Dan begitu pandangan keduanya; Jungkook dan Taehyung bersirobok terdapat berbagai buncahan emosi yang tertahan dengan darah mendesir terasa dingin.

Satu kalimat yang keluar dari bibir plum Taehyung menjelaskan semuanya.

"Keluar kau, aku muak!" Tak ada honorofik karena memang tak dibutuhkan.

Si raven mencoba untuk menyentuh barang seujung kuku tapi cekalan di pergelangan tangannya adalah sebuah isyarat, tanpa bantahan.

Maka tak butuh waktu lama ia keluar ruangan, menjadikan hatinya nyeri tak berujung, segala permohonan yang akan ia layangkan tercekat di dalam tenggorokan, sakit.

Berjalan menuju luar ruangan dengan aliran sebening kristal menganak sungai diwajah keruhnya.

Penyesalan memang berada di akhir bukan.

Namun bolehkah ia merasa senang sekarang, karena jika keadaannya seperti ini bukankah ada alasan mereka bersama. Semoga.

***
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dua hari telah berlalu sejak kejadian di Rumah sakit.

Selama dua hari itu pula Jungkook mencoba untuk berbicara dengan Taehyung, nihil jangankan bicara bertemu saja ia tidak bisa.

Jungkook hanya ingin mengobrol, kenapa susah sekali rasanya.

Dan sekarang mungkin waktu yang tepat untuk Jungkook bertemu dan bicara pada Taehyung.

Hari ini keluarga Jeon akan berkunjung ke rumah Taehyung seperti biasa, namun sekarang beda karena Jungkook juga diperbolehkan ikut.

Segala resiko akan ia terima, tapi tidak untuk melepaskan Taehyung dari kepemilikannya.

Silakan hujat Jungkook di sini sepuas yang kalian inginkan.

°
°

°
°

Kediaman keluarga Kim masih sama seperti terakhir kali ia berkunjung ke sini.

Netranya memendar mencari keberadaan namja manisnya itu, tapi tidak ada padahal semua keluarganya sudah ada di ruang tamu.

"Jungkook, kau kenapa?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja saat melihat gelagat aneh Jungkook, tuan Kim bertanya seperti itu hanya untuk memastikan.

[not] FAKE LOVE ~KOOKV~Where stories live. Discover now