14 | halaman belakang

1.7K 400 75
                                    

"Sunwoo!"

Sudah kesekian kalinya Chaeyoung mengguncang tubuh Sunwoo sembari berteriak, tapi pemuda itu tak kunjung bangun dari tidurnya.

Rasanya Chaeyoung mau nangis sekarang juga, ia tak ingin rencananya gagal.

"Sunwoo, bangun, dong!"

Pagi ini, ia menyiapkan kejutan di halaman belakang rumah Sunwoo sebab ia merasa iba atas perkataan pemuda yang tak pernah mengadakan pesta ulangtahun.

Memang pesta kecil-kecilan, tapi itu cukup menguras tenaga dan keringat.

"BANGUUUUNNNN!!!!"

Sementara Chaeyoung memukuli tubuh Sunwoo, pemuda itu justru berusaha menahan tawanya.

"Lo gak ngehargain usaha gue banget, sih!"

Tak tahan lagi, Sunwoo buru-buru mendekap Chaeyoung. Gadis itu pun jatuh ke pelukan si pemuda.

"Sunwoo, ih!"

"Berisik banget, ih! Aku ngantuk, Yaaangg!" rengeknya dengan suara khas orang baru bangun tidur. Serak-serak basah, juga berat.

"Lepasin, ih!"

"Gak mau, ih! Ini lagi latihan jadi suami-istri beneran." Sunwoo mengeratkan pelukannya  "Biar lima tahun lagi, kamu gak kaget."

Chaeyoung merasa jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Oh, pastilah ia takut kalau Sunwoo melakukan hal yang tidak-tidak. Memangnya apa lagi?

"Astaga! Kalian ngapain?"

Saat ini, Chaeyoung bersama Sunwoo dan wanita asing, yang memergoki mereka, sedang duduk di tikar yang Chaeyoung sediakan sebelumnya.

Bagi Chaeyoung, suasana ini terasa aneh. Sepertinya Sunwoo tidak menyukai kehadiran wanita itu.

"Jadi, kamu yang namanya Chaeyoung?" tanya wanita itu, membuka pembicaraan.

"I-iya, Kak."

"Kak?" Wanita itu tertawa kecil sambil mengelus perut buncitnya. "Kalau udah punya anak umur 17 tahun, masih pantes dipanggil kakak?"

"Hah?"

Seriusan, Chaeyoung tak mengerti.

"Saya bundanya Sunwoo."

Chaeyoung langsung menoleh ke pemuda yang sedang makan kue, seolah mencari kepastian. Namun, pemuda itu hanya mengangkat bahunya.

"Suami saya cerita banyak hal tentang kamu dan Sunwoo. Katanya, dia selalu ngegangguin kamu, ya?"

"Bukannya ayahnya Sunwoo udah meninggal?" batin Chaeyoung.

"Bingung, ya? Saya gak bakal ngejelasin karena saya percaya, Sunwoo bakalan cerita kalau udah waktunya."

Chaeyoung hanya tersenyum kikuk, kemudian mengangguk.

"Selamat ulangtahun, sayang! Maaf, bunda baru sempet ke sini," ucap wanita itu sambil memeluk anaknya. "Semoga panjang umur, sehat selalu."

"Iya."

Chaeyoung dibuat tercengang oleh balasan Sunwoo.

"Bunda pulang dulu." Wanita itu berdiri, lalu tersenyum. "Kalian harus jaga satu sama lain, ya!" katanya pada Chaeyoung dan Sunwoo.

Seperginya wanita itu, wajah Sunwoo kembali ceria.

"Sunwoo, gak apa-apa?"

"Emangnya aku kenapa, Yaaanggg?"

Chaeyoung menggeleng dengan cepat. Ini waktu untuk berbahagia, bukan sebaliknya. Maka, ia putuskan untuk mengabaikan masalah ini untuk sementara waktu.

"Yaaanggg?"

"Apa?"

"Dari sekian banyak mantanku, kamu itu orang pertama yang bikin aku seneng bangetttttt."

Sunwoo memeluk lengan Chaeyoung dengan wajah gemas.

"Aku kan istri kamu."

Saking terkejutnya, pemuda itu menghempaskan tangan gadisnya.

"Yaaanggg?"

"Kenapa, sayang?"

Sunwoo berdiri, lalu mundur sejauh satu meter.

"Kamu kesurupan apa? Jangan jadi agresif, aku takut!"

Chaeyoung jadi terkekeh tatkala melihat kelakuan Sunwoo yang menggemaskan.

Sunwoo nih tipe yang ngegas mulu, giliran digas malah takut.

[4] Dear Darling - Sunwoo ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ