BEAUTIFUL SUNRISE -1-

Start from the beginning
                                    

Hening kembali mendominasi keadaan. Niatku tadi entah kenapa aku tidak bisa melakukannya. Aku selalu gugup saat sedang bersamanya. Aku selalu linglung seperti orang bodoh. Ah apa semua orang yang jatuh cinta seperti ini? Atau hanya diriku saja?

"I Love You"

Dia mendongakkan kepalanya, menatapku. "Arrayo". Dan lagi-lagi hanya kata itu dan senyuman yang kudapat sebagai jawaban. Aku hanya bisa tersenyum dengan responnya yang selalu seperti ini.


***Beautiful Sunrise***


Hari ini seperti biasa aku mengantarkannya bekerja sebelum aku sendiri berangkat ke kantor. Dia adalah seorang perawat disalah satu Rumah Sakit di Korea. Dia tipe orang yang sangat pekerja keras, itu adalah salah satu alasan dari berbagai alasan lainnya kenapa aku mencintainya.

"Gomawo" katanya seraya keluar dari mobilku.

Aku menahan tangannya sesaat sebelum dia keluar dari mobil. Ku tatap wajah manisnya. Matanya yang sayu, bibirnya yang tipis. Aku mengelus lembut pipinya dengan pungung tanganku.

"I Love You"

Kalian tidak perlu bertanya apa responnya, karena dia pasti akan memberikan respon yang sama seperti sebelum-sebelumnya seraya berkata 'Arrayo'. Selalu seperti itu.

"Aku akan menjemputmu nanti." Aku mengatakannya saat dia benar-benar sudah keluar dari mobil. Dia hanya mengangguk mengiyakan. Dia melambaikan tangannya bersamaan dengan kepergianku dari tempat itu.

Aku berangkat menuju kantorku mengingat hari ini ada meeting bersama client dari Paris. Sesampainya dikantor aku yang berniat menuju ruanganku terhenti dengan teriakan temanku ini.

"Yakk Lee Eunhyuk! Kau ingat hari ini ada meeting kan?" dia bertanya dengan satu tangannya berada dipinggangnya sedangkan tangan yang satunya lagi memegang map yang berisi berkas-berkas.

"Lalu?"

"Bisakah kau datang tepat waktu?"

Aku hanya melihatnya dengan tatapan dingin. Dia adalah temanku Choi Siwon, lebih tepatnya sahabat dekatku. Atau bisa juga disebut partnerku. Aku membangun perusahaanku ini bersama dengannya. Dari nol sampai menjadi salah satu perusahaan terbesar di Korea seperti sekarang. Walaupun terkadang dia sangat menyebalkan seperti sekarang ini, tapi dia sebenarnya orang yang sangat baik, setia kawan, perhatian dan sangat peduli terhadapku.

"Sudahlah, ayo cepat kita keruang meeting sekarang. Aku tidak mau membuat mereka menunggu terlalu lama." Dia menarik tanganku menuju ruang meeting.


***Beautiful Sunrise***


Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Aku dan Siwon sedang menikmati makanan disebuah café tak jauh dari kantor. Siwon selalu curhat tentang apapun padaku, akupun sama saja sepertinya. Semuanya aku ceritakan tanpa terkecuali.

"Kau tidak menjemputnya?" Siwon bertanya sambil memasukkan makanannya kedalam mulutnya, tanpa melihatku.

"Hari ini dia pulang jam 7, tadi dia mengabariku. Entahlah, dia bilang ada urusan di Rumah Sakitnya."

"Kau tidak akan menanyakan kepastian kepadanya?" kali ini dia bertanya sambil menatapku. "Sampai kapan dia akan menggantungkan perasaanmu?"

Aku terdiam mendengar pertanyaannya. Siwon benar sampai kapan aku seperti ini, menunggunya, menunggu kepastiannya, menunggu jawabannya. Sampai kapan aku menunggunya?? Apa aku menyerah saja? Apa aku anggap dia menolakku? Dengan semua respon yang dia berikan, haruskah aku mengartikannya kalau itu adalah sebuah penolakan?

Tapi kalau dia memang menolakku, kenapa dia masih mau dekat denganku? Dia bersedia diantar dan dijemput olehku? Dia tidak pernah menolak kalau aku ajak pergi? Itu sama saja dia juga memiliki perasaan yang sama sepertiku. Bukankah begitu??

"Sebaiknya kau langsung tanyakan padanya, daripada kau hanya menerka-nerka saja. Memikirkan dia seperti ini, dia mungkin seperti itu kepadamu."

'Sial, dia selalu saja tahu apa yang sedang aku pikirkan' umpatku dalam hati.

"Pergi, kau harus segera menanyakan padanya langsung. Aku tidak ingin kau mati karena keseringan melamun seperti ini, bisa-bisa kau menjadi arwah penasaran. Aku tidak mau sahabatku mati dengan cara mengenaskan seperti itu."

What the...

Aku dan Siwon saling menatap, kemudian tertawa bersama.

"Sialan kau. Kau pikir aku mau mati dengan cara seperti itu?" hanya tawanya saja yang dia jadikan sebagai jawaban.


***Beautiful Sunrise***


Tepat pukul 7 aku sudah berada di Rumah Sakit untuk menjemputnya. Tak lama aku menunggu dia keluar, melambaikan tangannya padaku sambil tersenyum. Aku membalas senyumnya dan menyuruhnya untuk segera naik kemobilku.

Aku mengajaknya untuk mengobrol sebentar didekat Sungai Han. Aku akan menanyakan jawabannya. Aku akan siap dengan segala kemungkinan dan keputusannya. Sekarang dia sedang duduk disebelahku sambil menatap lurus kedepan, menikmati pemandangan malam yang ada didepannya. Dan jangan lupakan senyuman manisnya yang tak pernah luntur itu.

"Ehem.." aku berdehem yang sukses membuatnya mengalihkan pandangannya menjadi melihatku. "Kau tahu aku mencintaimu kan?"

Dia hanya mengangguk. Dia menatapku lembut dengan mata sayunya.

"Apa sekarang kau sud—" pertanyaanku terhenti karena lagi-lagi ponselnya berdering. Aish kenapa ponselnya selalu berdering disaat yang tidak tepat. Aku kesal sendiri dibuatnya. Dia menjawab panggilan masuk itu. Tapi kali ini dia tidak menjauh, dia menjawabnya didekatku. 'Tidak seperti biasanya' pikirku.

"Yeoboseo. Ne Kyuhyun-ah, waeyo?"

Aku spontan melihat kearahnya saat dia menyebutkan nama yang terdengar asing bagiku. Aku mengetahui dan kenal siapa saja temannya. Tetapi nama itu aku tidak mengetahuinya. Mungkinkah...

"Jinjja? Oke baiklah aku akan menjemputmu besok." Dia berkata dengan sangat riang. Aku tidak pernah melihatnya sesenang ini. "Aku juga mencintaimu, bye." lanjutnya.

Aku terkejut mendengar kata yang terakhir dia ucapkan. Jujur itu membuatku sakit. Dia bisa dengan mudah mengucapkan kata itu kepada orang yang menelponnya. Tetapi kenapa tidak denganku? Dia menyimpan kembali ponselnya, lalu melihatku yang memang sedari tadi sedang menatapnya bingung.

"Kau tadi mau menanyakan soal apa?"

Lihat, dia bahkan tidak menyadarinya. Dia tidak menyadari kalau aku sedang bertanya-tanya seperti sekarang ini.

"Tidak, lupakan saja. Ini sudah malam, kita pulang sekarang saja."




TBC..

Jangan lupa comment dan vote yaa :)

Menerima kritik dan saran <3 Maafkan kalo ada typo yaa..

Gomawoyeorobun *kiss* *bighug* 

BEAUTIFUL SUNRISEWhere stories live. Discover now