Eight- Menyedihkan

586 58 1
                                    

Apa salah dan dosa gue sehingga gue dapat cobaan yang sebegini berat nya. Dengan ada nya Anin saja sudah membuat gue ingin mengakhiri masa lajang kini ditambah calon adiknya hantu blau ini. bakalan jadi bacem kali gue jadi babysitter nya mereka.

Gue akan amat sangat bahagia jikalau calon keponakan gue yang kedua ini berhati malaikat dan bertingkah seperti manusia normal. Cukup-cukup Anin yang ngebuat sisi devil gue juga keikutan muncul. Bukan berarti kemunculan calon keponakan kedua gue ini gak gue harapkan. Sesekali bertambahnya anggota baru dikeluarga membuat suasana semakin ramai.

Eh iya, gue masih mendengar sangat jelas mereka yang lagi ribet gara-gara gue pinsan, gue uda sadar juga dari beberapa menit yang lalu tapi emang gue malam membuka mata. Antara malu dan emang kesel. Malu karena Cuma masalah kehamil Mbak Gisca gue pinsan dan membuat semua anggota keluarga rempong. Dan kesel karena sedari gue sadar hantu blau masih meracau gak jelas.

"Aunty Meninggal Mi, ayo kita ngaji.." Gue masih mendengar suara teriakan Anin dan sesekali kakak devil ini menggoyangkan tubuh gue.

"Syttt.. gak boleh ngomong begitu. Aunty gak boleh mati sebelum dapat suami.." Ujar Mbak Gisca menambahkan kegaduan disini. Ini enggak Emak enggak anak sama-sama nafsu mendoakan gue khususnya yang jelek-jelek.

"Oh iya.. iya.. nanti kalau Aunty sadar aku telpon Abi ya Mi.."

"Lah kok telpon Abi? Kan uda ada Mami sama Papi yang jaga Aunty.."

"Iya telpon Abi suru Abi bilang sama Uncle Batra supaya nikahi Aunty Mi.."

"Oh oke oke.."

Fix ini Emak sama anak sama gendeng nya. Ini kenapa gue sebut emak sama anak sama aja. Soal bully membully gue emang mereka jagonya.

"Apaan sih Mbak Milley belum sadar gara-gara dengan Mbak hamil ini. Mas gimana ni Milley? Parah kaga? Kalau parah bawa kerumah sakit aja yuklah.." Ajak Mas Aam yang memang khawatir sama gue gara-gara tragedi tadi.

"Engga papa kok, sebentar lagi sadar. Mungkin ketiduran soalnya kaya nya Mill kecapekan juga.." Gue bahkan masih bisa mendengar mereka ngobrol tapi dasar nya gue emang gak pengen ngebuka mata.

"Miii padahal besok aku mau keZoo, kalau Aunty atit aku sama siapa dong?"

"Sama Mami dong.."

"Gak mau!!" Protes Anin keras. Awas aja kalau hantu blau ini maksa gue buat jadi babysitter nya juga diacara besok.

"Kok gak mau sih? Mami kan cantik. Cantikan Mami lagi ketimbang Aunty.."

Gue hanya bisa menyumpaih emak dan anak ini dari dalam hati gue aja. Karena gue gak kepengen berdebat lebih jauh lagi.

"Mami perutnya gendut. Aku gak mau."

"Yaudah Papi yang antara ya?" Kini Mas ipar gue juga mencoba membujuk.

Ayo mas bujuk terus anak mu yang luar biasa itu. Jikalau gue besok sudah terbangun dan melihat hantu blau ini gue juga gak pengen nganter bocah ini. kali-kali ada emak bapaknya masih pada minta antar gue. Berasa jadi single mother.

"Papi nanti digodain sama Miss."

"Lah kalau Papi nanti digodain sama Miss, Bilang sama Mami. Biar Mami sambalado Papi sampai rumah. Enak aja Mami mau punya anak lagi malah mau goda-godaan sama cewe-cewe diluar.."

"AHHHHH.... Mami hamil adek Blauuuuu.. Cesperrr gak sukaaa!!!" Teriak Anin menggelegar membuat gue mau tidak mau membuka mata. Tapi setelah gue membuka mata kegaduan malah terjadi tepat didepan mata gue. Anin berusaha memberontak menyakiti Mbak Gisca. Salah satu fokus sasaran adalah perut Mbak Gisca yang katanya ada adek Blaunya. Gak nyadar padahal dia juga blau.

Babysitter for Baby Devil'sWhere stories live. Discover now