu Taeyong juga bisa bernapas tenang. Lagipula Mark juga sudah kembali seperti dulu. Jadi tidak perlu di takutkan lagi

"Jadi selama ini kalian tinggal dimana?" tanya Jaehyun

"Tentu saja di korea" balas Jeno, dia tersenyum jail saat Jaemin menyenggolnya, "Kami tinggal di pinggir kota. Ya tidak jauh dengan peternakan"

"Kurasa kalian hidup dengan baik disana" sahut Mark

"Ya begitulah" balas Jeno.

"Ku kira kak Jeno tidak akan kembali?" kini David yang bersuara. Dia terlihat sedih saat mengatakan hal itu

"Mana mungkin, Jiwon sangat ingin bertemu dengan Om-nya. Masa aku tidak pulang"

Mendengar kata Om, David menatap Jeno tidak suka. Dan Jeno hanya membalas dengan tawa pelan. Dia sangat-sangat merindukan adiknya itu. Jeno kagum dengan pertumbuhan David, bocah yang belum genap 12 tahun itu kini tumbuh manis dan tampan seperti Taeyong. bahkan David benar-benar seperti Taeyong. tidak ada yang beda dari mereka berdua..

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang