Ninteen- BOOM!!

308 36 2
                                    

"Gak sengajahhh..."

Apa? Dia bilang gak sengaja dengan naik mobil ngebut-ngebutan lalu sengaja ngarahi mobil nya ketempat yang becek itu yang di bilang gak sengaja?

Gue menatap baju gue yang sudah kotor, bahkan kali ini lebih parah dari yang sebelum nya. Kenapa sih gue dipertemukan kembali sama manusia gak punya otak begini.

"Jangan pikir gue lupa sama lo ya, ini uda kedua kali nya lo buat baju gue kotor!" Gue menatap perempuan didepan gue sekarang yang sedang memberi tatapan mengejek kepada gue.

"Maksud lo apa?" tanya gue to the point. Seperti nya memang manusia ini ada masalah sama gue sampai dua kali melakukan hal yang kekanak-katakan begini.

Perempuan didepan gue inti tertawa mengejek. "Berapa jadi gue harus ganti? Sekalian aja sama yang dulu itu di Mall kan lo ketemu gue nya." Kata nya lagi-lagi yang membuat emosi gue sampai ke ubun-ubun.

Kenapa masalah datang dengan waktu yang gak tepat begini sih.

Perempuan bangsat di depan gue ini mengeluarkan dompet nya dan menarik salah satu kredit card nya lalu menyodorkan nya kepada gue. Menampakan wajah mengejeknya yang terlalu kentara didepan gue. Dasar devil!

"Nih, buat lo, beli baju sepuas nya. Baju sama orang nya sama gembel nya. Murahan lagi."

Oke gue gak sabar sekarang!

Gue mendorong bahu nya kebelakang, melangkah mendekatinya. " Gue tau bukan tanpa alasan lo melakukan hal menjijikan ini sama gue. Maksud lo apa? Lo punya masalah sama gue. Jangan kaya pecundang deh elo!"

"Pecundang? Sorry bukan tipe gue pecundang."

"Ya terus mau lo apa? Maksud lo apa? Gak usa sok suci deh lo!"

"Huh? Elo yang sok suci, siapa aja lo embat!!"

Gue mengerutkan kening, nih cewe sehat gak sih? Datang tiba-tiba melakukan hal yanh childish dan sekarang bilang kalau gue sok suci.

"Heh, denger ya, kenal lo aja gue enggak, sok nilai lagi lo sadar Mbak."

Malas melanggati nya lagi gue memilih membuka pintu mobil gue dan menarik tas, namun belum lagi gue selesai mengambil tas gue rambut gue ditarik dari belakang.

"Auh," kepala gue terus ditarik keluar dari mobil, saat gur melepaskannya dengan paksa dan kembalikan badan wajah sangar didepan gue yabg terlihat begitu emosi.

"Maksud lo apa HAH?!!"

"Maksud gue lo jangan keganjenan dekati calon suami orang!!"

"Lo waras? Calon suami siapa yang gue rebut? Gila ya lo!"

"BANYUUU!!!!!" teriaknya yang membuat gue membeku seketika.

"Lo bisa gak sih ngejauhi Banyu, Banyu itu cinta nya sama gue, lo jangan kecentilan gitu dong. Uda di peringati juga."

Gue terdiam meresapi kata-kata nya. Kemarin pas ketemu sama Mas Aam di Mall Mas Aam bilang namanya Dena, dan tadi saat dirunah Banyu Namanya Dena juga. Atau jangan-jangan ini cewe saraf yang uda mutusin Banyu terus minta balik lagi sama Banyu seperti yang di ceritain Mas Aam.

"Gak tau diri banget lo emang ya sampai kerumah Banyu segala pakai Alibi ketemu nenek nya Banyu lagi. Gatelan lo!"

"Heh, elo yang harus nya tau malu. Emang lo siapa nya Banyi. Tadi lo datang kerumah nya dan ditolak kan. See lo itu cuma mantan!"

Plak..

Sebuah tamparan mendarat di pipi gue. Cukup sakit gue rasanya, tidak ini memang sakit. Seumur hidup gue belum pernah gue ditampar sampai segini nya.

Babysitter for Baby Devil'sWhere stories live. Discover now