Twenty- Butuh Jeda

320 34 1
                                    

"Banyu?"

Dan sekarang gue harus ngomong apa sama Batra? Gimana kalau Batra kenal Banyu? Bagaimana jika Mas Aam juga tau kalau gue sedang dekat dengan orang yang mungkin dia kenal? Dan gimana kalau mereka jadi berantam karena gue?

Ya Tuhan Keadaan nya kenapa jadi serumit ini?

Dalam hati gue terus menimang apakah harus jujur atau mengalihkan perhatian Batra. Jika gue bohong semua ini akan semakin panjang. Apa gue harus jujur?

"Ini.."

"Dia orangnya?" Potong Batra dengan menatap gue lebih mengintimidasi. Gue yang ditatap mencoba mengalihkan tatapan nya kearah lain tapi suara Batra terlebih dulu membuat gue semakin menegang.

"Aku mau ketemu sama dia.."

Jujur gue bingung dengan keadaan ini, sangat amat bingung. Batra bertingka seola-olah gue kekasihnya yang sedang diganggu oleh laki-laki lain. Padahal realita semua ini gue juga dengan Batra tidak memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman dekat.

Apa gue pantas mendiskusikan semua ini dengan Batra? Aninnnn!!! Aunty dilema nich!!

"Tapi Masss..." gue mencoba memelas didepan doi, kali aja doi mau untuk tidak memperpanjang masalah ini. gue sudah ingin memutuskan hubungan dengan Banyu dengan atau tanpa permintaan maaf.

"Aku yakin kamu uda maafin dia pas dia ninggali kamu terus ketemu cewek itu, dan sekarang pasti dia bakal ngelakuin hal yang sama lagi. Ayo kita ketemuan sama dia, kita perjelas semua nya. Dia gak bisa ganggu kamu lagi." Batra menatap gue yang semakin bimbang lalu tangannya mengada, "Mana handphone kamu? Aku balas pesannya."

"Mas aku uda gak mau ada hubungan lagi sama dia, dengan atau tanpa permintaan maaf. Jadi aku gak mau aku atau kamu nemui dia. Gak ada gunanya juga."

Batra terlihat menggeleng. "Tentu ada guna nya Mill, kamu gak seperti yang dia kira. Jadi aku dan kamu harus memperjelas semua nya. Terutama ke perempuan itu."

Ada benarnya juga sih Batra,gue mau tahu secinta apa Banyu dengan perempuan itu sampai di saat gue benar sekalipun doi gak bisa lihat.

"Mana Handphonenya?" Tanya Batra lagi.

Gue menggeleng. Lebih baik gue yang membalas pesan Banyu. Jika Batra, mungkin dia sudah terbakar terlebih dahulu. "Aku yang balas.."

Batra mengangguk menyetujui apa yang gue minta. Membuka pesan Banyu yang isi nya sesuai dengan dugaan gue. permintaan maaf. Gue mengatakan kepada Banyu jika harus ada yang dijelaskan dihubungan ini.

Jujur gue merasa harga diri gue tergores. Gue sudah ditampar, dua kali baju gue dibuat kotor oleh perempuan iblis itu, dan ditambah Banyu yang dengan terang-terangan membela perempuan itu didepan gue sampai-sampai gue harus mendapat pertolongand ari satpam kompleks. Sesaat memang gue merasa marah sampai tidak mampu menahan semua kemarahan gue dan jalan satu-satunya menangis hingga laki-laki disamping gue ikutan murka.

Gue salut dengan respect nya Batra terhadap gue, walaupun gue gak tau hubungan dengan jenis apa yang sedang gue jalani. Kalau yang lain tau atau berpengalaman dibidang ini, pemirsa boleh telpon nomor dibawah ini.

Jangan lupa passwordnya, GAK TEGAAN AKUTUH!

HEH!

Sumpah apaan sih gue.

***

Hari ini rencana nya gue akan menemui Banyu dengan Batra tentu nya. Saat ini Anin maish dirumah sakit, ruangan inaf ini terasa sangat ramai karena teman-teman kompleks Anin pada menjenguk.

Jangan salah paham ya? Teman-teman sejawat nih bocah juga sebenarnya ogah-ogahan menjenguk pasien yang sudah mirip monyet kawinan ini. Yang dijenguk malah lebih aktif daripada yang menjenguk.

Babysitter for Baby Devil'sNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ