[🌙] 03; Our Haters

3.1K 459 38
                                    

Seoul, 9 April 2017
Hari ini cukup membuatku kesal dan marah, tapi semua selalu bisa Jimin kendalikan, istri cantikku yang selalu membela dan di sampingku saat orang-orang menganggap aku tidak berguna lagi—


"Turunkan topinya sampai mata anda tertutup Jimin-ssi,"

"Ya, tahan sebentar,"

Ckrek

"Sekali lagi, tahan,"

Ckrek

"Lihat ke kamera Jimin-ssi, pandang kamera seakan kau jatuh cinta pada kameranya,"

Ckrek

"Tidak, bukan begitu Jimin-ssi, ulangi lagi,"

Jungkook tersenyum saat mendengar suara wanita yang sedang mengarahkan Jimin dan jepretan kamera yang berdengung di telinganya.

Hari ini Jimin memintanya lagi untuk menemani pemotretan, mereka ada di studio foto yang tidak terlalu jauh dari rumah keduanya.

Jungkook duduk dengan tenang di sofa yang di sediakan sambil memegang botol minum untuk istrinya.

Ia sekarang memakai kacamata hitam dengan wajah yang datar, ia sedikit sensitif terhadap cahaya kamera.

Ia sedikit pening jika matanya terkena cahaya kamera jadi Jimin selalu membawakan kacamata hitam untuknya.

Sedari tadi ia bisa mendengar beberapa suara 4 orang gadis yang membicarakannya di depan sofanya.

'Hey lihat orang yang duduk di sofa itu, dia tampan sekali,'

'Apa dia model juga?'

'Aduh aku ingin kenalan rasanya,'

'Hus itu suami Jimin-ssi,'

'Hah? Yang benar? Aish!'

'Pantas saja, mereka pasangan sempurna,'

'Huum! Yang satu tampan dan yang satu cantik,'

'Aaaaaa suami Jimin-ssi sempurna sekali! Lihat lihat lihat! aku juga jadi ingin suami seperti dia,'

Jungkook hanya bisa tersenyum miris, mereka belum tau saja kekurangannya apa.

Heol, mana ada orang yang sempurna di dunia ini girls, batinnya sambil menjilat bibirnya.

Para gadis itu memekik melihat Jungkook yang terlihat tampan saat menjilat bibirnya, Jungkook hanya acuh, terlalu biasa seperti itu.

Dipuja, disukai, disayangi, dicintai, ia sudah terbiasa dan terkadang muak mendengarnya.

Pengecualian untuk istrinya, ia selalu merasa kurang bahkan jika Jimin hanya memanggilnya dengan panggilan sayang.

Dari pada sibuk pada gadis yang hanya bisa memuji fisik, ia lebih baik menikmati suasana yang selalu bisa membuatnya senang.

Dulu ia sangat suka dengan hal berbau seperti ini, ruangan privasi untuk ia dan modelnya-yang kebanyakan Jiminlah modelnya.

Baju yang berserakan dan menggantung di belakangnya, cahaya kamera yang menyorot karya seni indah yang akan di ciptakannya.

Laptop dan alat cetak foto juga suara kru-kru yang bekerja untuknya.

"Hhhh...," Jungkook menghela nafasnya, ia rindu sekali bisa bekerja seperti dulu.

Jimin membawanya kesini bukan berarti istrinya mau Jungkook bersedih karna tak bisa melakukan hal kesukaannya lagi.

Blind [KookMin]Where stories live. Discover now