B

343 63 4
                                    

"aku bisa jalan sendiri. Terimakasih" ujar jihyo saat mereka sudah pergi dari kantin.

Jungkook menurunkan tangannya dari bahu jihyo dengan raut bingung. Ia ragu antara ingin membiarkan jihyo sendiri atau tetap menemani. Kali saja ia dapat membantu pikirnya.

Tanpa menunggu apapun lagi. Jihyo berlalu dari jungkook.

"tunggu," "apa yang sedang kulakukan?" batin jungkook

Jihyo menoleh kebelakang. Menunggu jungkook melanjutkan kalimatnya

"kalau kau mau, aku bisa menemanimu" "menemani? Yang benar saja!, sudah jelas dia tidak mau memangnya kau mau melakukan apa untuk menghiburnya? " batin jungkook seolah sudah tau jawaban yang akan diberikan jihyo

Jihyo tampak diam. Ia menatap manik hitam milik jungkook. Setitik harapan ada disana. Berharap ia akan mengiyakan

"tidak usah" jawab jihyo akhirnya.
Lalu pergi dari hadapan jungkook

Jungkook mengusap rambutnya
"bodoh! Padahal aku sudah tau dia pasti menolak!" guman jungkook. Jungkook menggaruk kepalanya asal
Setelah bertemu dengan jihyo di klub waktu itu jungkook selalu penasaran dengan jihyo. Jihyo satu satunya siswi yang menolak berkenalan dengannya, satu satunya siswi yang tak takut pada yuju padahal yuju terkenal suka membully, hanya karna Ayahnya kepala sekolah tak ada yang berani melaporkannya.

**

Jihyo memandang ke bawah dengan tatapan kosong.
" benar-benar sulit hidup dengan damai" gumannya. Jihyo mendongak menatap langit mendung. Perlahan kedua matanya terpejam beriringan dengan kedua tangannya terrentang. Tak ada hal yang ingin ia lakukan atau ucapkan sekarang. Ia hanya ingin menikmati suasana mendung di rooftop. rambutnya menari bebas diudara dibiarkannya. Sungguh, ia hanya ingin seperti ini saja untuk saat ini.

"hey! "

Jihyo spontan membuka matanya dengan paksa lalu beralih dengan membalikkan badan untuk memastikan ada tidaknya manusia lain disini atau hanya sekedar halusinasi nya saja.

" seberat apapun masalahnya, jangan pernah berpikir untuk mengakhirinya dengan kebodohan seperti ini" pungkasnya dengan mimik serius

jihyo mengedipkan mata berulang ulang dengan mulut yang sedikit terbuka, mencerna maksud ucapan manusia yang baru saja membuatnya terkejut

"ingatlah, jangan bertindak gegabah" ujarnya lagi

"justru kau yang membuatku hampir mati karena terkejut" ketus jihyo yang sudah berhasil mencerna maksud perkataannya

"bagaimana aku barusan?" tanyanya antusias

Kening jihyo mengernyit tak mengerti, belum 5 menit dia berkata-kata dengan raut wajah Serius lalu sekarang bertanya dengan raut wajah polos ingin tau.

"apa akting ku bagus?. Ah kurasa aku sudah seperti aktor sesungguhnya sekarang" ucapnya bangga

Jihyo menghela nafas, ia mengerti sekarang. Ternyata siswa ini tengah berakting.

"omong-omong apa yang kau lakukan disini?"

Jihyo masih enggan buka mulut

"jangan bilang, kau memang ingin..??" matanya membulat, ia ingin memastikan apa yang ia pikirkan

"tidak. Kau salah" jawab jihyo akhirnya

Dia menghela nafas lega
"btw, aku taehyung" ucapnya memperkenalkan diri tanpa diminta

"oke" jawab jihyo tanpa membalas memperkenalkan diri juga

"namamu oke? " tanya taehyung polos

"apa?"

"siapa namamu?"

" jihyo"

"ok. Jihyo. Kenapa kau disini? Kau bolos?"

Yaampun kenapa dia banyak omong sekali

"jangan bilang.. Kau sudah sering bolos. Kau tau bolos itu tidak baik. Kau seharusnya masuk dan belajar di dalam kelas"

"lalu kau. Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau tidak masuk dan belajar? " sarkas jihyo yang mulai kesal karena taehyung yang banyak omong

"untuk anak laki-laki wajar bolos. Perempuan seharusnya belajar yang benar " ucapnya santai

"hah. Itu Aturan dari mana?"

"aturan dariku" jawabnya dengan cengiran

Jihyo menarik nafas kesal. Lalu pergi dari rooftop. Jika tetap disana mungkin hari buruknya akan bertambah buruk.

Flying ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang