"Tidak Na, aku akan memberimu apapun tapi tidak untuk yang 1 ini. ini terlalu berbahaya." Jeno berbicara dengan tegas kali ini, melupakan fakta jika Jaemin tidak bisa di perlakukan seperti ini

"Kamu membentakku, hiks"

Nahkan, jika sudah menangis seperti ini ingin rasanya Jeno menghilang dari dunia ini.

"Aku hanya menginginkan hal itu tapi kamu membentakku. Jika memang tidak ingin ya sudah. Tidak perlu membentakku"

Jaemin menunduk, airmatanya kini sudah jatuh. Mengambil napas dalam, Jeno memeluk Jaemin. tangannya meraih ponsel yang ada di meja.

"Carikan aku Anaconda dan piton. Bawa kerumah malam ini. jika bisa jangan Cuma 1, jangan lupa bawa penjaga lebih." Ucap Jeno

Jaemin yang mendengarkan itu langsung mendongakkan kepalanya. Matanya menatap wajah Jeno yang sedang tersenyum.

"Ingat, jangan mendekatinya. jaga jarak tidak kurang dari 10 meter. Jangan melihat sendiri. suruh penjaga bersamamu jika tidak ada aku, dan.."

Ucapan Jeno terpotong saat Jaemin tiba-tiba memberikan ciuman lembut di bibirnya.

"Terimakasih Jeno. aku mencintaimu"

"Aku juga sangat mencintaimu Na,"

"Terimakasih untuk semuanya"

"Apapun untuk kalian berdua"

~~

Mark menarik napas panjang. Matanya tertuju pada pintu di depannya. Mencoba untuk memberanikan diri, kini dia mengetuk pintu sebelum masuk.

Saat masuk, dia tidak mengangkat wajahnya, dia hanya menunduk dan jalan ke depan.

"Ada apa Minhyungie?"

"Aku minta maaf Dad. Aku minta maaf atas kekacauan yang aku buat."

Melihat anak sulungnya yang seperti ini membuat hati Jaehyun tergerak. Rasanya sangat tidak nyaman melihat Mark meminta maaf padanya seperti ini.

"Duduklah, kita bisa bicara dengan santai"

Mark dengan lemas mengikuti apa yang di katakan Jaehyun. duduk di depan Jaehyun. sedari tadi Mark tidak menatap Jaehyun. dia hanya menunduk atau melirik ke samping

"Dad," lirih Mark

Menghembuskan napas kasar, Mark meletakkan lengannya di meja, kemudian menenggelamkan wajahnya disana

"Aku merindukan Mama. Aku merindukan Jeno juga. Tapi apa yang harus aku lakukan" lirihnya

Tangan Jaehyun terulur, mengacak rambut Mark dengan lembut. Melihat bagaimana keadaan Mark, mambuat Jaehyun mengingat bagaimana masa remaja anak-anaknya yang tidak bisa terpisahkan.

"Kamu bisa menemuinya"

"Jeno tidak memperbolehkanku menemui Mama. Setidaknya aku harus membawa David untuk bisa bertemu dengan Mama"

Mark memejamkan matanya. Menikmati bagaimana elusan Jaehyun di kepalanya

"Daddy, Minhyung lelah. Minhyungie kesepian" suara Mark bergetar. Dan Jaehyun dengan jelas bisa mendengarkan semua itu

"Jika kamu lelah kenapa kamu tidak mengakhiri semuanya?"

"Bagaimana caranya. Jeno membenciku, aku tidak bisa menemui Jaemin untuk meminta maaf. Apa yang harus kulakukan. Berdiam diri di sini, menunggu Jeno memaafkanku yang entah kapan dia akan memaafkanku"

"Kenapa kamu tidak berusaha mencari Jeno?"

"Tidak, aku ragu untuk mencarinya. Lagipula aku bisa memiliki semuanya tanpa Jeno"

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang