Tingkah Luna (2)

83 8 0
                                    


Luna pun berjalan dengan tertatih-tatih yang sengaja dibuatnya, ia juga dipapah oleh om itu sampai ke parkiran. Saat mereka sudah berdiri di salah satu mobil yang berjejer, Luna sedikit berdeham saat tau bahwa mobil mewah yang dihadapannya adalah milik Om itu.

Setelah membukakan pintu disamping kemudi untuk Luna, ia membantu Luna untuk duduk lalu menutup pintunya, kemudian berjalan memutari depan mobil ke sisi kemudi.

"dipasang dulu sabuknya!"perintah om itu saat melihat Luna belum memasangkan sabuk pengaman dan Luna pun menurutinya

Mobil pun melaju keluar dari perkarangan cafe membelah jalan raya bersama kendaraan yang lainnya. Luna sesekali melirik lelaki disampinnya yang terkesan dingin, bahkan mereka hampir sampai dirumahnya tapi lelaki itu belum juga mengajaknya bicara selain menanyakan alamat rumahnya tadi. Padahal dirinya bukanlah perempuan yang berparas pas-pasan, ia tergolong perempuan yang cantik diatas rata-rata, bahkan pipi tembemnya semakin mendukung dirinya yang imut-imut itu. Bee!

"ehhem"Luna berdeham untuk menarik perhatian om itu

"kenapa, kamu butuh minum?"tanyanya seraya melihat kearah Luna sebentar sebelum akhirnya kembali fokus ke jalanan

"iya om"

Lelaki itu memberhentikan mobil, kemudian ia mengambil botol minuman yang memang selalu dibawa dari rumah dan diberikannya untuk Luna.

"kebetulan saya belum meminumnya"ujarnya

"makasih om"

"sama-sama"

Dan suasana kembali hening, walau mobil telah melaju kembali. Luna menghembuskan nafasnya perlahan karena bingung dengan sifat lelaki tua disampingnya itu.

"btw nama om siapa?"tanya Luna akhirnya

"Rasyad, kamu?"

'masa iya sih gue enggak semenarik itu dimatanya?'batin Luna kesal

"kenapa diam?"tanya Rasyad bingung

"heh, kenapa om?"

"nama kamu siapa?"ulang Rasyad tanpa melihat kearah Luna

"Luna"jawabnya dengan wajah yang ditekuk

"kamu sekolah dimana?"tanya Rasyad yang sadar Luna sedang kesal karena sifat dinginnya

"SMA Pelita Harapan"

"sudah kelas berapa?"

"tiga"

"kamu tipikal orang yang cepat ngambekan ya?"Rasyad masih fokus pada jalanan di depannya

"gimana enggak ngambek kalau om nya dingin gitu?"ketus Luna membuat Rasyad kini memandang kearahnya sedikit lama

"maafkan saya"ucapnya kemudian

"yaudahlah lupakan aja"

'gue rasa semuanya gak berjalan lancar deh, gue salah pilih target nih! Rese deh ah'Luna mengusap wajahnya pelan

"kita sudah sampai"ucap Rasyad

"loh, om sejak kapan berdiri disitu?"shock Luna melihat pintu mobil sebelahnya sudah terbuka dan Rasyad yang berdiri menjulang tinggi di sebelahnya

"sejak dua menit yang lalu"jawab Rasyad seraya membantu Luna turun dari mobilnya

Rasyad menekan bel rumah dengan sebelah tangan kiri karena tangan kanannya masih memapah Luna. Tak lama kemudian, pintu terbuka dengan menampilkan mbok Nah yang sudah terlihat tua.

Tasbih RindukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang