Yeeun dan Taeyong hanya diam, mencoba menahan tawa karena wajah kesal Jeno.

Jeno mengabaikan Jaemin, memilih untuk mengambil makanannya dan segera pergi dari sana. melihat tentakel di piring Jaemin sebenarnya membuat Jeno tidak terlalu bernapsu untuk makan.

"Kamu terlihat berbeda saat ini. ada apa?" tanya Taeyong pada Jeno

Menghentikan suapannya , Jeno tersenyum pada Taeyong. Jeno meletakkan sendok, tangannya menggenggam tangan Taeyong.

"Ma, maafkan Jeno. Tapi Jeno akan mengikuti semua permainan Daddy. kita lihat, Kak Mark atau aku yang bisa bertahan."

Taeyong menghentikan makannya. Matanya menatap Jeno dengan sedih.

"Apa harus seperti itu?"

Jeno mengangguk, mempererat genggamannnya pada tangan Taeyong.

"Iya"

"Apa yang kalian perebutkan sebenarnya?"

Taeyong terkejut saat tiba-tiba Jeno menatapnya dengan tatapan lembut. Mata Jeno mengingatkan Taeyong pada Jeno remaja. Mata yang selalu Jeno tunjukan saat dia sedang merindukan Mark.

"Permintaan Maaf" lirih Jeno, "Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini Ma, aku akan membuktikan pada Daddy jika aku lebih mampu dari kak Mark. Aku akan menghancurkan ambisi Kak Mark di depan Daddy."

Taeyong tidak tau harus berkata apa saat ini. yang jelas dia sedih dengan keadaan anak-anaknya. Terlebih lagi, Jeno dan Mark memiliki tujuan yang berbeda. Dan disisi lain, Jaehyun benar-benar tidak bisa di andalkan.

Jeno menyudahi acara makannya. Merapikan penampilan dia bersiap untuk pergi.

"Aku pergi, paling aku pulang nanti malam"

Jeno berdiri, mencium pipi Taeyong sebelum mendekati Jaemin. membelai rambut kekasihnya itu, Jeno sedikit menuduk.

"Jangan kelelahan Oke." Ucap Jeno, Jaemin mengangguk dan tersenyum. "Aku pergi" lanjut Jeno sambil mencium bibir Jaemin singkat

Melangkah menjauh, belum sampai pintu depan Jaemin sudah memanggil Jeno,

"Jeno"

"Ada apa Na?" tanyanya sambil berbalik

"Pitbullnya yang bulunya lebat ya" ucap Jaemin

"Pitbull mana ada yang bulu lebat Na."

"Ada Jeno, coba cari dulu sebelum protes. Kebiasaan mengeluh kamu tuh" cibir Jaemin. "Apa-apa itu usaha dulu, jangan main ambil kesimpulan tidak ada" lanjutnya.

"Ya sudah, jangan terkejut jika aku pulang bawa singa"

~~

Jaehyun memutar-mutar gelas wine di tangannya. Membiarkan Minho yang duduk di depannya menatap dia dengan tatapan aneh. Mereka kini ada di sebuah restauran China yang menyediakan ruangan khusus. Sehingga di ruangan ini hanya ada mereka berdua.

Mereka baru saja menyelesaikan acara makan siang. Selanjutnya yang mereka lakukan hanya diam. Minho sibuk dengan urusannya dan Jaehyun sibuk dengan pemikirannya.

"Jadi jelaskan padaku apa tujuanmu Jaehyun"

"Tujuan apa?"

Minho memutar bola mata malas dengan basa-basi Jaehyun saat ini. menenggak wine di gelasnya, Minho menyangga kepalanya. Matanya fokus ke Jaehyun saat ini.

"Apa tujuanmu membuat mereka jadi rival"

"Tidak ada tujuan" balas Jaehyun singkat

Tangan yang tadi memainkan gelas wine kini beralih memainkan botol wine, menuangkan pada gelas Minho yang sudah kosong.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang