Pt.8 : An Unwritten Rule

1.9K 400 107
                                    

Na Guanheng

Hyung!
Kau lupa mengembalikan converse ku!
Aku akan memakainya besok, jadi akan kuambil nanti sore

Hyung?
Dasar Tuan Sibuk

Jaemin mendengus kesal, lalu meletakkan ponsel miliknya dengan setengah bantingan ke atas meja yang ia tempati. Tangannya bergerak untuk kembali membuka buku yang baru saja ia ambil dari rak perpustakaan. Tetapi otaknya tidak bekerja dengan baik untuk dapat menerima materi yang tengah berusaha ia pelajari.

Sial. Ia kehilangan fokus.

"Kenapa dia akhir-akhir ini?" Jaemin bergumam, menekan keras ujung penanya pada lembar buku tulis dengan sorot menajam. "Sesuatu pasti terjadi."

"Apa yang terjadi?"

Jaemin sedikit terlonjak ketika suara itu tiba-tiba terdengar dari sisi kanannya. Ia menoleh cepat, sedikit membolakan mata ketika senyuman lebar seorang pria terpampang di sampingnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Jeno mengangkat buku tebal yang ia bawa sembari mengambil tempat duduk di depan Jaemin. "Ini perpustakaan, kalau kau lupa."

"Banyak kursi lain yang kosong."

Jeno mengangkat sebelah alisnya, seolah tak setuju dengan perkataan Jaemin. "Kau tidak ingin aku disini?"

"Maksudku..." Jaemin membenarkan posisi duduknya yang dengan tiba-tiba menjadi tak nyaman. "...kita belum terlalu dekat untuk belajar bersama, kurasa."

"Dengan senang hati kuingatkan jika kita berada dalam kelompok sastra yang sama. Kalaupun bukan sekarang, akhir pekan ini kita akan kembali berada dalam satu meja yang sama untuk mengerjakan tugas karangan."

Jeno terlalu banyak menekankan kata 'kita' dalam kalimatnya, jelas hal tersebut membuat pemuda Na lebih merasa tak nyaman. "Kau tidak bisa membandingkannya, tidak ada Ryujin dan Renjun disini."

"Kenapa? Kupikir kau bukan tipe orang anti sosial. Apa kau ada masalah denganku?"

"Apa?" Jaemin tersinggung, dia kini dengan frontal menatap Jeno tak suka. Terlebih melihat bagaimana sikap pria itu yang terlalu santai mengatakan hal sensitif. "Aku tidak memiliki masalah apapun. Bolehkah aku membalikkan pertanyaan itu untukmu? Ada masalah apa kau denganku? Kenapa kau begitu penasaran?"

"Kenapa tidak? Kurasa semua orang di kelas juga memiliki pertanyaan yang sama denganku tentangmu."

"Tetapi tidak ada dari mereka yang begitu ikut campur."

"Kau keberatan?"

"Tentu saja."

"Inikah alasan kenapa kau mendorong jauh-jauh mereka yang ingin dekat denganmu?"

Jaemin menernyit, menatap Jeno lurus-lurus sementara yang ditatap sama sekali tak terusik. Lalu dengan perlahan, Jaemin mulai menata buku-buku miliknya yang tersebar di atas meja. Pikirnya, menghindar akan lebih baik.

"Urusi urusanmu sendiri. Jangan libatkan aku untuk segala rasa penasaranmu. Aku sama sekali tak tertarik untuk dekat dengan siapapun. Terlebih, kau."

Jaemin berdiri, berniat beranjak meninggalkan tempat itu sebelum Jeno menahan lengannya dan melontarkan pertanyaan bodoh. "Kemana?"

"Pergi, aku ada beberapa urusan."

"Menghindariku?"

"Tidak." Jaemin kini menghadap Jeno dan berdiri tanpa gentar. "Itu kebiasaanmu 'kan? menilai orang lain hanya berdasarkan sudut pandangmu."

[Book 2] Seoul City ▪ HenXiao ☑️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz