"Ya sudah, aku akan menyiapkan air hangat untuk kita berendam. Aku juga ingin bercerita banyak padamu."

Jeno mengangguk, membiarkan Jaemin meninggalkannya bersama Jiwon. Saat Jaemin sudah tidak ada, Jeno berjalan kearah sofa, merebahkan tubuhnya disana dengan Jiwon di atasnya.

"Apa yang Wonie lakukan hari ini?"

"Wonie punya teman Pa"

"Benarkah? Siapa namanya?"

"Soi, orangnya cantik" senyum Jiwon,

Jeno ikut tersenyum saat melihat bagaimana Jiwon tersenyum. Bibir kecilnya terangkat hingga membuat gigi kecilnya terlihat.

"Apa dia ikut berfoto bersama Wonie?"

"Hmm"

Berfoto maksud Jeno adalah apa dia ikut menjadi model bersama Jiwon. Ya karena hari ini Jaemin bilang jika Jiwon ada pemotretan untuk merk baju anak.

Tangan Jeno memainkan pipi Jiwon, kadang dia juga mengalus rambut lembut Jiwon. Membayangkan akan hidup bersama dengan Jaemin dan memiliki seorang sangat tidak pernah terfikirkan sebelumnya.

Saat SMA bahkan Jeno sempat mengira jika jodohnya adalah Renjun. Tapi mau bagaimana lagi jika ternyata dia jatuh ke dalam pelukan Jaemin. dan sampai saat ini juga dia hanya mencintai Jaemin, bukan hanya saat ini. tapi untuk kedepannya, dia hanya akan mencintai Jaemin.

"J J, kemari"

Jeno dan Jiwon langsung menolah saat mendengar teriakan Jaemin. dan dengan segera Jeno bangun, berjalan mendekati Jaemin yang kini hanya memakai bathrobe putih miliknya.

Jaemin mengambil Jiwon dari Jeno, mengendongnya ke dalam kamar mandi  mereka.

"Buka bajumu, aku akan membuka baju Jiwon."

Jeno hanya menurut, dia melapas semua bajunya terkecuali celana pendeknya. Dia langsung masuk ke bathup yang sudah berisi air hangat dan sabun yang di siapkan Jaemin.

Rasanya begitu menenangkan saat masuk kedalam air hangat ini. tak lama Jaemin juga masuk bersama dengan Jiwon.

Bathup ini terbilang cukup besar. Jadi Jaemin meletakkan Jiwon di pelampung kecil. Agar dia bisa bebas bergerak dan tidak tenggelam. Melihat Jiwon yang bebas bergerak dan sedikit jauh dari Jaemin, perlahan Jeno mengubah posisinya. Kini dia bersandar pada dada Jaemin.

Jaemin tidak masalah dengan Jeno yang seperti ini, dia tau Jeno mungkin saja lelah. Jadi dia membiarkan Jeno bermanja padanya. lagipula Jiwon juga terlihat sedang asyik bermain sendiri.

"Kamu ingin aku memijitmu?" tanya Jaemin

"Jika tidak membuatmu keberatan"

Perlahan jemari Jaemin memijat pundak hingga kepala Jeno. tapi hanya sebentar, setelahnya dia hanya memeluk Jeno dan meletakkan wajahnya di pundak suaminya itu. Matanya kini melihat kearah Jiwon yang sedang asyik bermain dengan mainannya.

"Ada apa Na?" tanya Jeno saat menyadari raut wajah Jaemin berubah

Dia menoleh kesamping. Mengambil ciuman di bibir Jaemin. memberikan beberapa kecupan di sana

"Bukankah ini sudah terlalu lama"

"Maksudmu?"

Jaemin mengeratkan pelukannya pada Jeno. tangannya mengambil tangan Jeno dan memainkannya.

"Ayo kembali Jeno, sudah hampir 3 tahun lebih kita tidak mengunjungi mereka. Bukankah mereka juga keluargamu. Sepertinya ini waktu yang tepat. Jiwon juga sudah besar, dan kurasa Jayden-David bisa menerima Jiwon nantinya."

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang