1

91 5 3
                                    

Diantara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu yang paling indah. Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh di kaki gunung. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi. Pagi, berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi. Hm, teringat. Aku baru saja selesai membaca novel Tere Liye "Sunset Bersama Rosie" malam kemarin. Dan memang betul apa yang dikatakan Tegar bahwa pagi adalah waktu yang paling indah. Aku sangat menyetujuinya. Karena, Pagi adalah waktu di mana sebagian muslim melaksanakan Tahajjud pada dini hari dilanjut Shalat Shubuh di pagi hari. Karena itu adalah kegiatan rutin di Pondok Pesantrenku.

Pukul 3 Pagi, Aku harus bangun untuk mengantri mandi dan melaksanakan Shalat Tahajjud. Damai dan tentram menguasai keadaan hatiku. Walaupun masih ada yang mengantuk tapi mereka tetap melantunkan tilawahnya setelah shalat sambil menunggu bagian mandi.

Alhamdulillah. Aku segera mengenakan mukena putih dan tak lupa juga membawa Al-qur'an.

"Ini adalah hariku. Allah selalu bersamaku. Bismillah.. " lirihku setiap pagi

Akupun turut bergegas ke Masjid untuk menunggu Shalat Shubuh Berjama'ah. Pemandangan di Masjid pun bagiku amat tenang nan teduh. Namun, para santri kadang tak bisa menahan rasa kantuknya hingga ada saja yang terdengar suara 'ngorok' hehe. Akupun sering mengantuk ketika membaca Al-qur'an astaghfirullah imanku sungguh masih lemah. Dan memang, saking padatnya jadwal ya itu terasa olehku. Akan tetapi, dalam menunggu adzan kami selalu tadarus atau bahkan menghafal ayat. Di lanjut setelahnya yaitu kegiatan Kajian Shubuh dan tak lupa mengaji Sharaf.

Pagiku yang sejuk. Kami selalu membersihkan sekitar pondok setiap pagi dan sore hari. Itu semua sudah terjadwal. Kami melakukannya dengan ikhlas dan senang hati. Karena, Allah menyukai hamba-Nya yang selalu Fastabiqul Khairaat. Semua beres, kami langsung menyiapkan sarapan pagi. Dan kebetulan, hari ini adalah hari libur sekolah. Berarti ada kesempatan untuk mencuci, menyetrika dan membereskan tugas lainnya. Tak lupa membantu oranglain yang sedang membutuhkan bantuan. Senangnya, karena di sini adalah tempat untuk mengumpulkan banyak kebaikan sebagai insvestasi akhirat kelak.

Terkadang apabila memiliki waktu yang senggang. Aku selalu mengajak temanku untuk bercerita. Dan selalu saja Aku mendapatkan hikmah kehidupan dari setiap kisah cerita yang mereka lontarkan. Aku pun tersentuh dengan beberapa cerita kehidupan mereka. Bahkan, membuatku terpikir bahwa kita tidak boleh menyerah di setiap lika-liku permasalahan yang membuat semu pendewasaan diri kita. Memang, tak pantas untuk kita mengeluh. Allah saja berfirman "Laa yukallifullahu nafsan illa wus'ahaa" Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. MasyaAllah begitu luas dan dalam tak terdefinisikan makna Cinta-Nya terhadap Hamba-Nya. Aku malu, Aku selalu ingin berbuat baik. Berusaha menjadi lebih baik. Akan tetapi memang betul, Istiqamah itu berat sekali. Tapi, Aku yakin. Dengan mempunyai teman-teman yang shalih bisa membantuku untuk terus berusaha berbenah diri.

Sampai saat ini, ada yang membuatku merasa...

Dan itu adalah ...

Ainun Nuha, Data dan WaktuNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ